webnovel

My Soully Angel (Jodoh Sang Dewa Api)

Yafizan - Diturunkan ke bumi akibat serangan fatal dari kekuatannya membuat seorang gadis meninggal karena melindungi adik calon suaminya. Dia selalu bersikap arogant dengan emosi yang meluap - luap karena sifat alami apinya. Tinggal di bumi hampir seribu tahun lamanya bersama asisten yang diperintahkan untuk menjaganya selama di bumi. 1000 tahun kemudian dia dipertemukan dengan reikarnasi gadis yang tanpa sengaja diserangnya, dan gadis itu selalu menolongnya sedari kecil - Soully. Kejadian tak terduga membuatnya keduanya terikat dalam pernikahan.

GigiKaka · ファンタジー
レビュー数が足りません
100 Chs

Bab 55

Have a Nice day, gaesss

Happy Reading... 💕

***

Rona dan Mrs.Nichole sudah berada di depan pintu ruang perawatan Soully. Debaran jantung serta rasa gugup menyelinap di raut wajah paruh baya nan cantik itu terlihat sangat jelas. Jauh dari kesan glamour dan sombong yang biasanya dia tampilkan. Rona mengangguk pelan memberi isyarat sekedar mengartikan, 'Apakah anda siap?'.

***

Suara handle pintu yang terbuka membuat pasangan yang berada di dalamnya menoleh seketika.

Pemandangan pertama yang dilihat mereka adalah pasangan romantis dan sungguh menyenangkan serta suasana hangat yang menghiasi kamar tersebut saat Mrs.Nichole melihat Yafizan sedang menyuapi Soully. Matanya berkaca-kaca.

Dan pemandangan wanita paruh baya yang masih begitu cantik saat Soully melihatnya. Ada perasaan nyaman yang menyeruak dalam hatinya.

"Hai, selamat siang. Maaf aku membujuk asisten Rona untuk membawaku ke sini," sapa Mrs.Nichole berjalan dengan elegant mendekati Soully lalu memberikan rangkaian bunga dan bingkisan sekotak cake coklat yang membuat Soully hampir meneteskan air liurnya. Tak lupa ia mengecup kening Soully dengan sayang sambil memeluknya. Soully merasa gugup dibuatnya.

"Te-rima kasih, Nyonya."

"Bunda, panggil saja aku bunda." Mrs.Nichole tersadar ketika tatapan ketiga wajah itu menatapnya tajam.

"Ups, Mrs.Nichole maksudku."

Rona bernafas lega. Hampir saja ketahuan jika Mrs.Nichole yang selama ini dikenal Yafizan hanya seorang kolega genit yang ingin terus menempel padanya adalah seorang ibu yang sangat mencintai dan mencemaskan anaknya. Walaupun begitu, bantuan bisnis serta investasinya sangat berpengaruh dan berperan andil dalam sebagian saham di perusahaannya.

Mungkin hanya Rona yang tahu jika Mrs.Nichole adalah istri dari Rajanya, ibu dari bos yang selama ini diikutinya. Rona pun baru mengetahuinya pada saat kejadian hujan badai beberapa bulan lalu ketika mereka menginap di luar kota.

***

Saat itu, setelah perdebatan kecilnya dengan Tamara, Mrs.Nichole yang dikira pergi ternyata ia sengaja check in di hotel tersebut untuk mengawasi Yafizan dan kelicikan Tamara. Rona memergoki Mrs.Nichole saat keluar dari dinding kamar ketika kembali dengan pasrah apa yang terjadi di dalam kamar yang Tamara dan Yafizan tempati, saat itu ia baru tersadar dari pingsannya.

Rona mengucek matanya tak percaya, baginya tak mungkin jika manusia biasa bisa menembus tembok seperti itu. Lalu akalnya yang sehat langsung tersadar jika Mrs.Nichole adalah sang Ratu. Karena dandanannya yang natural menunjukkan wajah aslinya. Berbeda jauh dengan sosok Mrs.Nichole yang glamour.

Rona langsung menunduk hormat. Dan Mrs.Nichole yang juga menganggap Rona seperti anaknya, tak ingin jika dia berlutut seperti itu. Ia meraih bahu Rona, menyuruhnya berdiri lalu memeluknya erat. Ada perasaan lega yang terpancar dari wajahnya. Dan Rona memandangnya penasaran.

Tak terjadi apa- apa antara Yafizan dan Tamara di dalam.

***

"Sial, dulu hampir saja aku mendapatkanmu, Baby. Tapi kau, dasar bodoh! Hampir saja kita melakukannya, kau bahkan jatuh tertidur karena alkohol sialan itu. Pokoknya, bagaimanapun caranya, aku harus mendapatkan hatimu kembali dan menjadi milikku seutuhnya." Tamara merutuk sambil menikmati cocktail-nya saat menonton film box office yang ada adegan 'dewasa' di dalam apartementnya. Ia mengingat kejadian di hotel waktu itu.

