webnovel

Playboy juga punya hati

Arul adalah seorang Playboy yang suka gonta-ganti pacar karena dia benci pada wanita dan ingin membalas dendam pada wanita karena kehidupan keluarganya. Risya gadis tomboy berkulit putih yang memiliki lesung pipit di pipi. tidak pernah pernah pacaran perempuan sholehah yang memasuki kehidupan Arul dan merubah Playboy yang tidak punya hati. menjadi seorang Lelaki yang memiliki hati. Dia memiliki prinsipnya pacaran 1x, jatuh cinta 1x dan menikah 1x. Belinda gadis Psikopat yang mencintai Arul dan terobsesi pada Arul. yang akan melakukan apapun untuk bisa mendapatkan cinta Arul. " Cinta yang ada di hati hanya memiliki 1 nama, Namun Takdir kadang memberikan banyak nama dalam kehidupan kita. karena Takdir berbeda dengan Cinta. Cinta hanya mampu dirasakan dengan hati. tapi takdir adalah sesuatu yang harus kita terima walau tidak sesuai keinginan hati. " Bagaimana kisah Arul dan Risya ?? akankah mereka hidup bersama ?

kavia_trina · 都市
レビュー数が足りません
155 Chs

138. Bertemu kembali

Pak...Saya mamanya Caca. saya mu tanya dimana anak saya?" tanya Risya yang tergopoh-gopoh menuju ruang sekurity karena mendengar pengumuman anak hilang. bahkan nafasnya masih tersengal-sengal karena dia berlari secepatnya menuju ruang sekurity.

" Caca..?" tanya bapak satpam yabg sedang bertugas.

" ehm...mak....sud saya Marisa Anggraeni Putri pak. tadi saya denger di pengumuman. "

" Oh...Marisa ada bu di dalam di ruang tunggu bersama orang yang menemukannya. "

" Oh Alhamdulillah...boleh saya masuk pak ?"

" Oh ya tentu bu Silahkan."

Risya langsung masuk ke ruang tunggu dan menemukan Caca sedang memijat-mijat kepala seseorang.

" Caca..."

" Mama..." teriak Caca sambil berlari ke pelukan Risya.

" Kamu kemana aja sih sayang. mama cari-cari. "

" tadi Caca cuma liat ada kucing Ma tlus Caca ikutin. tapi caca lupa mama dimana untung ada Om itu antelin Caca cali Mama. "

" Oh.gitu ya udah lain kali jangan pergi sendiri ya. Pak..makasih banyak ya udah bantu anak saya. " Risya lalu mengucapkan terima kasih dan Arul lalu memalingkan wajahnya dan mereka berdua sama2 terkejut.

" Risya..."

" Mas Arul"

Pandangan mereka bertemu. ada kerinduan yang begitu dalam dihati mereka. karena mereka akhirnya bertemu setelah 4 tahun berpisah. Hampir saja mereka melangkah dan saling berpelukan namun langkah keduanya terhenti bersamaan karena mereka tersadar pada kenyataan mereka bukan siapa-siapa lagi. Dan kecanggungan meliputi hati mereka berdua. " Apa kabar ?" kata Arul dan Risya bersamaan membuat mereka tertawa bersama menghilangkan sedikit kecanggungan diantara mereka.

" kamu duluan deh. " kata Arul mengalah.

" kamu apa kabar Mas ?"

" aku baik. kamu?"

" alhamdulillah baik Mas. "

" Jadi Caca anak kamu Sya?"

" Iya mas. Dia anak aku. Apa Dia ngrepotin kamu tadi ? "

" enggak kok. anak kamu lucu banget, pinter dan cantik..kaya mamanya. " ucap Arul tanpa sadar memuji Risya membuat hati Risya kembali berdebar.

" Lama kita nggak ngobrol ya. Kalo ada waktu gimana kalo kita ngobrol di kantin. sekalian aku laper nih. " Ajak Arul

" Tapi Mas....aku nggak enak nanti dikira... "

" Ayolah Sya temani aku makan. lagipula aku sudah janji sama Caca akan membelikannya Ice Cream. "

" hm....gimana ya ?"

" Ayo ma. beli ec clim....beli ec clim. Om...tadi om janjikan sama Caca mau beliin ec clim. " kata Caca menagih janji Arul.

" Iya tadi um dah janji sama Caca. jadi sekarang Om akan memenuhi janji Om sama Caca. " Kata Arul sambil mengambil Caca dari gendongan Risya

" Mas...kok...Caca..." Risya jadi merasa terabaikan dengan keakraban mereka berdua dan dengan kesal mengikuti langkah Arul dan Caca ke kantin.

Mereka memilih duduk di pojok kantin yang terlihat sepi.

" kamu mau makan apa Sya?" tanya Arul seperti biasa akan memesankan makanan untuk Risya seperti dulu membuat hati Risya tambah berdebar kencang.

" aku minum aja Mas. "

" Jus melon?" tanya Arul menanyakan minuman kesukaan mereka dulu.

Risya senang Arul masih ingat minuman kesukaannya.

" I...iya...mas."

Arul lalu memesankan makanan untuk mereka bertiga. bahkan Arul memesankan martabak untuk Risya

" Ini....aku kan nggak memesan martabak mas."

