Panji mengendarai mobilnya dengan sedikit terburu-buru menuju ke rumah sakit terdekat. Disepanjang perjalanan menuju rumah sakit tangan Algis tak lepas dari genggaman Panji. Pria itu mengemudikan mobilnya hanya menggunakan satu tangan saja. Rasa cemas dan khawatir terlukis jelas pada wajah tampan Panji. Sekalipun Panji berpikiran positif dan yakin Algis sehat dan baik-baik saja, namun tetap saja Panji masih dilanda rasa cemas dan takut bercampur menjadi satu.
"Mas Panji... Lepasin tangan Algis. Gak baik nyetir satu tangan Mas"
Panji menoleh sebentar ke arah pemuda manis di sampingnya itu. Lalu ia kembali fokus pada jalan di depan.
"Aku takut Gis..." Panji semakin mengeratkan genggaman tangannya.
"Algis gak Apa-apa Mas. Jangan khawatir gitu"
"Kamu selalu bilang gak apa-apa, kalo ternyata kamu sa..."
Panji tidak melanjutkan kata-katanya. Ia langsung mengatupkan kedua bibirnya, tidak berniat lagi untuk melanjutkan kalimatnya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください