webnovel

OUR JOURNEY

Judul sebelumnya: Rumitnya Persahabatan [REVISI] Entah berapa lama lagi kita dapat bersama. Intinya, waktu yang aku habiskan bersama kalian sangat berharga bagiku. Selalu ada canda dan tawa serta duka di setiap perjalanan kita

Enjizoo44 · 若者
レビュー数が足りません
134 Chs

Bab 93

"Maaf Mbak, dia kakak saya kok bisa sama Mbak ya?" tanya Chris.

"Owh saya juga kenal kok sama dia kita temen satu fakultas. Kebetulan tadi pas saya lewat dia pingsan dijalan jadinya saya ajak kesini biar gak kehujanan. Soalnya saya bingung mau bawa dia kemana," jawab Lily.

"Kalau gitu sekalian aja sama saya kak, saya anter kakak pulang. Btw rumah kakak dimana?"

"Di perumahan sini nomer 4."

"Lah di rumah Nayara dong? Maaf kak kakak siapanya Nayara ya kalau boleh tahu?" tanya Chris.

"Sayang ayo buruan pulang, Kak Putra dah ngeracau nih," teriak Karin.

"Ayo Kak nanti kita di mobil aja lagi ngobrolnya," kata Chris lalu membopong tubuh Reiga ke dalam mobilnya.

"Siapa nih?" tanya Karin.

"Halo, kenalin saya Lily temennya Reiga," jawab Lily.

"Owh.."

"Oh iya tadi Kakak siapanya Nayara?"

"Saya jadi tutor sekalian nemenin Nayara karena dia tinggal sendiri jadi Mas Nathan minta saya buat tinggal aja di rumah mereka," jawab Lily.

"Owh jadi tinggal di rumah Nayara? Pantes waktu ini aku ngelihat kakak masuk ke rumah Nayara kirain cuma tutor biasa doang," kata Karin.

"Iya hehe."

"Pasti capek ya Kak disenderin gitu sama Kak Reiga? Emang gitu dia suka ngerepotin. Coba aja gak usah sok-sokan pulang jalan langsung pulang sama kita gak perlu lagi repot nyari dia!" omel Karin.

"Gapapa namanya juga orang mabuk kan gak sadar dia ngerepotin," kata Lily sambil tersenyum.

"Masalahnya dia tuh mau mabuk atau nggak tetep aja ngerepotin beneran."

Akhirnya mereka sampai di rumah Reiga. Anehnya didepan rumah Reiga terparkir mobil berwarna putih.

"Mamanya Kak Reiga dah balik? Padahal baru kemarin pergi," gumam Karin.

"Bentar ya Kak, oh ya titip Kak Putra sebentar ya," kata Chris lalu menurunkan Reiga.

Lily memerhatikan rumah Reiga dari dalam mobil. Dia terkagum karena rumah Reiga sangat indah.

"Rumahnya Reiga ternyata tak kalah besar dari rumahnya Nayara, gak salah sih orang ini kan perumahan elit," gumamnya dalam hati.

"Enak banget ya anak yang tinggal disini, Gue dulu cuma tinggal di rumah sempit terus kalau hujan disini gak mungkin banjir kan? Ehh astaga! Lily kok Lo ngomong gitu sih? Harusnya bersyukur Lo masih bisa hidup sampai sekarang!"

"Kamu pergi dari sini!" teriak Reiga sambil menyeret seorang perempuan.

"Dengerin aku dulu Rei, aku nyesel udah mutusin kamu. Aku minta maaf Rei," kata perempuan itu sambil berlutut di depan Reiga.

"Lo kan udah dapet cowok yang lebih kaya dari Gue, terus sekarang ngapain Lo nyari Gue lagi, hah? Owh pacar Lo yang sekarang udah bangkrut dan sekarang Lo balik lagi ke Gue? Perempuan murahan gak cocok sama Gue!"

"Rei dengerin aku dulu," kata gadis itu sambil menagis sejadi-jadinya.

"Siapa tuh cewek? Ngapain ngemis-ngemis dikaki Reiga kek gitu?" tanya Lily sambil terus menonton kejadian itu.

"Pokoknya apapun alasan Lo Gue gak akan pernah mau nerima Lo lagi! Mending Lo pergi dari sini! Gue mau istirahat," kata Reiga lalu masuk ke dalam rumahnya.

"Udahlah kak, jangan nangis gitu. Yuk pulang," ajak Karin.

"Kalian gak usah ikut campur urusan Gue ya! Urus aja urusan Lo sendiri!" kata gadis itu lalu menaiki mobilnya dan pergi dari rumah Reiga.

"Lah? Dia kan Chery si primadona kampus. Ngapain dia malem-malem dirumah Reiga?" gumam Lily.

"Maaf Kak kelamaan nunggunya," kata Chris lalu berniat menjalankan mobilnya.

"Eh kakak pulang jalan aja gapapa. Makasih ya," kata Lily lalu turun dari mobil Chris dan segera berlari ke arah Nayara yang entah habis datang dari mana.

"Oh ada Nayara pantesan, yaudah kita pulang aja duluan."

Chris lalu menjalankan mobilnya dan langsung menuju rumah Karin untuk mengantar Karin dan juga Putra.

"Nay!" panggil Lily sambil menepuk punggung Nayara.

"Astaga Kak bikin kaget aja. Baru pulang ya Kak?" tanya Nayara.

"Iya lah emang kalau belum pulang kakak bakal ada di sini? Btw kamu habis dari mana? Malem-malem jalan sendiri gini," kata Lily.

"Dari supermarket beli pembalut hehe," jawab Nayara sambil terkekeh.

"Ayo buruan pulang kakak udah laper banget dari siang belum makan," kata Lily.

Sesampainya dirumah, Nayara dan Lily langsung menyiapkan segala bahan yang akan digunakan untuk memasak. Mereka memutuskan untuk memasak ramen.

"Mmh masakan Kak Lily emang mantep!" kata Nayara lalu memberikan Lily acungan jempol.

"Bisa aja kamu tuh. Btw maaf kalau nggak sopan sebelumnya, tapi Kakak mau nanya sesuatu boleh gak?" tanya Lily.

"Apaan? Tentang masakan Kak Freya?" jawab Nayara seakan bisa membaca pikiran Lily.

"Kok kamu tahu? Astaga jadi malu kan."

"Kak Freya kan jarang masak masakan yang berat-berat jadi wajar aja rasa masakannya kaya gitu. Tapi Kak Freya pasti lagi belajar sekarang dan Kak Nathan lagi jadi korban masakannya Kak Freya," kata Nayara sambil terkekeh.

"Oh iya kak, besok Naya mau ke rumah Kak Nathan, kata Kak Freya Kak Lily wajib ikut kalau nggak ada kelas," ucap Nayara.

"Seriusan Gue diundang? Astaga mimpi apa Gue semalem?" ucap Lily kesenengan.

"Apaan dah cuma undangan biasa doang main gitu aja. Sampe segitunya dasar! Jadi ada kelas gak besok?"

"Nggak ada kebetulan," jawab Lily.

Keesokan harinya....

"Sayang, Nayara sama Lily mau main hari ini bangun gih," kata Freya sambil mencubit pipi suaminya yang mabuk semalam.

"Sayang ayo bangun, yang lainnya juga kalau nggak sibuk bakal main kesini," kata Freya.

Ting tong ting tong

Mendengar bunyi bel, Freya langsung berjalan menuju pintu dan menyambut tamu yang datang.

"Masuk aja sini," kata Freya mempersilahkan si tamu itu masuk.

"Kaya juga ya Nathan bisa beliin Lo rumah segede ini," kata tamu yang tak lain adalah Raya yang datang bersama dengan Nicholas.

"Iyalah, kalau nggak kaya sorry aja Gue gak bakal mau sama dia," jawab Freya.

"Nathan mana Fey?" tanya Nicholas.

"Masih ngebo, kemarin dia habis dateng dari sana minum lagi sendirian tuh lihat botolnya," kata Freya sambil menunjuk ke arah tumpukan botol kaca bekas Nathan kemarin.

"Anjir dia minum apa gimana banyak banget. Nicholas aja baru minum satu gelas udah teler, Bang Jay yang ngelapor kemarin," kata Raya.

"Ya gak heran sih, dia kan anak baik gak kaya suami Gue. Susah banget diaturnya sampe sakit kepala Gue ngasih tahu dia tiap hari tentang itu-itu mulu," keluh Freya.

"Ya mau gimana lagi Fey, laki Lu mukanya tua kelakuan kaya bocil. Kalau cowok Gue mukanya kaya anak bayi tapi kelakuannya dewasa banget," kata Raya sambil menatap kagum ke arah Nicholas yang sedang berdiri melihat-lihat lukisan yang ada di dinding.

"Bentar Gue bangunin Nathan dulu yah," kata Freya.

Freya lalu kembali lagi ke kamarnya.

"Sayang astaga ayo dong bangun, udah ada Niko sama Raya dibawah. Please sayang," rengek Freya.

"Suruh pulang aja mereka ganggu orang tidur aja pagi-pagi," kata Nathan dengan suara khas baru bangun tidurnya.

"Sayang, Nicholas sama Raya kan mau balik ke Jepang nanti. Ayo dong, setelah ini kamu boleh tidur sampai malem deh."

"Ah iya iya deh, tapi beneran ya habis mereka pergi aku boleh tidur sampai malem tanpa kamu marah-marah?" tanya Nathan yang berusaha untuk membuka matanya.

"Iya, mandi ya habis itu turun makan," kata Freya.

Nathan denga sempoyongan masuk ke kamar mandi dan membersihkan badannya. Freya menyiapkan baju untuk suaminya, setelah itu dia turun ke dapur dan menghangatkan makanan yang sudah Ia buat tadi pagi.

"Wah jadi gini rumah barunya Kak Nathan?" gumam Nayara setelah turun dari mobilnya.

Nayara memencet bel yang ada di depan rumah Nathan, dan Freya dengan senyuman menyambut mereka berdua.

"Makasih banget udah dateng Lily, Lo gak ada kelas kan hari ini?" tanya Freya.

"Iya Mbak gak ada," jawab Lily.

"Siapa Fey?" tanya Raya.

"Owh, kenalin dia Lily tutor baru Nayara yang tinggal dirumah. Lily kenalin dia Raya pacar Nicholas," kata Freya.

"Kenalin Gue Raya," kata Raya lalu mengulurkan tangannya.

"Hai saya Lily," jawab Lily sambil membalas uluran tangan Raya.

"Kak jam berapa entar balik?" tanya Nayara.

"Entaran jam dua, masih lima jam lagi," jawab Nicholas.

"Kalau gitu ayo duduk dulu, Gue siapin makanannya," kata Freya dan mulai menghidangkan masakannya.

"Kak gimana nih?" tanya Nayara.

Nicholas yang bingung pun menatap Raya. Raya hanya menganggukan kepalanya dan meyakinkan mereka jika masakan Freya tidak akan membunuh mereka.

"Nah silahkan dimakan. Sayang buruan turun!" teriak Freya dan Nathan pun segera datang lalu duduk disebelah istrinya dengan mata yang menghitam.

"Jelek banget Lo sumpah!" kata Nicholas dan Nayara bersamaan.

"Fuck you!" kata Nathan sambil mengangkat jari tengahnya.

"Kompak banget kalau saling jahilin satu sama lain," kata Raya lalu tertawa.

"Sayang, ini kamu yang masak semuanya?" tanya Nathan dan diangguki Freya.

"Mampus Gue," kata Nathan dalam hati.

"Ayo dimakan," kata Freya.

Lily tanpa ragu langsung memakan makanan Freya. Yang lainnya hanya menatap Lily gugup.

"Abis ini makanannya pasti di lepeh," gumam Nathan dan diangguki oleh Nicholas, Raya dan juga Nayara.

