Luna terbangun dari tidurnya saat ponselnya berdering . Luna mengercapkan mata meraih ponselnya , dia melihat siapa yang menelepon pagi - pagi dihari liburnya . Setelah melihat siapa yang menelepon Luna segera menerima panggilan tersebut ,
" iya ada apa kak " kata suara berat
" belum bangun ? " tanya Rayi dari ujung telepon
" hemb , udah mau berangkat kah ?" tanya Luna
" iya nih udah sama Deryl , nanti kalo udah sampai aku telepon ya "
" iya hati - hati dijalan "
" siap sayang , love you "
" have fun " kata Luna mengakhiri teleponnya , lalu dia melanjutkan tidurnya .
Di tempatnya Rayi sedang kesal karena Luna tidak membalas uangkapan cintanya , " apa dia marah ya karena aku ninggalin dia " batin Rayi .
" kamu yakin pacaran sama Luna ? " tanya Deryl yang melihat perubahan wajah sahabatnya .
" yakin lah emang kenapa? " Rayi balik bertanya
" ya kan kamu baru aja kenal sama dia " kata Deryl
" kamu tahu ga siapa yang rekomenin dia buat masuk perusahaan kita? "
" kan kita buat iklan dikampus kita "
" tapi dia ga tau itu , aku yang minta prof Akbar buat ngasih tahu dia " kata Rayi bercerita sambil senyum - senyum
" bentar - bentar , kenapa kamu ngasih tahu prof Akbar "
" pertama kali lihat Luna waktu prof Akbar minta bantuan buat bikin iklan untuk salah satu anaknya , dan kebetulan beliau minta ketemuan di kampus dan waktu itu aku lihat Luna jadi asdosnya prof Akbar "
" jadi kamu uda incer dia duluan " kata Deryl tak percaya , Rayi mengangguk dan tersenyum . Kemudian dia mulai melajukan mobilnya . Deryl masih tak percaya dengan apa yang dilakukan oleh temannya .
Tapi Deryl masih belum setuju dengan Rayi yang pacaran dengan Luna karena Luna yang sedang hamil .
**
Menjelang siang Luna duduk di ayunan didepan rumah bersama keponakannya dan juga Sadewa . Tak lama bunda datang dengan membawa camilan , dengan Nakula yang tiba - tiba duduk diantara Sadewa dan Luna .
" bunda minggu depan Dewa mau nglamar Elma ya " kata Sadewa tiba - tiba , membuat kedua saudaranya menoleh kaget , apalagi bunda
" nglamar anak orang itu ga main - main loh Wa " kata bunda
" kan bunda tahu bulan depan Dewa juga penempatan ga disini anak orang juga butuh kepastian bunda " kata Sadewa
" kamu udah siapin apa aja ? " tanya bunda
" seserahan udah semua bunda kemaren udah beli semua " Sadewa menenangkan bundanya
" ya udah bunda tinggal bilang ke saudara - saudara inti "
" trus kalo bulan depan nikah gimana ya bunda? " cletuk Sadewa
" what " kata Luna kaget
" Elma hamil emangnya ? " cletuk Nakula , yang langsung dapat gebukan oleh bunda dan Luna
" enak dong bun langsung dapat bonus mantu sama cucu " Sadewa menimpali
" bunda dulu hamil mereka ngidam apa sih , kenapa bisa muncul Dumb an Dumber to gini " keluh Luna frustasi
" kalian itu ya , kalo ngomongnya ga dijaga udah bunda sumpal pake sendal ya " bunda mulai geram , sedang Nakula dan Sadewa hanya cengengesan .
" sumpah bunda , aku yang jadi emaknya udah aku masukin ke perut lagi " Luna ikutan geram
" tante Elma mau punya adek bayi oma ? wah enak dong Abi habis ini punya temen " cletuk Abi yang ternyata mendengarkan omongan nereka
" hahaha " tawa Nakula dan Sadewa pecah
" kalian berdua itu ya " jitak Luna pada kedua kakaknya
" belum sayang , tante Elma belum punya adek bayi " bunda memberi pengertian pada Abi .
" Abi jangan dengerin para idiot ini ya " Luna menutup telinga keponakannya .
