webnovel

I'm Not Your Mine

"Woy! Jangan melamun, entar kesambet," celetuk Nathan. Nathan ikut terhanyut melihat crema kopi Truffle yang berputar. Minuman yang terdiri dari espresso dengan vodka dan frangelico hasil racikan dari adik tunanganya—Karina ini selalu berhasil memanjakan lidah Nathan.

Pagi-pagi sekali pria bernama Nathan Virendra berkunjung kerumahnya untuk memborong beberapa alat penyadap serta CCTV. Heran sebab tidak biasanya pria itu datang dan berbicara serius dengannya. Padahal setiap bertemu pun, Nathan selalu mengajaknya bermain game atau Nathan Narendra yang selalu mengajaknya adu jotos.

Akan tetapi yang membuat Nathan bingung disini, kenapa Nathan meminta alat seperti itu kepada supplier makanan beku? "Gue gak bisa beli banyak kalau secara resmi," lontar Nathan.

Nathan Narendra menatapnya serius, atau lebih tepatnya sebal? Lantaran Nathan datang dengan tidak sopannya menendang Nathan yang langsung berguling jatuh dari atas sofa sembari mengacungkan dua gelas kopi yang saat ini dia minum sendiri.

"Jangan-jangan... " Nathan mematri Nathan yang santai menyeruput minuman untuk sahabatnya itu.

"Ya, udah dari dulu gue tahu penyeludupan loe," Nathan terperangah mendengar pernyataan Nathan. Apalagi katanya dia pernah berjasa mengantar beberapa barang Nathan keluar pulau Jawa.

Nathan sempat mempelajari beberapa teknik penyeludupan, sampai menemukan klien bernama Nathan Narendra yang akan bertransaksi kala itu. Akan tetapi entah apa yang terjadi—semua barangnya menghilang... bersamaan dengan Nathan yang melarikan diri dari rumah.

"Loe sekarang terang-terangan bilang tahu pekerjaan gue dari dulu? Sialan loe Nath!" Nathan menjadi frustasi taatkala melihat Nathan cengengesan tidak jelas. Tidak mungkinkan Nathan harus membunuh Nathan karena dia tahu sesuatu. "Nath dengerin gue—."

"Lebay loe, santai aja kali. Karena yang gue tahu, loe cuma nathan Narendra pemilik Zoger oke?" potong Nathan. Lagipula Ia dan Nathan memiliki permasalahan hidup yang berbeda meski pernah berjuang bersama saat kecil dahulu.

Nathan bahkan pernah menjual perusahaanya NK inc saat Zoger harus menggalang dana agar tetap bisa berdiri koko. Namun akhirnya terlahirlah Zoger inc yang terus mencuat berkembang pesat ketika kabar itu terus sampai di telinga Nathan.

Apalagi dia terkejut karena Nathan Virendra secara gamblang mengatakan pernah menutup kasus Nathan yang membunuh salah satu pemilik perusahaan pabrik susu lantaran menyalip supplier krim miliknya yang terendus polisi.

Nathan Virendra masa bodoh bahkan jika Nathan merupakan seorang koruptor sekalian. Sebab yang Ia tahu, Nathan adalah adik perkasanya. Bahkan jika memang Nathan Virendra merupakan teman yang busuk, sudah jelas dia akan melaporkannya pada pihak berwenang mengenai perkara Nathan sejak dahulu kala.

Sampai jam sembilan pagi, dimana mereka mengobrol mengenai kepelikan yang terjadi. Terhadap teror yang menyerang kedai tempat favoritnya minum kopi. Sampai Nathan nekat membekali Nathan pistol dan menawarkan bantuan lain, akan tetapi Nathan menolak.

"Mau berjuang sendiri dulu gue," jawab Nathan. Nathan tersenyum miris melihat usaha pria itu untuk meluluhkan wanita, hampir senasib dengannya meski Harin lebih terbuka dibanding wanita bernama Tsuyoi Sentoki yang saat ini baru turun bersama Crystal untuk memasak.

Nathan Narendra pun menceritakan tentang magis walaupun Nathan mengangguk ragu bahkan sampai memeriksa kening Nathan.

Pemilik Zoger itu mencoba menjadi pendengar baik, sampai ikut-ikutan berselancar di internet mencari tahu mengenai legenda hone-onna, penghianatan, sampai ramalan serta hubungannya dengan orang terpilih dari Indonesia.