"Mmh enak Mbak sumpah," kata Lily.

"Oh ya? Syukur deh kalau gitu. Kalian juga makan dong jangan bengong gitu," kata Freya lalu tersenyum.

"Beneran enak!" ujar Nayara.

"Masak sih? Awas ya Lo bohong," kata Nathan.

"Seriusan coba makanya."

"Iya beneran. Wah Freya kita udah berusaha keras buat makanan ini," kata Raya.

Freya baru-baru ini mengambil kelas memasak tanpa ada yang tahu. Dia tahu jika masakannya sangat tidak enak dibandingkan dengan masakan Lily yang Ia rasakan kemarin. Jadi Freya membulatkan tekadnya untuk belajar memasak dan menjadi istri dan ibu yang serba bisa untuk keluarganya.

Ting tong ting tong

"Siapa Sayang?" tanya Nathan.

"Temen-temen kamu kayanya," jawab Freya lalu membukakan pintu untuk mereka.

Saat Freya membuka pintu sudah terlihat Reiga dan Putra ada di depan pintunya.

"Misi," kata Reiga lalu langsung duduk di meja makan.

"Lily?" guman Reiga.

Reiga dan Lily sempat saling bertatapan beberapa detik hingga akhirnya Reiga memalingkan wajahnya.

"Andrew, Egi, Chris, sama Karin kemana?" tanya Freya.

"Mereka lagi ada kerjaan katanya jadi gak bisa kesini," jawab Putra.

"Bang Jay sama Mbak Andra?"

"Mereka lagi nemenin Zayn imunisasi udah bilang kemarin sama aku."

"Ini Lo yang masak atau beli?" tanya Putra.

"Masak sendiri," jawab Freya sehingga membuat Putra dan Reiga melotot.

"Se-seriusan?"

"Iya lah, coba aja enak kok," kata Freya sambil tersenyum.

Dengan terpaksa kedua remaja itu lalu memasukkan makanan yang dimasak Freya ke dalam mulut mereka.

"Ehh? Ini seriusan Lo yang masak? Enak banget!" kata Reiga heboh.

"Dibilangin Gue tuh pinter masak."

"Dulu masakan Lo gak enak soalnya," kata Putra asal.

Pletak!

"Apaan sih Nath!? Ngapain nendang kaki Gue anjir?" teriak Putra.

"Nggak pekaan sih, pantes belum ketemu jodoh," sindir Nayara.

"Lo emang udah?" tanya Reiga.

"Udah lah," kata Nayara.

"Anak Lo berdua kemana?" tanya Putra.

"Lagi tidur mereka," jawab Freya.

"Bangunin lah Fey, Gue pingin main sama mereka," bujuk Raya.

"Nanti mereka rewel Gue yang repot. Tunggu bentar lagi palingan bangun mereka," kata Freya.

"Nath, bangunin lah baby Lo Gue pingin main, yah?" mohon Reiga.

"Gue kesini sebenernya mau ketemu sama Tania sama Sania sih, masak udah jauh-jauh gak ketemu mereka?" ucap Putra.

"Anak Gue lagi tidur, nanti kalau keganggu istri Gue yang susah. Bentar lagi mereka bangun kok," kata Nathan.

"Kalau lihat aja boleh gak?" tanya Raya.

"Byy, mereka lagi tidur gak boleh di ganggu. Kalau kamu tidur di ganggu seneng gak?" kata Nicholas.

"Iya deh," ucap Raya pasrah.

"Haruskah Gue teriak biar mereka bangun?" bisik Reiga.

"Gue jotos pala Lo mau?" kata Nathan dengan tatapan tajam.

"Anjir Papa muda galak amat," kata Reiga.

"Btw, Hao kok gak ikut?" tanya Nathan.

"Dia lagi nganterin Alexa," jawab Reiga.

"Kemana?"

"Kagak tahu tuh dia gak ngasih tahu kita sih."

"Pasti Alexa ngerasa terpukul banget sekarang, kita yang cuma sahabatnya Alex aja maksain buat senyum," kata Freya.