**
Rayi sedang melihat teman - temannya bermain golf saat Deryl menghampirinya . Deryl duduk tepat disamping Rayi , dia tampak bimbang untuk bertanya ,
" Yi kamu bener - bener yakin pacaran sama Luna ?" tanya Deryl ragu - ragu , Rayi menoleh kearah Deryl
" kenapa si loe dari tadi tanya kayak gitu ? " Rayi mulai penasaran
" maaf maaf nih ya sebelumnya " Deryl sungguh berhati - hati
" ada apaan sih " Rayi mulai emosi
" apa kamu sama Luna pernah ' ML ' " tanya Deryl sambil menutup mukanya takut kena pukul Rayi yang tampak marah
" loe kenapa kepo banget sih " Rayi benar - benar tampak murka
" kamu udah siap jadi ayah emangnya ? " kata Deryl masih tetap menutup mukanya dengan tangannya , Rayi mengernyitkan dahi binggung dengan kata - kata Deryl
" maksudnya apaan sih !! "
" Luna kan hamil , itu anak kamu,,, atau ?" Deryl aungguh berhati - hati berucap
" hamil ? maksud kamu Luna hamil ? kamu kata siapa? " cerocos Rayi
" jadi bukan sama kamu ! " Deryl membelalakan mata tak percaya
" kamu kata siapa ?! " Rayi mencengkeram baju Deryl
" Johan sama Roy pernah ketemu Luna waktu periksa kandungan " Deryl tampak takut untuk bercerita , Rayi segera melepas kan cengkeramannya dan mengambil ponsel di sakunya .
Dia segera melakukan panggilan telepon ke Luna , kakinya tak dapat berhenti menghentak - hentakkan ke tanah .
" halo sayang lagi dimana ? " tanya Rayi begitu panggilan tersambung
" lagi dirumah , tapi habis ini mau ikut kak Nakula ketempat futsal . Boleh kan ? " tanya Luna
" iya boleh , jangan pakai baju yang terbuka ya " pesan Rayi
" iya sayang , ada apa telepon ? " tanya Luna
" ga aku cuma kangen aja , habis ini aku pulang tunggu aku disana ya " kata Rayi manis , sebenarnya dia sangat senang setelah tahu Luna hamil , jadi dia ingin langsung bertemu dengan Luna dan meminta izin pada Nakula
" kok cepet banget " tanya Luna
" iya nih tiba - tiba kangen sama kamu " goda Rayi ,
" gombal banget sih , ya udah hati - hati di jalan ya " kata Luna manja
" siap sayang , kamu juga hati - hati kalo bawa mobilnya , bye " Rayi berpamitan
" bye sayang " kata Luna menutup sambungan telepon .
Setelah itu Rayi segera pergi meninggalkan Deryl yang nampak binggung .
**
Rayi melajukan mobil layaknya sedang balapan . Dia benar - benar tidak sabar untuk memeluk Luna . Karena dia yakin kalo Luna hamil berarti itu adalah anaknya . Dan dia bahkan tak sabar untuk memberi kabar kedua orang tuanya .
Saat tiba di tempat futsal Nakula , Rayi segera memarkir mobilnya . Terlebih dahulu dia mencari mobil Nakula , dan saat dia melihat mobil Nakula dia segera berjalan kearah dalam lapangan . Rayi mencari - cari sosok Luna tapi tak juga nampak , dia hanya melihat Nakula yang sedang beristirahat setelah bermain futsal . Rayi segera berjalan dengan cepat menghampiri Nakula . Dan saat Rayi mulai dekat dia melambai kearah Nakula .
Nakula yang melihat Rayi dari kejauhan pun segera menghampiri , karena melihat Rayi ada yang dibicarakan .
" kata Luna kamu di luar kota ?" tanya Nakula saat sudah sampai di hadapan Rayi
" iya kak , ada yang mau aku omongin " kata Rayi terlihat takut
" apaan ? " tanya Nakula sambil mebersihkan keringat dibadannya dengan handuk kecil .
Rayi terdiam sejenak kemudian tiba - tiba berlutut dihadapan Nakula . Membuat Nakula binggung .