webnovel

OUR JOURNEY

Judul sebelumnya: Rumitnya Persahabatan [REVISI] Entah berapa lama lagi kita dapat bersama. Intinya, waktu yang aku habiskan bersama kalian sangat berharga bagiku. Selalu ada canda dan tawa serta duka di setiap perjalanan kita

Enjizoo44 · 若者
レビュー数が足りません
134 Chs

Bab 76

Seluruh siswa SMA Semesta berbaris rapi, menggunakan seragam putih abu-abu mereka. Bertepatan dengan tanggal 17 Agustus, para siswa dan guru-guru serempak mengadakan upacara.

"KEPADA SANG MERAH PUTIH... HORMAT GERAK!!!" Teriakan pemimpin upacara menggema di seluruh penjuru sekolah.

Alunan lagu Indonesia Raya juga tak kalah nyaring menghiasi setiap ruangan yang ada di sekolah itu.

Setelah upacara selesai, acara selanjutnya yaitu perlombaan demi perlombaan pun dimulai. Semua siswa bersorak riang menyemangati kelasnya masing-masing. Jiwa kompetitif siswa seperti dibakar oleh api semangat persatuan.

"Kelas kita menang lomba apa aja?" Tanya Indah yang sedang membantu mendekor kelasnya.

"Belum di umumin deh kayaknya," jawab Andre.

"Habis ini Gisel lomba puisi kan? Semoga dia bisa ngelakuin yang terbaik," kata Indah sambil mengadahkan tangannya.

"Katanya bakal ada turnamen basket loh. SMA Galaxy, SMA Bintang, Sama SMA kita bakal tanding," kata para siswi heboh.

"Serius? Wah katanya cowok-cowok dari sekolah itu tuh ganteng-ganteng," kata yang satunya lagi.

"Berarti ada Andrew dong?" Gumam Bastian dalam hati. Ia baru akan memanggil Indah dan Andre untuk menyaksikan Gisel.

"Nay Lo buat bunga dari kertas itu yah. Sama Lo Ren, tolong naik ke atas gantung ini," kata Tiara.

"Ribet amat sih Lo anjir. Ini kenapa cuma kita bertiga doang yang ada dikelas? Yang lainnya pada kemana?" Omel Rendi.

"Reihan kan lagi rapat, anak lain juga lagi lomba. Jangan lupa kita di sini ada ber empat. Tuh William lagi ngelap jendela," kata Tiara.

"Apa?" Tanya William saat semua teman-temannya menatapnya.

"Lo gak papa kan Will?" Tanya Nayara.

"Kalau kenapa-napa emang kenapa?"

"Heh! Ayo buruan hiasnya! Gue gak mau ya ketinggalan ngelihat anak SMA sebelah!" Teriak Tiara.

"Ngapain anak SMA sebelah?" Tanya Rendi.

"Lo gak tahu? Kudet banget yah Lo Ren! Kan ada tanding basket sama voli antar sekolah yang diadakan di sekolah kita! Iya kan Will?" Kata Tiara dan diangguki William.

"Berarti William bakal tanding dong? Dengan kondisi kaya gitu?" Tanya Rendi.

"Gue cuma demam bukan patah kaki! Gak ada hubungannya," kata William dengan senyuman getir.

"Kalau Lo gak bisa Gue bisa kok gantiin Lo," kata Rendi sambil menepuk bahu William.

"Gak bakal Gue biarin Lo gantiin Gue," kata William.

"SMA sebelah udah nyampe," teriak Tiara sambil membuka jendela kelasnya.

"Woi lah itu anak SMA atau pangeran sih? Ganteng banget," pekik Tiara tak henti-henti.

"Andrew? Christ?" Kata Nayara.

"Lo kenal Nay?" Tanya Tiara.

"Iya tetangga Gue," jawab Nayara.

"Kenalin dong, boleh kan?" Tanya Tiara dengan mata yang berbinar.

"Mereka berdua udah punya pacar masing-masing. Jadi jawabannya gak boleh," kata Nayara.

"Ayo buruan selesaiin ngedekor biar cepet nonton pertandingannya."

Akhirnya mereka melanjutkan mendekor kelas mereka. Bendera merah putih terpasang di setiap langit-langit kelas, menambah kesan bahwa negara tercinta sedang merayakan hari kemerdekaannya. Dilanjutkan dengan memasang lukisan yang dibuat oleh anggota kelas, menambah kesan persatuan di dalamnya. Semua kelas sudah selesai di hias, kini seluruh siswa diminta untuk berkumpul dan menonton pertandingan basket di gedung basket sekolah yang lumayan besar.

"Will ganti baju Lo," kata kapten tim sambil melemparkan baju bernomer empat ke arah William.

"Will Lo yakin gak papa? Mata Lo udah kayak orang cina gitu loh," peringat Tiara.

"Gak papa Gue duluan yah. Doain," kata William semangat lalu berlari ke tengah lapangan.

"Sayang," bisik Reihan di telinga Tiara.

"Astaga sayang bikin kaget aja. Kamu mau tanding voli kan? Semangat yah," teriak Tiara.

"Iya doain yang terbaik buat tim kita. Jesse juga ikut lomba," kata Reihan.

"Jangan ngomongin Jesse sayang," bisik Tiara.

"Oh iya," kata Reihan sekilas menatap Nayara.

"Gak papa santai aja," kata Nayara dengan senyuman.

"Hai hai hai Nayara Kanendra...," panggilan khas dari Christ yang menghampirinya bersama dengan Andrew, Karin, dan Dita.

"Wah ternyata gini ya sekolah temen kita," kata Karin.

"Lo ngewakilin lomba apa?" Tanya Nayara.

"Gue lomba basket, dan Andrew lomba voli," jawab Christ.

"Lo Rin?"

"Gue jadi suporter. Lihat nih persiapan Gue bagus kan?" Kata Karin sambil memamerkan terompet dan spanduk miliknya.

"Biasa aja tuh bagusan Gue!" Teriak Dita tak mau kalah.

"Cih!" Karin hanya berdecih kesal ke arah Dita.

"Doain kita ya Nay," kata Andrew.

"Gak mau! Kan sekolah Gue tanding sama sekolah Lo. Ya jelas lah yang menang harus sekolah Gue," kata Nayara.

"Lihat aja kita gak akan kalah," kata Andrew.

"Yok Ndrew kita ke lapangan," ajak Christ.

"Semangat!!!" Teriak Dita dan Karin heboh.

William berhadapan dengan Christ.

"Yo kayaknya kita pernah ketemu deh," kata Christ dengan senyum mengejeknya.

"Menurut Gue nggak tuh," balas William.

"Lihat aja Gue bakal habisin seluruh tim Lo!" Kata Christ.

"Gak pernah di kasih makan emang Lo? Sampe tim orang mau di makan. Bhaks!" Ejek William.

"Baiklah seluruh tim harap berkumpul dan menghormati satu sama lain," kata Pak Arya di tengah-tengah lapangan.

"Pertandingan antara SMA Bintang dan SMA Galaxy akan segera di mulai. Harap semua siswa berkumpul di pinggir agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan," kata pemandu acara.

"Gue kira SMA kita yang bakal tanding duluan," Gisel.

"Iya, Gue juga ngira gitu. Mungkin babak final?" Jawab Indah.

"Gisel," panggil Dita disebelah telinga Gisel.

"Dita astaga Gue kangen.. Karin mana?" Tanya Gisel.

"Karin disini," kata Karin lalu menolehkan kepalanya dari belakang bahu Dita.

"Karin Hai," kata Gisel lalu memeluk Karin.

"Nayara yang Lo ceritain waktu itu tuh sebenernya tetangga Gue. Sahabat masa kecil Gue, tadi udah sempet ketemu kok. Lo gimana sama dia?" Tanya Karin. Mereka bertiga kini sedang berada di kantin.

"Belum baik-baik aja, Gue yang salah. Harusnya Gue nggak ngikutin apa kata temen Gue waktu itu," kata Gisel.

"Pelan-pelan aja, Gue yakin Nayara masih mau deket sama Lo. Cuma dia gengsi dan pingin lihat sejauh mana perjuangan Lo," kata Karin sambil mengelus bahu Gisel.

"Makasih ya Rin," kata Gisel.

"Wih wih ada apa nih?" Tanya Dita heboh saat melihat semua siswa berlarian.

"Ayo kita juga nggak boleh ketinggalan!" Kata Karin lalu pergi ke arah kerumunan.

"William!" Pekik Gisel lalu mendekat ke arah William yang sudah terkapar dengan wajah yang penuh dengan darah.

"Cepet bawa dia ke UKS!" Perintah Pak Arya.

"Minggir woy!" Teriak Reihan yang membantu membawa William ke UKS.

"Pemain cadangan gantikan William!" Kata Pak Arya. Dengan sigap Rendi mengganti bajunya dan berlari ke tengah lapangan dan menggantikan William.

"Woi lempar sini bolanya!" Teriak Christ kepada anggota tim nya dan melemparkan kan bolanya ke arah keranjang.

"Fokus! Fokus!" Teriak pelatih dari luar area pertandingan.

"SMA Galaxy pasti bisa!" Teriak chearleader yang melakukan atraksi.

"Ih kita gak boleh kalah Lan!" Kata Tiara.

"SMA Semesta pasti bisa!" Teriak Wulan dan Tiara kompak.

"Lihat di sana ada yang plagiat!" Kata siswi yang berasal dari SMA lawan.

"Ih ngeselin banget sih! Gue jotos ya Lo!" Teriak Wulan.

"Lan tunggu jangan esmosi dong Lo! Mereka palingan iri sama kita," kata Tiara.

"SMA Semesta jaya jaya jaya!" Teriak Tiara dan Wulan.

Pertandingan semakin sengit, dengan skor seri. Christ berhadapan dengan Rendi dan melemparkan tatapan tajam. Keringat membanjiri seluruh wajah mereka, teriakan pendukung bergelora dari setiap ruangan.

"Gue bakal menang," kata Rendi.

"Coba aja," ejek Christ.

Priiiittttt!!!!

"Pertandingan selesai dengan skor dua puluh empat dua puluh lima! Pertandingan di menangkan oleh SMA Semesta!" Teriak pemandu acara.

"Wooooooo!!! SMA Semesta semakin di depan!" Teriak pendukung SMA Semesta.

"Sekolah kita menang Tiara!" Teriak Wulan heboh.

"Wuu yang sekolahnya menang sorak doang cemen!" Kata Wulan ke arah suporter yang tadi mengejeknya.

"Rendi emang yang terbaik!" Kata Wulan lagi.

"Juara pertama di raih oleh SMA Semesta. Juara kedua oleh SMA Galaxy. Dan juara tiga di raih oleh SMA Bintang," kata pemandu acara.

"Medali dan piagam akan diserahkan nanti setelah acara penutupan diadakan. Yang lainnya it's free time!!" Kata pemandu acara. Waktu yang paling di tunggu-tunggu akhirnya tiba.

"Ah sial!" Kata Christ sambil melempar handuknya.

"Gak papa Christ, kalah itu wajar kok. Kamu udah keren banget tadi," kata Karin sambil menghibur pacarnya.

"Keren tapi gak menang buat apa?" Tanya Christ frustasi.

"Dari pada banyak gaya tapi menang?" Tanya Dita.

"Ya mending itu lah bego!" Pekik Christ.

"Gak papa kamu udah berusaha," kata Karin sambil mengelus kepala pacarnya.

"Selamat ya," kata Bastian lalu bertos dengan Christ.

"Selamat buat?" Tanya Karin.

"Selamat karena Lo kalah dari sekolah Gue ciah," kata Bastian dan mendapatkan pukulan handuk bertubi-tubi dari Christ.

"Woy sakit woy emang yang Gue bilang tadi salah? Nggak kan?" Kata Bastian heboh.

"Nggak salah tapi ngeselin! Gimana pertandingan volinya? Siapa yang menang?" Tanya Christ.

"Sekolah Gue seperti biasa juara satu. SMA Bintang juara dua. Dan sekolah Lo juara tiga. Bhaks!" Kata Bastian dengan senyum puas.

"Andrew gak bisa apa dia berjuang dikit!" Omel Christ.

"Heh! Lo jangan salahin cowok Gue ya! Salahin tuh timnya gak bisa menang!" Kata Dita sambil berdiri berhadapan dengan Christ.

"Heh heh jangan ribut di sini! Malu dilihatin orang," kata Dita Karin lalu memisahkan keduanya.

"Gisel mana Bas btw?" Tanya Karin.

"Lagi nemenin William sama Nayara juga," jawab Bastian.

"Lo gak cemburu sama yang namanya William itu?" Tanya Dita.

"Ngapain cemburu? Gisel udah jadi milik Gue sepenuhnya," kata Bastian sambil tersenyum ambigu.

"Sepenuhnya?" Tanya Karin dan Dita kompak.

"Jangan mikir yang aneh-aneh Lo berdua!" Pekik Bastian.

"Gimana keadaan William?" Tanya Nayara kepada Reihan.

"Butuh istirahat doang," jawab Reihan.

"Lagian bandel banget di suruh jangan ikut tanding. Mimisan kan jadinya," kata Reihan.

"Syukur deh kalau gitu. Gue mau balik ke lapangan dulu yah," kata Gisel lalu menjauh dari mereka.

****

"Misi~" Teriak Andrew dan Hao di depan rumah Nayara.

"Woy masuk-masuk. Dah siap semua kan?" Tanya Nathan lalu membantu mengambil barang-barang antara lain, tali plastik, kelereng dan sendok plastik, bambu panjang dan semua barang yang akan digunakan untuk perlombaan nanti.

"Mestinya kita pagi upacaranya, tapi karena di kampus sama SMA masing-masing jadi siang deh bisanya," kata Nicholas lalu menata barang di gazebo rumahnya.

"Lo tadi kalah main lawan SMA Semesta ya Ndrew?" Tanya Hao.

"Iya kalah dikit," kata Andrew.

"Yang lain masih ada di kandangnya kah? Lama amat keluar," protes Nathan sambil mendorong kereta Tania dan Sania.

"Christ, Karin, sama Andrew lagi beli tali sama bendera. Saka, Kak Putra, Kak Alex, lagi beli camilan. Mbak Andra sama Bang Jay lagi nyiapin minuman. Nayara, Justin, sama William mencar bantu-bantu mereka," jelas Nicholas.

"Katanya William sakit emang bisa ikutan acaranya?" Tanya Hao.

"Terus Lo? Kan harusnya dua bulan lagi baru boleh jalan," kata Andrew.

"Lakik! Dong. Gitu doang," kata Hao.

Pluk!

"Akkhh sakit lah! Jangan dipukul sshh," kata Hao saat Nathan memukul kakinya.

"Nik Nik dimana taruh minumannya?" Tanya Bang Jay dengan termos es dan gelas plastik yang ada di dalam box besar di gendongannya.

"Sini Bang, katanya ada soft drink mana?" Kata Nicholas.

"Ambil di mobil, lumayan banyak kayanya gak bisa sendiri deh," kata Bang Jay.

"Gue, Andrew, sama Hao ambil soft drinknya," kata Nicholas.

"Snacknya Gue tata di atas meja aja yah," kata Saka dan dibantu oleh Putra.

"Kak Nathan bendera taruh mana? Lumayan berat loh ini," kata Karin sambil meminta pertolongan kepada Nathan.

"Taruh sini Rin diatas biar gak kotor. Talinya mana?" Kata Nathan.

"Masih di bawa sama Christ," jawab Karin.

"Tiang bendera di sebelah rumah pohon itu masih berfungsi kan ya?" Tanya Bang Jay.

"Perlu tali doang, nih," kata Christ lalu menyerahkan tali kepada Bang Jay.

"Siapa jadi petugas upacaranya?" Tanya Mbak Andra.

"Nicholas, Nathan, sama Alex jadi pengibar bendera. Bang Jay jadi danton. udah itu aja sih. Sama pembaca doa Mbak Andra aja gimana?" Kata Hao.

"Mbak Andra kan ngurus mereka ya mana bisa," kata Mbak Andra.

"Karin sama Nayara bisa kok jagain mereka, yakan Nay?" Kata Karin.

"Gue juga nganggur nih," kata seseorang dari arah pintu masuk.

"Egi!" Pekik semuanya.

"Egi astaga akhirnya kita bisa ketemu," kata Mbak Andra lalu memeluk Egi.

"Upacaranya belum mulai kan?" Tanya Egi.

"Belum, kita masih butuh babysitter buat jagain bayi," kata Christ.

"Anjir tugas Gue mulia banget yah," kata Egi sambil terkekeh.

"Egi sama Saka tugasnya jagain Kanaya. Gue sama Christ jagain Zayn. Andrew sama Nayara jagain Tania sama Sania gimana?" Usul Karin.

"Terus Gue?" Tanya Reiga.

"Gak tahu Gue kan ikan," jawab Karin hingga membuat Reiga kesal.

"Udah ayok buruan upacara nya panas nih," kata Mbak Andra.

"Tunggu!" Teriak Freya sambil berlari ke arah mereka.

"Sayang awas jatoh," peringat Nathan.

"Gue juga mau ikut upacara," kata Freya.

"Freya kamu baca teks proklamasi yah," kata Mbak Andra dan diangguki Freya.

"Nah ini dia yang di tunggu-tunggu. Yaudah ayok," kata Hao.

Bang Jay, Mbak Andra, Nicholas, Nathan, Putra, Hao, Reiga, Alex, Andrew, Christ, Saka, Egi, Karin, Nayara, Freya, hingga Kanaya, Zayn, Tania dan Sania berbaris rapi menghadap tiang bendera. Kanaya, Zayn, Tania dan Sania berada di kereta dorong mereka, ikut menyaksikan upacara bendera hari itu. Walaupun hanya upacara tidak resmi, namun segalanya akan mereka lakukan untuk mengibarkan sang merah putih.

Bang Jay berdiri di tengah-tengah lapangan menjadi pemandu upacara. Mbak Andra, Freya, Nicholas, Nathan, dan Alex berdiri di sebelah kanan tiang bendera, dengan Alex yang membawa bendera merah putih di kedua tangannya.

"Upacara pengibaran bendera merah putih. Tanggal tujuh belas Agustus, akan segera di mulai. Seluruh barisan siap gerak!" Teriak Bang Jay di depan semua orang.

Nathan, Nicholas, dan Alex yang kemarin sudah berlatih mengibarkan bendera mulai melancarkan aksinya. Langkah berani dari ketiga pemuda itu menggema ke segala penjuru. Walaupun ini pengalaman pertama bagi mereka semua untuk memimpin upacara, namun kegiatan yang mereka adakan dapat berjalan dengan mulus.

"Kepada Sang Merah Putih!!! Hormat!!!!! Gerak!!!!" Teriakan Bang Jay menggema, dan semua yang ada di sana seketika menaikkan tangannya dan hormat kepada Sang Merah Putih.

Reiga sadar jika kemarin mereka belum mendiskusikan tentang siapa yang akan menjadi dirigen. Hingga dirinya maju dengan suka rela lalu memimpin menyanyi Indonesia Raya.

Dari awal hingga akhir tak luput tangan dan bibir mereka berhenti. Alunan lagu Indonesia Raya yang Indah menambah kesan jika hari itu adalah hari yang sangat spesial untuk seluruh warga negara Indonesia. Bendera pun sampai di atas.

"Tegap!!!! Gerak!!!" Teriak Bang Jay.

Mengheningkan cipta telah selesai dilakukan. Seperti biasa, saat mengheningkan cipta semuanya akan menundukkan kepala dan kembali mengenang jasa para pahlawan. Dilanjutkan ke pembacaan teks proklamasi oleh Freya, pembacaan doa oleh Mbak Andra, dan penutupan oleh Bang Jay.

"Asik yah bisa ngibarin bendera walaupun gak resmi," gumam Mbak Andra.

"Dari dulu kalian selalu ngadain acara gini ya?" Tanya Freya.

"Kalau dulu kita upacara di lapangan, tapi sekarang udah gak pernah. Karena pak ketua kompleks yang dulu udah meninggal dan gak ada yang mau gantiin beliau," jelas Hao.

"Waktu kita kecil, hadiah yang menang lomba gak main-main Fey. Kita semua nyumbang untuk beliin hadiah buat anak-anak. Nicholas sih yang paling sering dapetin hadiah," kata Reiga.

"Sekarang anak muda yang tinggal di sini udah pada lupa sama kewajiban mereka. Mereka cuma post di sosmed tapi gak upacara," kata Bang Jay.

"Bener banget dan Gue salah satunya. Bukannya gimana tapi kalau Gue ngelakuin upacara sendiri gengsi anjir. Jatuhnya malah aneh beda sendiri," kata Putra.

"Gengsi gengsi! Makan tuh gengsi!" Kata Alex sambil menyuapkan rumput ke mulut Putra.

"Woy sialan Lo Lex!" Teriak Putra.

"Bagus banget gak sih lihat bendera kita tertiup angin kaya gitu?" Kata Karin dengan tatapan yang tak luput dari bendera merah putih yang berkibar.

"Bayangin deh zaman dulu gimana nenek moyang kita kesusahan cuma buat ngibarin bendera doang," kata Andrew.

"Salah dikit dah jadi mayat," kata Egi sambil terkekeh.

"Mana nenek moyang kita di paksa kerja tanpa upah lagi," kata Christ.

"Tapi Gue sempet baca di sosmed, Jepang tuh ngasih gaji kok. Cuma gajinya gak pernah nyampe ke tangan para kuli," kata Saka.

"Jangan sok tahu deh siapa tahu hoak kan?" Kata Nayara.

"Misteri yang belum bisa di pecahkan dan kita gak bisa nyimpulin hanya karena postingan di sosmed," kata Andrew.

"Kira-kira rahasia apa ya tentang dunia yang belum di publish? Overthinking jadinya Gue," kata Reiga.

"Lo mah apa-apa juga overthinking! Ikan mati di darat overthinking. Motor mogok kehabisan bensin overthinking," teriak Hao.

"Seriusan motor Lo mati sampe overthinking gitu?" Tanya Mbak Andra sambil tertawa.

"Habisnya itu kan Gue beli pake uang yang Gue simpen sendiri nabung itu susah," kata Reiga.

"Yang bilang nabung gampang itu siapa sih?" Kata Bang Jay julid.

"Ya kan bilang biar lebih dramatis aja gitu," kata Reiga.

"Permisi!!" Teriak seseorang di depan rumah Nayara.

"Masuk sini," kata Freya menyambut para tamu yang datang.

William, Justin, Gisel, Bastian, Jesse, Sandrina, Jason, dan kekasih Jason datang untuk ikut memeriahkan acara yang akan mereka adakan.

"Yo William, Justin, Jesse!" Sapa Alex.

"Siapa nih kek familiar mukanya," kata Hao sambil menatap Jason.

"Jason masak Lo lupa sih? Kakak tirinya Jesse," canda Reiga.

"Enak aja Lo bilang kita saudara tiri," kata Jason tak terima.

"Ya habisnya kakaknya soft and good boy adiknya ck ck ck," kata Reiga bersama Hao.

"Orang yang layak untuk di sembelih ya," kata Jason.

"Ini siapa Lo?" Tanya Bang Jay.

"Kenalin dia Putri pacar Gue," kata Jason sambil memperkenalkan pacarnya.

"Hai Put gabung sama para cewek di sana," kata Nathan sambil menunjuk para wanita yang sedang mempersiapkan konsumsi.

"Owh oke permisi," kata Putri lalu menghampiri kumpulan wanita.

"Siapa ya?" Tanya Mbak Andra kepada Putri.

"Saya Putri pacarnya Jason," kata Putri.

"Jason siapa sih?" Tanya Mbak Andra.

"Owh Kak Jason tutor Naya yang dulu. Duduk Kak," kata Nayara kepada Putri.

"Iya makasih," mata Putri lalu duduk di sebelah Nayara.

"Gisel!" Teriak Karin lalu memeluk Gisel.

"Duduk sini, btw apaan tuh?" Tanya Karin sambil menunjuk box yang di tengteng Gisel.

"Ini cookie sih Gue sama Bastian yang buat," kata Gisel.

"Pinter masak ya kamu Sel," kata Freya.

"Gak juga kok kak," kata Gisel malu-malu.

"Kak Freya gimana?" Tanya Bastian sambil memeluk kakak kandungnya itu.

"Apanya yang gimana?" Tanya Freya.

"Keadaan Kakak sama ponakan-ponakan Gue lah," kata Bastian.

"Kita semua baik-baik aja kok. Bunda sama Papa gimana?" Tanya Freya.

"mereka juga aman makin romantis lagi," kata Bastian.

"Syukur deh kalau gitu," kata Freya.

"Will Lo yakin ikut lomba?" Tanya Reiga.

"Iya gak papa kok Kak. Tadi kurang istirahat doang," jawab William.

"Jangan sampe ngerepotin orang loh Lo ya," ancam Putra.

"Gak akan," kata William.

"Ini mendung apakah akan ada hujan?" Tanya Alex sambil menatap langit yang sudah di selimuti awan tebal.

"Jangan dong Lex, nanti gagal lagi acaranya," kata Hao.

"Berdoa aja semoga gak hujan," kata Nicholas yang terlihat kecewa sama seperti yang lain.

Tak berapa lama kemudian hujan turun membasahi arena perlombaan. Mau tak mau mereka harus bergotong royong memindahkan barang-barang, makanan serta minuman agar tidak terguyur hujan.

"Loh kok hujan sih?" Protes Karin.

"Gara-gara Alex nih!" Teriak Hao yang kesal ke arah Alex.

"Kok jadi Gue gitu?" Kata Alex pasrah.

"Gak mood lomba deh Gue," kata Karin.

"Gak asik hujannya!" Pekik Egi.

"Masak sama hujan kalian takut sih? Ayok lomba terobos aja hujannya," kata Saka lalu turun ke halaman dan bermain di bawah hujan.

"Gue setuju karena biar apapun cuacanya kalau niat ya gak bakalan bisa berhentiin kita," kata Alex mengikuti Saka.

"Bocil banget," kata Bang Jay namun ikut serta bermain di bawah hujan bersama mereka.

"Ayo Kak Nay kita kan udah pernah mandi hujan," teriak Justin.

"Will Lo gak usah ikut main ya?" Kata Nayara.

"Kenapa? Gue udah sehat Nay," bantah Nayara.

"Gak usah bandel!" Pekik Nayara.

"Adain lombanya hujan-hujanan nih?" Tanya Freya.

"Bagi ibu rumah tangga silahkan ngerumpi saja. Sedangkan bagi yang muda ayo laksanakan lombanya!" Teriak Alex mengundang semangat yang sempat hilang dari jiwa para remaja itu.

"Yaudah Fey kita nyalon ajah," kata Mbak Andra lalu kembali ke dalam bersama Freya dan para bayi.

Chapter ini secara khusus aku buat untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Walaupun kita gak bisa ngerayain kaya dulu, tapi aku harap dengan baca chapter ini kalian jadi ngerasa ikut serta dalam memperingati HUT NKRI yang ke-76. Semoga masa PPKM segera berlalu dan kita semua bisa ketemu sama teman-teman, saudara dan orang-orang yang udah lama gak kita jumpai selama masa PPKM ini. Semangat semua! Hehe...

Part 2 bakal aku update besok....

Enjizoo44creators' thoughts