"Dia cuma hidup sampe umur 20 tahun doang, dan itu pun dipotong tiga tahun gara-gara dia sempet koma," celetuk Reiga.

"Yakan umur gak ada yang tahu, kaya Lo misalnya mungkin aja besok udah gak ada," kata Putra kepada Reiga.

"Anjir Lo jangan ngomong gitu lah. Nanti kalau beneran kejadian gimana?"

"Ya gak gimana-gimana," ujar Nicholas.

"Terus aja terus," kata Reiga kesal.

"Bentar ya Gue mau check anak Gue dulu," kata Freya yang mendengar anaknya menangis.

"Fey Gue ikut juga boleh gak?" tanya Raya dan diangguki Freya.

"Gue boleh gak Fey?" tanya Reiga sambil menaik turunkan alisnya.

"Gue sikat beneran pala Lo Rei serius," geram Nathan.

"Nath Lo gak capek apa kuliah sambil kerja? Baru tahu Gue kalau ortu Lo punya perusahaan bisnis," tanya Putra.

"Ya perusahaan itu emang buat kita bertiga sebenernya. Kebetulan aja Gue yang lebih awal nikah jadi Gue yang megang," jawab Nathan.

"Lo sekalinya kerja langsung menjabat jadi CEO enak banget. Gue harus ngikutin tes dulu sama bokap Gue," ucap Putra.

"Papa Gue gak punya pilihan lain selain langsung jadiin Gue CEO nya. Lagian ini juga buat masa depan cucunya," jawab Nathan.

"Halo Om, Tante," kata Freya sambil meggendong Tania dan Sania yang berada di gendongan Raya.

"Astaga ponakan Om cantik sekali," kata Putra lalu mengambil alih Tania.

"Gue titip bentar ya mau buat bubur," kata Freya.

"Udah umur berapa anak Lo Nath?" tanya Putra sambil menimang-nimang Tania.

"Baru delapan bulan, kenapa?"

"Yah usia kita terpaut jauh, jadi gak bisa nikah deh," ujar Putra dan mendapat geplakan dari Nicholas.

"Gue gak setuju kalau Lo yang jadi suami ponakan Gue. Lo bayangin ada orang macem Lo yang ngintilin anak Lo nanti, sudi gak?"

"Ya gak lah anjir."

"Nah makanya Gue bilang Gue gak setuju," kata Nicholas.

"Bentar, berarti tadi Gue ngaku dong kalau Gue cowok bangsat?"

"Mulut Lo itu Gue gaplok sekali gimana? Di depan anak Gue jangan ngadi-ngadi ya Lo ngomong!" teriak Nathan sehingga membuat Tania menangis kencang.

"Hayo Lo Nath, anak Lo nangis," ejek Reiga.

"Astaga sayang maafin Papa. Sini Papa gendong," kata Nathan namun Tania menolak dan malah pergi ke gendongan Nicholas.

"Nah ini definisi kembar yang sesungguhnya. Tania gak mau sama bapaknya tapi minta di gendong sama Nicholas haha," ucap Reiga sambil tertawa lepas.

"Ya mau gimana lagi? Muka kalian berdua mirip banget sih," kata Freya yang sudah membawa dua mangkuk berisi bubur bayi.

"Mau disuapin sama uncle gak Tania? Mau? Oke deh kalau gitu. Buka mulutnya," Nicholas lalu menyupi Tania bubur bayi sehingga membuat Tania menyengir bahagia.

"Bahagia banget anak Gue Nik di suapin sama Lo. Kalau sama Papa nya banyak drama," kata Freya.

"Ya kalau gak drama bukan Nathan namanya."

"Sayang aku mau lanjut tidur yah?"

"Ih kok gitu sih? Masih ada temen kamu di sini," kata Freya .

"Tapi kepala aku pusing banget loh. Kemarin gak sempet tidur," rengek Nathan.

"Kemarin Lo pulang awal deh perasaan," tanya Putra.

"Dia emang pulang awal tapi lanjut minum lagi sendiri sampai pagi tadi," jelas Freya.