"Tapi ciumanmu waktu itu, sungguh nikmat, Baby...Kenapa aku tidak merasakannya dari dulu?" Tamara menggigit bibir bawahnya, ketika ia mulai terangsang saat melihat adegan 'dewasa' di film yang sedang ia tonton.

"SIALAN!! Perempuan terkutuk itu yang kini menikmati sentuhanmu!" Tamara meracau. "Kau harus segera menjadi milikku kembali, Baby. HANYA MILIKKU!!"

***

Dulu, Mrs.Nichole sangat senang jika bisa mengadakan pertemuan di luar kota, karena dengan begitu ia bisa lebih lama berdekatan dengan anak yang selalu dirindukannya.

Ibu mana yang tidak merindukan putra semata wayangnya ketika ia secara paksa dipisahkan karena hukuman yang harus ditanggung dan diterima oleh putranya. Keputusan suaminya, yakni sang baginda raja itu tak bisa di ganggu gugat dan di negosiasi lagi. Namun dengan demikian, hati sang raja yang keras tetap saja ia adalah seorang ayah yang juga mencemaskan dan merindukan anaknya di bumi yang fana ini. Maka dari itu, sesekali ia selalu mendapat laporan dari Rona dan mengawasinya dari atas negerinya.

Walaupun Yafizan tak bisa mengingat dirinya sebagai ibu yang melahirkannya karena efek dari kekuatan Rona yang menghilangkan sebagian memori masa lalunya, tapi ia sangat senang karena dengan begitu ia bisa lebih leluasa berdekatan dengannya sebagai kolega.

Bahkan Mrs.Nichole pun sesekali sengaja turun ke bumi hanya untuk bertemu atau mengawasi anak semata wayangnya itu diam-diam. Dan kini dia begitu bahagia karena anaknya kini sudah menemukan cinta yang mungkin sejatinya. Dirinya senang, namun sekaligus sedih untuk perempuan yang dinikahi Yafizan.

Bagaimana perasaannya ketika suatu saat nanti ketika waktunya tiba dia harus kembali ke negeri asalnya?

Bagaimana perasaan perempuan cantik berhati lembut yang kini adalah istrinya yang sah dan sangat mencintai anaknya itu?

Ia bahkan merasa bersyukur dan bersalah sekaligus. Cerita Rona mengenai Soully membuat ia sangat berhutang budi padanya. Berkali-kali Soully menyelamatkan putra semata wayangnya walaupun saat itu usianya masih sangat kecil. Dan sayangnya, pria dewasa yang dulu dikenalnya dengan sebutan 'Paman' itu tak mengingatnya, bahkan dirinya pun tak mengingatnya. Lagi, karena menyelamatkan Yafizan terhindar dari maut.

Tanpa terasa Mrs.Nichole menjadi terharu. Tangannya menangkup wajah Soully lalu dikecupnya kening dan pipi Soully bergantian.

Yafizan yang melihatnya merasa aneh.

"Nyo... maksudku Mrs.Nichole apa anda baik-baik saja? Kenapa anda menangis?" tanya Soully yang keheranan juga. Karena ini pertama kali mereka bertemu dan Mrs.Nichole bersikap dramatis seolah mereka sudah sangat akrab dan saling kenal lama.

"Bagaimana keadaanmu? Apa sudah baikan?" bukannya menjawab, Mrs.Nichole malah menjawab dengan pertanyaan.

"Aku baik-baik saja. Tadi kau sedang makan. Teruskan saja makanmu dan habiskanlah. Aku akan menunggunya di sini," perintah Mrs.Nichole dan entah kenapa Yafizan langsung mendengarkan dan melakukan apa yang Mrs.Nichole katakan.

Dan untuk soal Rona, jangan ditanya. Dia sudah dengan posisi nyamannya duduk bersandar di sofa lalu diikuti Mrs.Nichole yang duduk dengan nyaman di sampingnya.

Rona hanya asyik menikmati makanannya, sedang Mrs.Nichole asyik menatap perdebatan kecil yang dilakukan pasangan suami istri di hadapannya. Ada sebuah senyum simpul yang tertarik di sudut-sudut bibirnya. Sesekali Rona melirik ke arah Mrs.Nichole dan pasangan suami istri itu bergantian.

"Sayang, buka mulutmu!" perintah Yafizan seraya menyodorkan sesendok penuh bubur ke depan mulut Soully.

Soully menutup mulut dan menggelengkan kepalanya. "Kenapa? Kau harus makan dan isi perutmu itu, Sayang. Ayo, cepat buka mulutmu!"

"Aku tak mau..." tolak Soully merajuk. "Aku...mau..." lirih Soully mengalihkan pandangan matanya ke arah bungkusan cake coklat di atas nakas samping tempat tidurnya.

"Kau mau cake itu?" tanya Yafizan dan Soully menggangguk cepat.

"No, Sayang. Itu tak baik dengan perutmu saat ini!" bantah Yafizan. "Kau harus makan yang lembek-lembek dulu."

"Tapi cake coklat itu juga pasti lembek dan langsung lumer di mulut. Ayolah Sayang...aku mau itu...buburnya tak enak..." rengek Soully memelas.

