Jika Bukan Daya

Daya merasakan cengkraman tangan Eki makin mengencang. Membuatnya mengeluh, "Kakak, sakit."

Setelah itu dia mencoba melepaskan pegangan tangan Eki dari lengannya. Namun usaha Daya sia-sia. Ini pertama kalinya bagi Daya diperlakukan seperti ini oleh kakaknya.

Tubuh Daya dilempar Eki begitu saja di atas sofa. Walaupun sofanya empuk tetap saja Daya merasakan sakit. Dia melihat Eki dengan mata yang masih saja meneteskan air mata.

Eki menatapnya dengan tajam. "Siapa yang bilang enggak bakalan ngelakuin hal bodoh lagi?"

Ditanya seperti itu membuat Daya tidak tahu harus menjawab apa. Dia pun menundukkan kepalanya. Matanya tertuju pada pergelangan tangannya yang tadi digenggam Eki. Sakitnya masih terasa dan juga masih merah.

Sebelum Eki beranjak dari tempatnya, dia berkata, "Sekali lagi, Kakak liat kamu sama Deri. Jangan pulang lagi ke rumah ini."