"Kemarin Lo nganterin Reiga pulang ya Ly?" tanya Putra.

Dari tadi Lily sudah was-was berada di dekat Reiga. Entah kenapa dia merasa perlu menjaga jarak dari Reiga karena dia bukan tipe ideal Reiga. Apalagi mantan Reiga merupakan anak tercantik di kampusnya.

"Nggak kok kemarin saya cuma ketemu dia dijalan aja," jawab Lily.

"Reiga pasti tiduran di jalanan kan? Kebiasaan anjir Lo ngerepotin orang," kata Nicholas.

"Berarti Lo ngelihat mantan Gue nyamperin Gue dong?" tanya Reiga dengan tatapan tajam.

"I-iya," jawab Lily sambil menunduk.

"Hama dateng ke rumah Lo lagi Rei?" tanya Raya.

"Iya kemarin malem dia nunggu dari sore sampai malem di rumah Gue," kata Reiga.

"Egi gak ngusir Hana emangnya?" tanya Freya.

"Dia kan gak tahu kalau Gue putus sama Hana gara-gara masalah kaya gitu. Dia ngiranya mau baikan," jawab Reiga.

"Terus Lo mau balikan lagi sama dia Kak?" tanya Nayara.

"Kagak tahu lah, Gue masih sayang sama dia tapi Gue juga kecewa sama dia karena udah bikin Gue malu," kata Reiga sambil menyenderkan kepalanya di kursi.

"Pertama kali Gue ngelihat Reiga frustasi sampai segininya," ucap Raya.

"Ini belum seberapa Ray, pas dia baru putus gak makan tiga hari tiga malam dia kaya betina aja," ejek Nathan.

"Habis itu maag dia kambuh terus harus dirawat dirumah sakit tiga hari juga. Puas kita semua ngetawain dia waktu itu," kata Putra sambil tertawa.

"Ya kalian kan teman yang amat sangat baik makanya pas Gue kesusahan kalian yang paling pertama ngetawain Gue, haha," kata Reiga pasrah.

"Nyusahin ya Lo ternyata. Gue kira Hao doang karena dia suka ngomel."

"Hao diurutan pertama sih tetep. Pokoknya dia sama Hao sebelas dua belas deh ngerepotinnya."

Ting tong ting tong

"Siapa lagi tuh? Bunyi mulu perasaan bel Lo Fey," kata Raya.

"Biar Naya aja yang buka Kak," kata Nayara lalu berlari ke arah pintu.

"Siapa Nay?" tanya Freya.

"Kak Hao sama Kak Alexa," jawab Nayara dan tetap berdiri di depan pintu.

"Yaudah suruh masuk ngapain diem disana?" tanya Freya.

"Tapi...,"

Freya pun mendekati Nayara dan ikut terpaku melihat Hao yang sedang menggendong Alexa.

"Astaga Alexa kenapa? Bawa masuk jangan malah diem disini," kata Freya lalu segera menyiapkan tempat yang nyaman untuk Alexa.

"Alexa kenapa?" tanya Reiga dengan wajah yang panik.

"Sebelum Gue jawab Gue boleh minta air minum dulu gak? Panik banget Gue," kata Hao lalu duduk di meja makan.

"Ini ini," kata Putra lalu membiarkan temannya itu meneguk segelas air.

"Jadi Alexa kenapa?" tanya Nicholas.

"Dia mau bunuh diri di jembatan tempat Alex di tusuk," kata Hao.

"Astaga Alexa," gumam Freya sambil menutup mulutnya.

"Dari mana Lo tahu kalau dia mau bunuh diri? Bukannya Lo tadi bilang mau jemput dia ya?" tanya Putra.

"Gue bohong sama kalian, sebenernya Gue udah tahu kalau Alexa mau ngelakuin itu. Tapi kalau Gue kasih tahu kalian itu bakal bikin Alexa tertekan karena dia ngerasa bersalah. Jadi Gue minta sama Lo semua pura-pura gak tahu aja," kata Hao.

"Pasti berat banget buat Kak Alexa, dulu dia gak boleh ketemu sama Kak Alex sekarang malah ditinggal pergi selamanya," gumam Nayara.

"Kita harus jagain dia karena kita gak tahu hal apa aja yang ada dipikiran dia. Orang tua dia emang kemana?" tanya Nicholas.

"Gue gak tahu tapi menurut Gue keluarga Alex lagi punya konflik internal masalah warisan Alex," jawab Hao.

"Astaga sepenting itukah warisan ketimbang kesehatan Alexa? Gak habis pikir Gue sama orang tua Alex. Uang adalah segalanya bagi mereka," kata Reiga sambil geleng-geleng kepala.

"Kita harus terus suport Kak Alexa dari sekarang, karena dia cuma punya kita," kata Nayara.

"Nayara bener, tapi dia bakal tinggal dimana untuk sementara?" tanya Reiga.

"Di rumah Gue aja Kak, Gue tinggal sama Kak Lilly doang juga," kata Nayara.

"Bener kata Nayara, sebaiknya Alexa tinggal di rumah Nayara sementara," lanjut Putra.

"Kak Alex?" gumam Alexa dan perlahan membuka matanya. Namun, hal yang pertama dilihat adalah wajah khawatir Hao.

"Lo udah baikan?" tanya Hao.

"Lo kok ikut ke surga Ho?" tanya Alexa dengan mata sayu.

"Ngapain Gue ke surga? Lo tadi kepeleset terus pingsan," bohong Hao.

"Tadi Gue ada di jembatan Ho, gak mungkin Gue masih hidup," teriak Alexa.

"Iya Lo tadi kepeleset di jembatan jadi Gue bawa Lo ke rumah Nathan yang deket dari jembatan. Kita kan pergi kesana bareng, Lo gak inget?" tanya Hao sambil terkekeh.

Alexa lalu menyenderkan kepalanya di sofa. Dia merasa bersalah kepada dirinya karena memiliki pikiran untuk bunuh diri.

"Minum dulu Alexa," kata Freya sambil menyerahkan segelas air putih untuk Alexa.

"Tapi Gue beneran gak hampir bunuh diri? Gue cuma kepeleset 'kan?" tanya Alexa.

"Iya Alexa, Lo cuma kepeleset biasa. Gak usah takut ada kita yang bakal selalu ada disamping Lo," kata Reiga sambil mengelus rambut Alexa.

"Semua orang disini persahabatannya kuat banget yah. Beda sama lingkungan rumah Gue yang isinya orang toxic semua," kata Lily dalam hati.

"Lo berdua belum makan 'kan? Ayo makan dulu Gue udah masak lumayan banyak tadi," kata Freya.

"Hah? Gue udah makan Fey jadi ga perlu," kata Hao bergetar.

"Ihh coba dulu Kak Hao sama Kak Alexa juga," kata Nayara.

"Iya bener banget, Alexa harus nyoba masakan istri Gue," kata Nathan lalu menuntun Alexa.

"Gue gak usah deh Fey gapapa hehe," kata Hao keukeuh.

"Kalau nanti Lo laper Lo gak boleh makan disini loh, yakin gak mau?" tanya Reiga sambil menaik turunkan alisnya.

"Gapapa deh dari pada Gue muntah," kata Hao dalam hati.

"Sayang siapin makan buat Alexa aja kalau gitu."

Freya pun menyiapkan makanan untuk Alexa. Hao memerhatikan Alexa yang makan dengan santai.

"Sa, enak?" tanya Hao.

"Enak kok, mau coba?" Alexa lalu memberi sendoknya untuk Hao.

"Anjir kok enak?" kata Hao dalam hatinya.

"Gimana Kak? Gak enak kan? Jadi Kak Hao gak usah makan," kata Nayara.

"Yah kok gitu sih Nay? Kan Gue juga mau makan," rengek Hao.

"Tadi Lo nolak siapa suruh," ejek Putra.

"I better wash my mouth out with soap," kata Hao dan mengundang gelak tawa dari seluruh teman-temannya.