"Tadi buburnya kau bilang enak."

"Emh...iya enak, tapi itu tadi. Sekarang ada yang lebih enak dari bubur..." Soully menggoyang-goyangkan lengan Yafizan. "Sayang..."

"Oke, tapi sedikit!" Yafizan pun mengalah karena tak bisa melihat wajah istrinya yang sudah memelas, lalu ia memberikan sepotong cake coklat itu dan menyuapi Soully dengan cepat karena Soully langsung melahapnya dengan cepat juga.

"Pelan-pelan, Sayang. Apa kau tak mengunyah makananmu? Takkan ada yang merebut kue-mu ini. Ingat kau harus makan yang lembek dan halus dulu."

"Oke, Bos!" Soully mengedipkan sebelah matanya sambil mengangkat tangannya membentuk huruf 'O' di jarinya. Lagi, ia berinisiatif membuka mulutnya agar disuapi.

Apa kabarmu, Sayang? Ternyata kau masih menyukai kue yang sama. Dulu kau orang asing yang begitu menikmati kue coklat buatanku di saat suami dan putraku tidak menyukainya. Sekarang kau jodoh putraku. Dulu kau gadis yang sangat baik dan di dunia ini pun kau masih menjadi orang baik. Dulu kau berakhir di tangan putraku, dan kini putraku menebusnya dengan cara menikahi dan mencintaimu. Semoga kau bahagia, Malika...

***

"Maaf, Mrs.Nichole anda tak seharusnya menyaksikan pemandangan ini," sahut Soully setelah selesai mengisi perutnya yang menghabisi hampir setengah cake coklat yang dibawa Mrs.Nichole.

"Tak apa, Sayang. Aku senang jika kau menyukainya," binar Mrs.Nichole.

"Aku suka sekali. Rasa kuenya sangat lezat. Sepertinya aku pernah merasakan kue lezat ini sebelumnya."

"Ya, tentu saja. Dulu kau pun sangat menyukainya," gumam Mrs.Nichole dalam hati.

"Tapi kau juga harus ingat, Sayang. Harus ada asupan nutrisi lain yang harus kau makan," tutur Mrs.Nichole lembut.

"Oh ya, bagaimana dengan meeting hari ini? Apakah hasilnya memuaskan anda, Mrs.Nichole?" Yafizan melerai suasana yang menurutnya aneh karena ia tahu Mrs. Nichole bukan orang yang mudah beradaptasi dengan orang lain apalagi baru ditemuinya.

"Semuanya lancar, Bos," sahut Rona karena ia tahu, suasana saat ini membuat Yafizan bersiap untuk merangkai berbagai macam pertanyaan dalam benaknya. Terlebih saat ia mendengar apa yang Mrs.Nichole ucapkan dalam hati.

"Tentu saja, apapun dan semua kinerja anda sungguh memuaskan, Tuan...Yafi." suara Mrs.Nichole parau. Ia menahan untuk tidak menangis. "Kalau begitu, saya permisi dulu. Ke depannya kita akan sering bertemu. Dan, semoga lekas sembuh, Sayang." Mrs.Nichole menggenggam tangan Soully erat. "Jaga dirimu baik-baik. Sungguh menyenangkan bisa bertemu...(dalam hati: dan menyentuhmu lagi) ...denganmu," lanjutnya mengecup kening Soully dengan penuh kasih sayang.

Tak lama kemudian ia pun pamit di antar Yafizan sampai keluar pintu dan Rona mengantarnya sampai tempat tujuan.

Rona menahan tubuh Mrs. Nichole yang oleng hampir terjatuh. Kakinya terasa lemas dan tak berdaya saat ia merasa sudah menjauhi ruang VVIP itu. Rona segera mendudukkan Mrs.Nichole.

"Bagaimana ini... Bagaimana ini...gadis itu...dia..." tangisnya pecah.

Rona membiarkan Mrs. Nichole mencurahkan segala isi hatinya. Bagaimanapun ia merasakan apa yang Mrs.Nichole rasakan, sampai detik ini juga. Perasaan dilema luar biasa yang harus ia hadapi karena berkaitan dengan sosok perempuan yang berhati malaikat sekaligus menyangkut masa depan dirinya dan bos mudanya yang akan segera di hadapinya.

Entah itu masih lama atau segera, mungkin mau tak mau memang harus diterimanya dengan ikhlas dan lapang dada.

***

Sementara itu di balik pintu yang sudah Yafizan tutup rapat. Ia terus memikirkan kata-kata yang Mrs.Nichole ucapkan dalam hatinya.

Kapan Mrs. Nichole dan Soully bertemu?

Lamunannya terbuyarkan ketika suara lembut istrinya memanggilnya untuk mendekat. Soully sudah meregangkan kedua tangannya dan dengan senang hati Yafizan segera mendekap tubuh istrinya itu. Ia merebahkan tubuhnya di samping Soully lalu membenamkan kepala istrinya tersebut di dadanya. Mereka pun terbaring dengan saling berpelukan.

***

Bersambung...