"Terpilih apa dulu? Kades apa presiden, loe gak spesifik sih ah!" Nathan uring-uringan taatkala beritanya simpang siur antara blog satu dengan blog lain. Nathan pun mengaruk kepala, sebab apa yang takdir ramalkan untuknya, sebagai orang terpilih namun dalam hal apa?

Lantaran, sejauh apapun yang dia dan Nathan dapat. Kesimpulannha hanya kemunculan dendam Hone-Onna terjadi, sebab kekasihnya memiliki keturunan dari salah satu pelayannya. Mereka saling tikam, sampai mengutuk setiap keturunan yang mencoba untuk bersatu kembali menjalani takdir mereka.

Keduanya hanyut selama puluhan menit... sampai akhirnya Nathan berpamitan setelah membawa satu tas kecil alat penyadap beserta CCTV.

"Percaya sama gue, gak usah dipikirkan oke?" Nathan mengusap acak pucuk kepala Nathan sampai membuat pria itu ingin memeluknya. Ralat! Menendangnya maksud Nathan.

Terlalu baik sosok seorang Nathan Virendra kepadanya. Pria yang sama kesulitan soal bertahan hidup itu membuat Nathan selalu ingin berlama-lama dengannya. Apalagi salam penutup dari semua obrolannya bersama Nathan, Ia mengatakan bahwa...

Semua orang punya jalan hidup seperti misteri serta berliku dan sulit untuk dipecahkan layaknya labirin. Yang harus dilakukan orang tersebut adalah mencari tahu, kenapa harus dia? Kenapa bukan orang lain, dan kenapa dalam beberapa aspek terasa sulit. Intinya, ada alasan dibalik semua hal yang menerpa kedalam kehidupan... semenyeramkan atau mengerikannya itu, tetap semangat dan pantang menyerah.

Karna kamu adalah Nathan Narendra...

Temukan apa yang spesial dalam dirimu.

Nathan memancarkan senyuman indahnya ketika mengingat perkataan pria tersebut, menjadi lebih ceria kembali dan bersemangat akan mencari tahu apa yang sedang menimpa dia sampai menghadirkan bidadari cantik dalam kehidupannya.

***

Siangnya, Anna dan Nathan akan berangkat ke Sukabumi sebab cermin Anna mengatakan... Bahwa Tsuyoi sentoki membutuhkan barang bernama Oikonomos yang terletak di gunung salak.

"Siap ann?" tanya Nathan bersemangat. Meski anna mengerucutkan bibirnya lantaran Nathan tidak ingin melakukan teleportasi sebab bisa mengurangi usia anna selama tiga tahun. Namun tetap saja, kenapa memilih jalan sulit ketimbang ada yang lebih mudah?

"Konsekuensinya Anna, kamu mau cepat bertambah tua yah sampai pakai magis mulu?" cerocos Nathan. Anna sedang tidak ingin menanggapi senda gurauan Nathan, Ia memilih berpamitan kepada Crystal serta Alam, lalu mengangguk ringan kepada Jodi yang melihatnya dari jauh.

"Aku bisa membuat mu sampai di tujuan hanya dalam hitungan menit," lontar Nathan. Anna spontan mematri maniknya kepada Nathan. Padahal Anna belum memberitahu pria itu bahwa Ia bisa melakukan telepotasi jika memakan raga siluman.

"Asal kau tidur, nanti kubangunkan saat sampai," Nathan terkekeh malu-malu bajingan! Sampai membuat Crystal dan Alam mengusap dadanya—leleh. Lantaran melihat Kakaknya begitu manis dengan pancaran air muka ceria tanpa surutnya meski Anna memutar bola mata jengah.

Mereka akan mencari siluman Hamadriad yang merupakan penunggu serta tinggal didalam pohon. Jikalau pohon yang di tempati mati tertebang, Maka siluman itu pun akan mati, dan tentu penebangnya mendapat sebuah kutukan.

"Kalo mati dengan sendirinya?"

"Tentu pohon yang ada Hamadriadnya tidak akan mati, makanya selalu ada pohon yang berumur ribuan tahun, itu karena ditinggali siluman berjenis ini," jelas Anna.

Nathan mengangguk kecil seraya menyetir mobil dan menancap gasnya menuju gunung angker yang menjadi tujuan Anna saat ini. Meski Jodi sudah menyiapkan mobil jeep lengkap dengan supirnya, namun Nathan menolak keras seraya bermonolog dengan pikirannya.