" aku yang pesankan. temani aku makan ya. " Risya semakin terhanyut dengan perhatian Arul. begitu juga Arul yang merasa sangat bahagia bisa bertemu Risya dan Caca. bahkan jika orang lain melihat mereka tampak seperti keluarga kecil yang bahagia.

" Sya kamu ada apa ke rumah sakit" tanya Arul membuat Risya yang sedang makan martabak menjadi tersedak.

" uhuk..uhuk...uhuk..."

Arul langsung dengan sigap mengambilkan minum untuk Risya dan menepuk-nepuk punggung Risya membuat Risya tambah terharu dengan perhatian Arul padanya. Arul dengan lembut menghapus airmata Risya diujung matanya.

" Ada apa Sya ?" tanya Arul lembut. Arul memang selalu tau apa yang dipikirkan Risya dan selalu dapat memahaminya.

" nggak papa mas." jawab Risya berusaha menutupi semua deritanya sendiri. betapa malunya jika sampai Arul tau bahwa dia tidak bahagia.

" kamu belum jawab pertanyaan aku Sya. kamu ada apa ke rumah sakit Sya? " tanya Arul lagi. Arul bisa merasakan ada ynag disembunyikan Risya dari dirinya.

" Caca sakit mas." kata Risya akhirnya sambil menatap Caca dengan pandangan sedih

" Caca...sakit ? dia sakit apa?

" Caca sakit Leukimia Mas ?"

" Apa Caca sakit Leukimia? Kanker Darah ? tapi dia kelihatannya baik-baik aja nggak sakit.

" Itulah Caca Mas. Dia anak yang hebat bahkan dia nggak pernah mengeluh sakit sedikitpun. padahal dia harus menjalani serangkaian test yang pasti menyakitkan. "

" Sudah separah apa penyakitnya ?"

" Dia harus segera mendapatkan donor sumsum tulang mas. dan kami belum menemukannya. aku dan suamiku tidak ada yang cocok dengannya.

" Lalu dimana suamimu? apa dia tidak mengantar kalian?" tanya Arul sedikit kesal

"Suamiku sedang bekerja mengumpulkan uang untuk biaya Caca operasi mas. " jawab Risya berusaha melindungi Ryan dimata Arul.

Risya nggak mau sampe Arul tau kalo dia nggak bahagia bersama Ryan.

Tapi Arul bisa melihat perubahan di wajah Risya saat Arul menanyakan suaminya. Ya Arul sangat memahami Risya sejak dulu. Arul bisa paham dengan melihat ekspresi wajah Risya. Risya sadar dia nggak bisa menyembunyikan apapun dari Arul tapi bagaimanapun Dia harus melindungi suaminya dan menutupi aib suaminya. bukankah itu kewajiban seorang istri.

" Sya, kamu jangan sedih ya. aku akan bantu kamu menemukan donor untuk Caca. " kata Arul sambil menggenggam tangan Risya membuat hati Risya benar-benar nyaman di sisi Arul. Ingin Risya memeluk Arul dan membagi beban hidupnya namun dia sadar itu tidak pantas baginya.

" Papah..." teriak Dio yang mencari Arul dikantin dengan Lela. membuat Arul langsung melepaskan tangan Risya dan menyambut Dio.

" Pah, dio mau es krim. " pinta Dio manja membuat Caca yang melihat jadi cemburu. dan segera meletakkan ice creamnya dan menarik tangan Arul minta diperhatikan. Arul jadi gemas dibuatnya.Arul lalu menggendong Dio di sebelah kanan dan Caca di sebelah kiri.

Arul hendak melangkah membeli Ice Cream untuk Dio tapi dihentikan oleh Lela.

" Rul, kamu harus segera liat ibu. Dia Anval tadi dan Dokter membawanya ke ruang ICU. "

" Apa ??"

" Ada apa mas?"

" Maaf Sya mas harus lihat ibu. " Arul lalu memberikan Caca pada Risya dan menggendong Dio ke ruang ICU diikuti oleh Lela.

" jadi kamu udah menikah mas? dan kalian sudah punya anak bahkan istri kamu sedang mengandung anak ke 2. aku senang akhirnya kamu udah bahagia mas. " ucap Risya sambil mengusap airmata yang akn menetes

" mama kenapa? mama nangis?" tanya Caca polos

" enggak kok sayang. mama cuma kelilipan ada debu masuk ke mata mama sayang. "

" oh..cini Caca tiupin mata mama. " tingkah Caca berhasil membuat Risya tersenyum.

" udah nggak kelilipankan mah?" tanya Caca

" udah. "

" mama mau beli ice cream lagi buat Caca.? " tanya Caca yang heran melihat mamanya mu membelikannya Ice Cream lagi. padahal biasanya Mamanya paling anti kalo Caca makan Ice Cream kebanyakan.

" Iya mama mau beliin Caca Ice Cream lagi juga buat Kaka Dio tadi. " kata Risya menjelaskan. Bagaimanapun sakit hatinya melihat Arul dan istrinya. tapi Risya berusaha tetap menyayangi anaknya. seprti Arul juga menyayangi Caca.