Luna sedang bermain catur saat Rayi tiba dirumah papanya . Begitu datang Rayi buru - buru mencium tangan papa dan mamanya , dan segera memeluk Luna erat - erat . Luna cengar - cengir malu karena dilihat oleh kedua orang tua Rayi , Luna mencoba melepas pelukan Rayi tapi tenaganya tak cukup kuat untuk melepaskan diri .
" kayaknya ada yang cinta nya meluber luber nih " goda Gladis
" udah jangan godain kakak kamu aja " bela mamanya , Rayi melepas pelukannya
" kesini dianterin siapa? " tanya Luna
" pake motornya kak Dewa , kamu sih dari tadi ditelepon ga bisa - bisa " kata Rayi kesal.
" hp aku di mobil kayaknya , tumben - tumbenan kak Dewa ngebolehin motornya dipinjem " kata Luna heran
" kak Nakula yang minjemin " kata Rayi menjelaskan
" wah dikerjain kamu sama kak Nakula , kak Dewa bisa ngamuk itu " kata Luna khawatir
" oh ya " kata Rayi santai
" biar tahu rasa tuh dimarahin kakak kamu " cletuk mama Rayi ,
" Luna punya berapa kakak cowok ?" tanya papa Rayi
" tiga pa , pertama jadi dokter , kedua tentara , ketiga polisi , papa bisa bayangin Rayi gimana " sela Rayi , Luna hanya bisa tersenyum
" oh ya , wah hebat ya mama kamu " puji mama Rayi
"makasih ma " kata Luna
" wah kapan - kapan papa boleh kan main kerumah Luna " kata papa Rayi mengoda ,
" boleh banget pa " kata Luna sambil tersenyum manja
" temenin makan yuk" pinta Rayi
" kamu belum makan ? " tanya Luna heran
" gimana mau makan datang kesana kamunya belum datang ya panik lah sampai ga kepikiran makan " omel Rayi
"aduh kasian " kata Luna manja
" udah sana pergi makan jijik tau lihatnya " cletuk Gladis marah , disambut tawa kedua orang tua nya . Rayi mengandeng Luna ke ruang makan .
Rayi segera duduk di ruang makan , begitu juga Luna . Dan dengan telaten Luna menyiapkan makan untuk Rayi .
" mau minum apa , biar aku buatin " kata Luna yang menyerahkan piring yang sudah lengkap dengan nasi dan lauk
" dengan kamu bisa berbaur dengan keluarga sama lingkungan aku , kamu bener - bener keliatan seksi tahu " goda Rayi sambil memegang tangan Luna
" makan nih makan seksi " Luna menyuapi mulut Rayi dengan sendok yang berisi nasi , Rayi memanyunkan bibirnya karena gombalannya tidak mempan ke Luna . Rayi makan tetapi tangannya tetap erat memegang tangan Luna jadi mau tak mau Luna terpaksa duduk manis disamping Rayi . Tiba - tiba Rayi berdiri
" mau kemana? " tanya Luna
" kenapa takut ditinggal ? " goda Rayi
" ditanya bener - bener juga " Luna mencibir
" mau ambil minum sayang ku " kata Rayi sambil berjalan kearah kulkas .
" kan bisa aku ambilin , kan aku tadi udah tanya " kata Luna saat Rayi kembali sambil membawa minuman kaleng , Rayi kemudian duduk menghadap Luna
" aku jadiin kamu pacar aku bukan untuk jadi pembantu aku , selama aku bisa sendiri aku ga mau buat kamu mengangkat tangan lembut kamu " kata Rayi di akhiri dengan mencium lembut bibir Luna , membuat Luna tersipu malu memegang bibirnya .
" besuk aku ada acara diluar kota sama temen kuliah aku , kamu mau ikut " tanya Rayi sambil membereskan piring makannya
" ga nanti ganggu kamu " kata Luna sambil menatap punggung Rayi yang dengam mandiri mencuci piring makannya sendiri
" aku sih pengen pamerin ke temen - temen aku kalo Lovely ku itu cantik banget " kata Rayi sambil tersenyum menoleh kearah Luna
" iih noraknya cowok aku " kata Luna membalas senyum Rayi
" tapi tenang kok sayang itu acara cowok - cowok ga ada ceweknya " kata Rayi menghampiri Luna
" lah terus kamu ngapain ngajak aku kalo itu acara buat cowok -cowok " Luna melotot heran
" iya biar mereka tahu aku punya cewek cantik " Rayi nyengir
" ga ada faedahnya juga " kata Luna kesal
" tapi aku ikut boleh kan ?" rayu Rayi
" ya boleh lah , aku ga mau batasi kamu melakukan kegiatan kamu . Begitu juga sebaliknya asal kita saling terbuka dan jujur " kata Luna , Rayi spontan meciumi pipi Luna gemas .
" yuk aku anter pulang " kata Rayi meninggalkan Luna yang masih tersipu karena ciuman Rayi yang bertubi - tubi di pipinya . Luna memegang pipinya sambil tersipu malu .
**
Saat Rayi dan Luna tiba dirumah ternyata Nakula dan Sadewa sedang main billiard di teras rumah Yudistira . Rayi memarkir mobil Sadewa di tempat semula . Setelah itu Rayi segera menghampiri Nakula dan Sadewa , untuk menyerahkan kunci motor .
" nih Wa yang pake motor kamu ga ijin dulu " cletuk Nakula saat Rayi menyerah kan kunci motor
" buat jemput Luna kak " kata Rayi sambil memasang wajah inocent
" lain kali jangan dikasih mobil sendiri tuh anak " kata Sadewa tetap fokus bermain billiard .
" siap kak " kata Rayi memberi hormat ,
" kok loe ga marah sih , giliran gue yang pake loe marah - marah " kata Nakula cemberut
" loe juga pelit kalo gue pinjem barang loe " kata Sadewa ikut menekuk wajah , Rayi tersenyum melihat mereka .
" wah kebetulan nih Rayi datang , bisa main bareng nih " kata Yudistira yang baru keluar dari dalam rumah sambil membawa makanan
" boleh kak " kata Rayi semangat ,
" gambreng dulu " kata Nakula ikut antusias
Luna hanya geleng - geleng melihat kelakuan para lelaki tersebut .
" jangan pulang malem - malem besuk kamu ada acara " teriak Luna sambil melempar kunci mobil kearah Rayi
" siap sayang " balas Rayi sambil menangkap kunci mobilnya
" sayang - sayang " amuk Nakula sambil menyodokkan stik billiard ke kaki Rayi . Rayi hanya meringis menahan sakit lalu mulai iku gambreng .
" Boys will be boys " gerutu Luna yang masuk kedalam rumah setelah melihat pacarnya asyik bermain dengan ketiga kakaknya .