"Aiden, Anya kedengarannya marah padaku. Mengapa ibunya tiba-tiba kembali koma?" tanya Galih.
"Coba paman tanyakan pada istri dan putri paman. Mungkin mereka tahu apa yang terjadi," kata Aiden dengan dingin, lalu langsung menutup telepon tanpa mengatakan apa pun lagi.
Anya menatap Aiden dan berkata, "Tiba-tiba aku merasa menyesal."
Aiden menghampiri Anya dan duduk di sampingnya. Tangannya merangkul pundak Anya dengan lembut dan berkata, "Apa yang kamu sesali?"
"Aku menyesal kamu mengampuni perusahaan Pratama begitu saja. Kamu mengampuni mereka, tetapi mereka tidak mau melepaskan ibuku," kata Anya dengan sedih.
Aiden menghela napas saat mendengarnya, "Kejadian kemarin membuat perusahaan Pratama mengira bahwa aku akan mengakuisisi mereka sehingga mereka mengalami kerugian besar. Sementara itu, aku mendapatkan keuntungan lebih banyak 200 juta dibandingkan yang aku kira. Apakah kamu akan lebih sedikit tenang kalau aku memberimu 200 juta itu?"
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください