Keesokan harinya saat makan siang dikantor , Luna celingukan mencari Deryl yang biasanya tiba saat makan siang hampir selesai . Tapi sampai makan siang Deryl tak menunjukan batang hidungnya .
" tumben kak Deryl ga ikut" tanya Luna ketika perjalanan kembali kekantor
" dia sama pak Rayi lagi ke perusahan perhiasaan untuk melihat hasil pemotretan" jawab Elma sambil sibuk bermain ponsel .
"owh gitu" Luna mengangguk mengerti .
Didepan kantor Oldiet sudah menunggu disamping mobil sport nya . Oldiet yang cukup tampan ditambah dengan mobil sport yang ia miliki membuat semua orang menatapnya kagum . Dan ketika Oldiet melihat sosok yang dicarinya dia segera melambaikan tangan pada Luna ,
"siapa lagi Lun?" tanya Johan kaget melihat cowok ganteng melambai kearah Luna , diikuti tatapan heran Elma .
" aku berusaha keras sembunyi dari dia , malah pak Rayi yang memberi jalan tol bertemu dia" jawab Luna emosi . Luna berjalan mendahului yang lain untuk menghampiri Oldiet .
"tuh cewek ya dikelilingi cowok-cowok ganteng" keluh Roy , Johan mengusap pundak Roy memberi semangat . Elma tertawa melihat temannya .
"mau apa kesini?" tanya Luna begitu sampai didepa Oldiet
"pengen ketemu kamu lah" jawab Oldiet santai sambil mengacak rambut Luna seperti biasa
"kan ini tempat kerja aku kak , kan aku malu" Luna celingukan kanan - kiri melihat semua rekan kerja melihatnya
"emang aku ga seganteng dulu" goda Oldiet
"bukan gitu" Luna kesal mengahadapi sikap Oldiet
" anak pintar" Oldiet kembali mengacak rambut Luna
"iiihh" Luna mencoba menghindar dari tangan Oldiet , namun usahanya sia-sia
" ya udah nanti pulang kerja aku jemput ya" Oldiet mebungkukkan tubuhnya hingga Luna tidak perlu mendongak melihat Oldiet
" ga bisa nanti aku mau nonton sama temen aku" kata Luna mundur " awas aja sampai kesini" kata Luna memperingatkan tanpa pamit dia segera masuk ke kantornya meninggalkan Oldiet yang melihatnya dengan tawa senang karena Luna masih sama seperti Luna yang dia kenal dulu . Setelah Luna tak tampak dari pandangannya Oldiet segera pergi dari sana .
**
Waktu pulang kerja Luna sudah meminta Nakula untuk menjemputnya tepat waktu , bukan hanya Nakula yang tepat waktu Sadewa pun tepat waktu berada didepan kantor adiknya . Luna heran melihat Sadewa karena dia hanya meminta Nakula untuk menjemputnya tapi kenapa Sadewa juga ikut menjemput . Usut punya usut ternyata dia sudah membuat janji dengan Elma .
"ahh ternyata sekarang aku jadi no 2 buat kak Dewa" goda Luna ketika melihat Elma menghampiri Sadewa
" akhirnya dia jadi manusia normal" Nakula menimpali,membuat Elma malu .
" yuk jangan dengerin mereka" kata Sadewa membukakan pintu untuk Elma .
Elma melambai kearah Luna , begitu juga sebaliknya . Luna segera masuk ke dalam mobil Nakula .
"kakak ingat Oldiet?" tanya Luna ketika di mobil , Nakula hanya mengangguk " kemarin aku ketemu dia" lanjut Luna .
"dimana? " tanya Nakula santai
" aku yang buatin iklan untuk K-Food" jelas Luna
"pasti seneng banget tuh ank" Nakula masih tanpa expresi
" kak,,," Luna terhenti , dia melihat kearah Nakula
" kakak ga akan ikut campur hidupnya kamu" kata Nakula mengusap lembut rambut adiknya " masih panjang cerita kamu , kenapa hasrus mengulang dengan orang yang sama" lanjut Nakula . Luna tersenyum melihat kakaknya . Dia selalu bisa membagi keluh kesah nya dengan Nakula , meskipun Nakula banyak mempermainkan hati perempuan tapi dia selalu ada untuk Luna saat Luna butuh tempat untuk cerita . Apalagi mengenai kisah cinta nya . Terutama cinta pertama .
#flashback
Oldiet adalah cinta pertama Luna, Luna dan Oldiet bertemu di salah tempat kursus . Pada saat itu Luna masih kelas 3 SMP,sedangkan Oldiet kelas 2 SMA . Semenjak pacaran dengan Luna Oldiet semakin rajin ikut kursus . Dan ketika Oldiet lulus SMA orang tuanya menghendaki Oldiet untuk sekolah diluar negeri . Tapi Oldiet pergi begitu saja tanpa memberi penjelasan kepada Luna .
Baru ketika Luna masuk perguruan tinggi dia mengetahui keberadaan Oldiet . Tapi Luna tidak sedikitpun berniat untuk menghubungi Oldiet .
#end
Luna mecari berjuta alasan untuk menolak kembali kepada Oldiet , karena ada begitu banyak cerita terukir setelah kepergian Oldiet .