Tanpa diketahui, Ken sembunyi di balik dinding. Dadanya terasa berdenyut seakan ada sesuatu yang menusuk. Sakit itu tidak bisa membunuhnya, tapi bisa membuatnya tidak ingin hidup.
"Aku harus belajar dari Loid untuk menyembunyikan perasaan. Aku harus profesional," batin Ken.
Tuk... Tuk... Tuk...
Suara langkah kaki Ken dan juga Seuntai senyum dari bibirnya, menghiasi wajah Ken yang berpura-pura tegar.
Suasana masih canggung, wajah terkejut Delice dan Naura tidak bisa di sembunyikan. Wajah mereka juga memerah.
"Aku hanya bisa melihat sisimu yang seperti ini ketika ada Tuan. Aku sangat ingin melihat sisimu yang lain tapi itu adalah hal yang mustahil," batin Ken.
"Sam, Loid sudah menunggu," ucap Ken sembari menepuk pundak Sam.
"Iya, aku lupa. Der, ada yang harus kita bicarakan. Anak-anak sudah berkumpul," ujar Sam.
"Soal?" tanya Delice.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください