Hati Ryan serasa ikut hancur bersama kesedihan Lela.
" maafkan mas, La. maafkan Mas. " ucap Ryan sambil mendekap tubuh Lela berusaha menenangkannya. Lela masih sesenggukan di pelukan Ryan. tubuhnya terasa lelah karena terlalu banyak menangis.
" kenapa...kenapa aku harus bertemu denganmu lagi. kenapa kamu menghancurkan hidupku sekali lagi? kenapa? aku benci kamu....aku benci. " gumam Lela lirih sebelum akhirnya tertidur di pelukan Ryan.
" Maafkan aku La. maafkan semua kesalahanku padamu.aku sangat mencintaimu, aku bahagia kita bisa bertemu lagi.aku mencarimu bagai orang gila. tapi aku kembali menyakitimu lagi.bahkan menjadi penyebab bayi kamu tiada. maafkan aku La..."
Ryan lalu menidurkan Lela di ranjang rumah sakit. bahkan dia lupa ada Dio yang sedari tadi melihat interaksi kedua orang dewasa itu dengan wajah penuh selidik. walaupun usia Dio baru 4,5 th. tapi Dio adalah anak yang sangat cerdas, Dio memahami ada hubungan yang belum dia mengerti antara mamahnya dan om Ryan. dan Dio juga marah besar pada Om Ryan yang membohonginya perihal adiknya. apalagi Dia mendengar Mamahnya menyebut Ryan yang menjadi penyebab adiknya meninggal. Dio menatap Ryan dengan pandangan sangat tajam dan segera menyerang Ryan yang saat itu sedang menidurkan Lela di ranjang. Dio menggigit kaki Ryan dengan keras. hingga Ryan mengaduh karena serangan Dio yang tiba-tiba.
" auw.....aduh....." hampir saja Ryan reflek memukul kalo saja dia tidak segera melihat kebawah dan mendapati Dio yang menggigitnya.
"aduh....sakit Dio, kenapa Dio menggigit begitu. " tanya Ryan
" om jahat...om sangat jahat, om sudah buat mama Dio menangis hingga pingsan. dan membuat adik Dio meninggal, om juga bohong sama Dio, kalo adik Dio masih hidup padahal udah meninggal. om jahat. Dio bakal laporin om ke papah, biar om di penjara. "
" Dio, sayang..maafin Om ya. om nggak bermaksud bohong sayang. Om cuma nggak mau Dio sedih. maafin Om ya sayang. "
" Dio nggak mau maafin Om. Dio mau lapor sama papah. Dio benci sama om Ryan. " teriak Dio lantang.
" Dio, maafin Om ya sayang. Om...om bener-bener minta maaf. Om akan terima hukuman dari Dio. Dio boleh kok gigit om lagi atau pukul om juga boleh. tapi Dio jangan marah ya sama Om. please " rayu Ryan sambil menangkupkan kedua tangan di depan dada.
" Om pikil Dio bodoh. Om bakal dipenjara.Om udah bikin Mama nangis.Om jahat...Om bakal dihukum sama Allah. " teriak Dio lantang lalu berlari mendekati tubuh mamanya dan naik ke atas ranjang.
Hati Ryan seakan tercabik-cabik melihat kemarahan Ibu dan anak tersebut. Hati Ryan menangis, Andai waktu bisa diputar kembali Ryan tak ingin membuat Lela menderita. Kenikmatan sesaat yang dia lalui dulu bersama Lela membuat dirinya bahkan terpuruk lebih dari 5 tahun. Dia sudah menghancurkan gadis lugu dan baik seperti Lela. bahkan Lela harus terusir dari keluarga dan sekolahnya. Entah cobaan apa saja yang sudah Lela lalui setelah kejadian itu. Ryan tau Lela hamil setelah beberapa bulan berlalu dari Asih sahabat baik Lela di sekolah.
Flasback
Ryan dengan hati berbunga-bunga datang ke sekolah Lela untuk menjemputnya setelah dia kembali dari Jadwal kuliahnya yang padat. Ryan bahkan langsung ke sekolah dari Bandung. Dia menunggu dengan sabar hingga bel pulang berbunyi. Ditangannya Dia membawa seikat bunga untuk Lela. bahkan Ryan sudah menyiapkan sebuah cincin emas yang dia selipkan di dalam bunga tersebut. Ryan benar-benar rindu pada kekasihnya itu. Ryan ingin memberikan kejutan manis dan melamar Lela. bahkan Ryan sudah menyiapkan tempat romantis untuknya dan Lela di sebuah Cafe. Ryan bhahkan membooking seluruh Cafe hanya untuknya dan Lela makan malam romantis.
Ryan mencium bunga ditangannya sambil melihat ke pintu gerbang mencari sosok wanita yang dicintainya, diantara gadis berseragam abu-abu yang keluar dari halaman sekolah.
Namun sampai sekolah mulai sepi tak jua dia dapati wajah ayu Nurlela. membuat Ryan khawatir. " apa Lela tidak masuk sekolah? kenapa dia tidak juga keluar? apa dia piket? atau dipanggil guru? " tanya Ryan pada dirinyaa sendiri. Ryan lalu mencoba mencari Lela di dalam lingkungan sekolahnya. namun ketika Ryan baru melangkahkan kakinya, Ryan melihat sosok Asih yang berjalan pulang seorang diri.
" Asih...." panggil Ryan.
Asih yang tadi berjalan dengan penuh keceriaan, tiba2 menatap Ryan dengan penuh kebencian. sesaat kemudian wajah Asih merah padam memandang Ryan dengan penuh amarah yang begitu besar.
Ryan mendekati Asih yang masih menatapnya penuh kebencian.
" Asih, apa Lela tidak masuk sekolah? kok daritadi aku tunggu nggak keluar juga? " tanya Ryan pada Asih namun mata Ryan masih jelalatan mencari Lela.
Asih yang melihat itu langsung pergi tanpa menjawab sepatah katapun dari pertanyaan Ryan.
"Asih tunggu..." teriak Ryan sambil mencekal tangan Asih.
" Asih kenapa kamu tak menjawab pertanyaanku? Dimana Lela?
" lepaskan...jangan sentuh aku. " teriak Asih penuh kemarahaan.
Ryan lalu melepaskan tnangannya dari tangan Asih. " Ok...aku lepas tapi tolong beritahu aku dimana Lela? "
Namun....."Plaak." Asih bukannya menjawab pertanyaan Ryan malah justru menampar Ryan dengan sangat keras hingga bibir Ryan sedikit berdarah.
Ryan begitu terkejut dengan sikap Asih yang tiba-tiba menamparnya. Ryan langsung merasa ada yang tidak beres dengan Lela. bagaimana seorang Asih yang begitu perhatian pada sahabatnya bisa menamparnya dengan penuh kebencian. Asih begitu dekat dengan Lela hingga Asih sangat tau cerita Ryan dengan Lela.
" Asih...ke...kenapa kamu menamparku?" tanya Ryan.
" Kamu ba****an Ryan. tega-teganya kamu menghancurkan sahabatku. "
" Apa maksudmu Sih? kenapa dengan Lela. " tanya Ryan panik
" Apa....apa maksudku? Hey....tanya pada keluargamu Apa yang mereka lakukan? laki-laki tidak bertanggung jawab. "
" Sih, tolong jelaskan padaku. apa yang terjadi pada Lela. aku benar-benar tidak tahu. aku baru pulang dari Bandung dan langsung kemari ingin memberikan kejutan pada Lela. "
" Cih..." Asih geram dengan sikap Ryan yang sok lugu padahal Dia sudah menghancurkan Lela sahabatnya. Asih melangkah pergi meninggalkan Ryan. namun buru-buru dicekal tangannya oleh Ryan.
" Lepaskan tanganku Tuan Ryan yang terhormat. "
" Please Sih, jelasin apa yang terjadi pada Lela. aku benar-benar tidak tahu. " Ryan akhirnya berlutut sambil memegang tangan Asih memohon penjelasan membuat Asih jadi salah tingkah dengan sikap Ryan. Asih jadi yakin Ryan memang tidak tahu apa yang terjadi pada Lela. membuat Lela jadi trenyuh dan mau menceritakan apa yang terjadi.
" Ok, mari kita bicara.tapi jangan disini. "
" Ok ikut aku. " Ryan lalu membawa Asih masuki mobilnya. mobil yang dikemudikan Ryan menuju ke sebuah Cafe yang cukup tenang.
Ryan memesankan Es Choco Cream untuk Asih. Ryan tahu Lela dan Asih sangat menyukai minuman itu.
" Kau masih menyukainyakan? " tanya Ryan
" tak perlu basa basi Ryan. aku akan menceritakan kejadian yang menimpa Lela. "
Asih lalu menceritakan apa yang di lihat dan di dengarnya ketika Dia membuntuti Lela mencari Ryan di rumahnya dan mendapat perlakuan buruk dari Ibunda Ryan.
" Apaa? Lela hamil? "
" Ya...Lela hamil anak kamu. kamu Bre**sek Ryan. tega-teganya kamu menghancurkan hidup Lela, tega-teganya kamu tidak memberi kabar dan membuat Lela panik dan mencarimu ke rumahmu. Dan mendapat hinaan bertubi-tubi dari mama kamu. "
" Mama menghina Lela....tidak mungkin...." Ryan seolah tidak percaya bahwa mamanya yang begitu dia cintai tega mengina kekasih hatinya.
" Apanya yang tidak mungkin? aku mendengar sendiri Mamahmu menyebu Lela pala***, dan menertawakan kondisi Lela, menyebut Lela bodoh karena mudah tertipu oleh mulut manismu. "
" Lalu...Lela dimana? "
" aku tidaak tahu. setelah kejadian itu. Lela berlari menerjang hujan entah kemana. dan bodohnya aku tidak mengikuti Lela saat itu. aku masih tidak percaya dengan apa yang aku lihat dan dengar. aku terpaku masih mencerna apa yang terjadi sampai aku tak tahu kemana Lela pergi. aku benar-benar sahabat ynang tidak berguna." Sesal Asih dengan wajah tertunduk dan sangat menyesal.