Tetap Kesepian

Sampai akhirnya, sebuah kearajiban datang. Ponsel Daya yang ada di atas meja berdering dan menampilkan nama Aron di sana. Daya pun segera menerima ponsel itu.

"Hallo?" ucap Daya berbisik sambil melihat ke kiri dan kanan dia pikir cowok itu sudah ada di dalam gedung ini. Namun dari yang bisa dia dengar di telepon, suaranya yang ada di sekitar Aron sangat ramai. "Kamu di mana sih?"

"Apa!" Daya berdiri dari kursinya.

Pembacaan janji suci pun terhenti. Semua orang menatap ke arah Daya. Tidak terkecuali papanya  dan Elin.

Daya pun berlari ke arah panggung dengan wajah panik. "Papa, Kak Eki kecelakaan."

Elin tampak khawatir, dia bahkan ingin berbalik badan untuk turun dari panggung. Namun hal lain di luar dugaan Daya, papanya malah menahan tangan perempuan itu. Daya jadi bingung melihat tingkah papanya.

"Ini pasti cuma akal-akalannya dia," kata papanya.

"Gimana bisa Papa mikir gitu?" tanya Daya dengan nada suara putus asa.