Malam ini aku bakal ketemu seorang laki laki bersuara bariton. Daniel namanya.... janji ketemu jam 7 malam di atas satu satu nya jembatan penyeberangan orang di kota balikpapan. ku kenakan celana pendek. sepatu kets. dan baju oblong polos berkerah v neck. Dengan malu malu ku berjalan di jembatan penyeberangan orang malam itu.
Aku orang baru di balikpapan. tepatnya 15 hari setelah kehadiran ku. di balikpapan. Aku mulai mengenal seorang yang mengaku bernama Daniel. selama ini kami berhubungan lewat telpon. dan Mash tahun 2006, tahun dimana gadget Masih belum ada. paling Maih pakai balckberry messenger. Tapi Daniel sendiri tidak memiliki BBM. jadi lah kamu hanya berhubungan melalui telepon dan pesan.
Terus terang saja aku sudah jatuh cinta pada suara baritonnya. Aku merasa deg degan kalo membaca pesan dari Daniel. Apalagi kalau mengangkat telepon dari dia, bisa-bisa aku kelabakan sendiri di buatnya. malam ini. aku bakal ketemu dengan Daniel. Telepon ku berdering. Kulihat Daniel menelpon. Aku mengangkatnya dengan malu malu. karena aku belum pernah ketemu dengan Daniel jadi bisa saja dia ada di antara orang orang. yang sedang berdiri di atas jembatan penyeberangan orang ini. Ada banyak orang yang sedang berdiri atau sekedar merokok dengan temannya diatas jembatan penyeberangan orang ini.
Mulanya aku takut mengangkat telepon seluler ku.Tapi karena ku memang sudah bertekad mau berteman. akhirnya kuberanikan juga mengangkat telepon ku. Seperti biasa. Suara baritonnya mampu menjangkau hatiku yang paling dalam. ku berputar melihat kesekelilingku melihat siapa saja yang sedang bertelepon dan mencoba mencari tahu mungkinkah dia orangnya yang bernama Daniel. Tapi semakin kucoba untuk menemukan orang yang sedang bertelepon semakin pula aku gak tahu. Banyak orang berlalu lalang di sekitarku.
Akhirnya kumulai mengangkat telepon ku. dan aku tahu ternyata dia tidak sedang berada diantara orang orang yang sedang berdiri di jembatan penyeberangan orang. Dia masih berada agak jauh. Sambil tersenyum ramah dia melambaikan tangan ke arah ku. Dan wajahnya, aduhai imut banget. Kepercayaan diriku seketika langsung buyar. Aku jadi salah tingkah. Persis seperti anak sekolah yang baru mulai belajar masuk kelas satu SD. Aku gak tau kenapa bisa seperti itu. Aku pengen rasanya menguap seketika dari dunia ini. Aku mau kabur aja pikir ku.
Aku mencoba untuk kabur dari sana. Tapi terlambat karena dia sudah menyusulku. Dan dia menyeleraskan langkahnya dengan ku. Tapi kok mukanya ternya WAH YAH.
WAH kalo dari jauh karena terlihat imut banget. Setelah ketemu kok jadi YAH ternyata tidak seindah yang dibayangkan. Akhirnya aku berkenalan malam itu dengan Daniel. Daniel yang sebenarnya asyik juga untuk di ajak bicara. Dari perkenalan malam itu aku lebih banyak diam. Daniel yang lebih banyak bicara. karena dia yang lebih bisa mencairkan suasana. Daniel menceritakan masa sekolahnya dulu yang hanya sampai bangku SMP. Dari caranya bicara sih waktu itu dia sepertinya tulus menceritakan semua tentang dirinya.
Aku mulai mengenal seorang yang mengaku sebagai Daniel. Canda tawa yang renyah mengalir keluar begitu saja dari bibirnya. Daniel suatu nama yang terus terngiang dalam benakku. Orang yang selalu ada di pikiranku. Tapi aku harus kembali ke tujuan awal ku ke balikpapan. Aku berjanji pada diriku sendiri ketika aku masih di jakarta bahwa aku akan mengejar karir ku dulu dan mengesampingkan perasaanku. Aku sudah bertekad seperti itu.
Kehadiran Daniel mengubahku. oh tidak. Tentu aku sudah gila kalo begini caranya. Aku Mash mau berkarir dulu. Karir ku yang paling penting dari pada perasaan ku. Akhirnya aku memutuskan segala bentuk komunikasi dengan Daniel. Aku sibuk bekerja dengan setulus hatiku dan kucurahkan semua ke pekerjaan ku. pertemuan kami yang singkat namun menyenangkan lambat laun bisa kulupakan.