'Anggap saja ini kencan Nathan'

Pasalnya memang begitu, sebab anna tiba-tiba meraih lengan Nathan yang bertengger di perseneling mobil, sampai Ia mengusap punggung lengannya dengan lembut.

"Kau bilang akan melepaskanku," ucap Anna. Nathan membalikan telapak lengannya kemudian mengenggam erat lengan Anna tanpa mengatakan apapun.

"Akan ku buatkan ramuannya la—."

"Percuma, ini bukan karna aura pemikatmu," potong Nathan. Lagipula permintaan Anna pun ditolak mentah-mentah oleh Hone-Onna pertama agar bisa merenggut nyawa Nathan Narendra.

"Aku benar-benar menyukaimu Anna," pernyataan Nathan yang menatap lurus jalanan itu tidak memberikan debaran apapun pada Anna. Tanpa sebuah sinetron pendekatan atau diam-diam saling suka. Nathan dengan gamblang mengutarakan apa yang terpendam hanya dalam beberapa jam setelah kemunculan Anna.

Nathan Narendra kemudian menepis lengan Anna sebab ternyata, wanita ini hanya sedang melontarkan sebuah rajukan saja. Menancap pedal gas, sampai perjalanan pun terasa cepat dan tidak terasa. Tidak ada cuap-cuap manja, ataupun pengisi suara radio maupun musik sebagai teman dalam perjalanan.

Hanya Nathan di sepanjang jalan yang merutuk ini sungguh tidak adil. Fokusnya terbagi antara menyetir bersama melihat Maya. Kibasan angin yang menerpa rambutnya membuat Nathan gemas ingin sekali menyelipkan surai itu ke belakang telinga si gadis.

Membuat tersiksa saja setiap melihat wajah candu yang membuatnya terus terperosok jatuh cinta.

***

"An ann?" Nathan membangunkan Anna. Ia terkekeh kecil ketika relung hatinya tergelitik taatkala Nathan memanggil Anna dengan sebutan ann ann. Ann untuk Anna, kemudian ann untuk plesetan kata my yang berarti Anna ku.

Mereka sampai di kaki gunung salak untuk membuat jalur trek sendiri saat mendaki. Menelusuri jalanan penuh pepohonan asri, melewati beberapa selokan kecil serta menjauh sebisa mungkin ketika melihat rawa.

"Kau sepertinya terbiasa," ungkap Nathan. Pria ini menggernyit kala keringat mengucur dengan deras dari pelipis nya. Salah kostum dengan menggunakan pentopel plus kemeja hitam lengkap dengan jasnya. Anna yang lincah pun memakai rok putih dengan kaos biru muda, meski masih bisa ditolerasi sebab Ia memakai sepatu kets.

"Kenapa sering pake rok putih ann ann?"

"Di dunia paralel, rok putih hanya bisa dikenakan bidadari sajs," sahut Anna. Nathan terkekeh geli mendengar kebijakan yang ada di dunia Anna. Dimana para siluman hanya memakai baju zirah jika sedang menjaga gerbang. Anna pun selalu iri katanya bila melihat para wanita anggun lewat didepannya seraya mengenakan rok putih.

Mereka bercengkerama sampai sore dan selama itupula Nathan tertawa melihat Anna mengetuk seraya mengatakan halo pada sebuah pohon besar. Terkadang ann ann mendengus sebal lantas menendang pohon tersebut sebab tidak menjawab sapaannya.

Padahal bukan salah pepohonan kenapa dia tidak bisa berbicara. Beberapa kali juga Anna memeriksa cermin untuk menunjuk keberadaan siluman Hamadriad yang katanya ada ribuan dari mereka terhempas ke Indonesia kemudian sebagian besar berada di Brazil.

"Cerminnya membantu sekali," ledek Nathan. Anna mematrikan sudut matanya kepada pria yang bernapas dibelakang punggung tersebut. Mendengus sebal seba mengejek cermin yang menunjukan sebuah pohon besar diantara pepohonan yang persis sama seperti tempat mereka saat ini.

Atensi Anna berkeliaran pada rahang basah milik Nathan itu terlihat mempesona. Bahkan keringat dari pelipisnya pun meluncur bebas sampai kepundaknya. Menatap seksama bibir tipis yang sudah mencium ratusan wanita tersebut membuat Anna mendegus sebal sampai pemiliknya pun ikut mematrikan pandangannya.

"Apa?" tanya Nathan.

"Aku bukan Anna mu."

Bersambung...