Tidak Ada Pengganti

Tidak ada yang bisa menggantikan Eki dan Daya meyakini itu. Dia tidak ingin lagi menaruh kepercayaan pada orang lain. Apa lagi pada Aron yang tidak memiliki hubungan darah dengannya.

"Kamu mau liat Eki?"

Daya menggelengkan kepalanya. Sekarang ini dia belum sanggup. Masih terasa menyakitkan. Padahal baru tadi pagi dia berharap semuanya akan terus membaik. Siang ini, semuanya seperti mimpi buruk baginya.

"Aku," kata Daya yang akhirnya bisa bersuara lagi.

"Apa?" Aron menunggu Daya agar cewek itu bisa melanjutkan perkataannya.

"Aku mau pulang." Daya berkata dengan singkat tapi cukup jelas untuk didengar oleh Aron.

"Tapi...," ucapan Aron terputus karena tangannya ditarik pelan oleh Daya. "Oke, aku antar kamu pulang."

Aron membantu Daya untuk berdiri dari kursi. Begitu juga saat Daya melangkah pelan agar bisa berjalan ke arah pintu ke luar. Waktu melewati ruangan Eki, Daya tidak mau menoleh dan terus menyuruh Aron berjalan.