webnovel

Jelaskan Padaku Bag 2

Fida menarik Nafas dalam-dalam seraya berkata, "Aku berharap dia tidak akan pernah menerimamu kembali..!".

"Tapi kenapa?". Alvin mulai geram dan tidak sabaran.

"Kamu masih bertanya kenapa?". Fida menarik nafas lebih dalam lagi. "Aku beritahu kamu apa kesalahan-kesalahan terbesarmu, pertama kamu mentalak Ana melalui surat dan menghilang begitu saja, kedua karena ingin tahu keberadaanmu dia pergi mencarimu ke Jakarta, tapi dia malah kecelakaan dan menyebabkan dia kehilangan bayinya, dan karena kamu Ayahnya terkena serangan jantung dan meninggal dunia, kamu tau siapa yang menabrak Ana?". Mata Fida mulai mengelurkan air mata. "Itu Ayahmu meskipun dia membawa Ana kerumah sakit tapi dengan kejam dia meminta Ana untuk tidak mencarimu".

"Apakah kamu mampu membayangkan bagaimana penderitaannya kehilangan Suami, Ayah dan anaknya?". tanya Fida dengan berurai air mata, hati nya sakit mengingat itu karena dia selalu menemani Ana pada waktu itu.

"Apa katamu? bayi nya? Ana hamil dan bayinya meninggal?". tanya Alvin dengan suara yang serak dan ekspresi rumit, tatapannya mulai redup.

"Apakah Anak itu anakku? kapan kejadiannya?". lanjut Alvin.

"Ketidak tahuanmu membuatku memandang rendah dirimu". Fida berdiri dari tempat duduknya namun sebelum dia benar-benar pergi dia berbalik ke arah Alvin dan berkata lagi untuk terakhir kalinya. "Kalau itu bukan anakmu terus kamu kira anak siapa?".

Sepeninggal Fida, Alvin terdiam sejenak mencoba mencerna apa yang Fida bicarakan. Setelah lama terdiam, Alvin tidak bisa menahan lagi, dia bergegas pulang tanpa mengingat Putri, sedang putri di suatu tempat merasa gelisah dan mencoba menelpon Alvin tapi tak diangkat dia pun memilih pulang naik taxi.

Di tengah jalan, Alvin mengendarai Lamborghini nya dengan kecepatan yang menggila, dengan berurai air mata, dia membayangkan rasa sakit yang Ana alami, dia patah hati membayangkan Ana dan kematian Anaknya.

"Ana maafkan Aku, meski aku tidak pantas kamu maafkan tapi tolong ijinkan aku menebus kesalahanku!'. Batin Alvin.

Alvin mencoba menghubungi Ana, karena Ana tidak tau itu nomer siapa, akhirnya dia angkat.

"Halo..!". Mendengar suara Ana dari seberang telepon membuat hati Alvin semakin pilu dan sakit.

"Ana". Mendengar suara akrab dari seberang telpon, jantung Ana berdetak lebih kencang, dengan gemetar dia membuka suaranya.

"Maaf anda salah sambung". Setelah mengatakan itu, Ana menutup teleponnya, dan Alvin semakin sesak melihat sikap Ana yang semakin hari semakin menunjukkan kebenciannya, dia tau kalau Ana sangat mengenal baik suaranya.

"Ya Allah Ana, segitu bencinya kah kamu padaku? aku tau aku salah tapi aku mohon jangan bersikap seperti ini padaku, maafkan aku!". Batin Alvin.

Di Qing House.

Lamborghini Alvin parkir secara Acak di depan rumah, dia langsung masuk ke rumah dengan tergesa-gesa.

Ibu Aira yang melihat kedatangan Anaknya dengan mata merah dan wajah pucat merasa khawatir. "Bu, dimana ayah?". tanya Alvin.

"Di ruang kerja.. Kamu... ". sebelum Ibu Aira menyelesaikan perkataannya Alvin langsung pergi menuju ruang kerja Ayahnya.

"Ya Allah ada apa dengan anak hamba?". Batin Ibu Aira dengan khawatir.

"Ayah". panggil Alvin setelah berada di ruang kerja ayahnya.

Tuan Zapran langsung menengok ke arah anaknya sambil tersenyum.

"Mm alvin kamu sudah pulang, oh iya bagaimana kencanmu dengan Putri".

Alvin menatap ayahnya dengan wajah gelap. "Ayah jelaskan padaku tentang Ana!".

Tuan Zapran terkejut dengan pertanyaan Alvin.

"Ana siapa? Ayah tidak mengerti maksudmu nak?".

Dengan suara berat dan serak Alvin mendesak Ayahnya.

"Aku sudah ingat semua nya, jadi aku mohon berhentilah berpura-pura! Ayah dengan penuh hormat aku bertanya padamu apa yang ayah lakukan pada Ana dan anakku, kenapa ayah menyembunyikannya dariku?".

Wajah tuan Zapran berubah gelap. "Jadi kamu sudah bertemu perempuan itu? Jadi dia mengadu apa padamu? dia memfitnahku? dia itu kutukan bagimu jadi buat apa kamu mendekatinya lagi, dan inikah tujuanmu kembali ke negara ini?".

"Ana bukan orang yang seperti itu". ucap Alvin mencoba membela Ana.

"Kalau dia bukan orang yang seperti itu, kenapa bertahun-tahun yang lalu dia menggoda dan menjebak mu agar kamu mau menikahinya dan..." Sebelum Tuan Zapran selesai Alvin menyela perkataan nya. "Sudah aku katakan dia bukan gadis seperti itu, aku yang meminta untuk menikahinya karena aku mencintainya".

Alvin menarik nafas dan berkata kembali menatap kearah ayahnya. "Baik, jika Ayah tidak mau menjelaskan apapun, aku akan keluar dari rumah ini dan meninggalkan perusahaan".

Mendengar perkataan Alvin, wajah tuan Zapran mulai pucat, dia anak satu-satunya dan pewarisnya, dia tahu karakter anaknya yang kuat dan tidak mudah di goyah kan. Sebelum Alvin keluar ayahnya berkata dengan keras. "Baiklah aku akan menjelaskannya padamu".

Mendengar perkataan Ayahnya, Alvin langsung berbalik menatap ayahnya dengan mata merah seolah siap memakan mangsa di depanya.

"Katakan Ayah!". seru Alvin.

Tuan Zapran menarik nafas berat dan berkata.

" Waktu itu gadis itu menyebrang jalan begitu saja, ayah tidak sengaja menyerempetnya, ketika ayah melihat gadis itu ayah langsung terkejut dan tidak menyangka kalau itu mantan istrimu, ayah langsung melarikan dia ke rumah sakit, dia selamat tapi ...".

Mendengar Ayah nya berhenti bicara Alvin geram. "Tapi apa ayah..?".

Tuan Zapran menarik nafas lebih tinggi lagi dan ragu dengan apa yang ingin di katakannya, "Tapi anaknya..... ".

"Ayah... Alvin tolonggg.... ". teriakan Ibu Aira terdengar keras sampai ke ruang kerja membuat Alvin dan ayahnya terkejut dan berlari ke sumber suara tanpa melanjutkan obrolan mereka.