webnovel

My School is a Dangerous Dungeon

"Manusia tidak akan pernah bisa berubah, tidak sampai dia harus menguliti dirinya sendiri dan melepaskan secara paksa." Ash adalah seorang laki-laki yang tidak memiliki hasrat akan kehidupan. hingga dia mendapati sebuah aksiden dan dipaksa untuk memilih.

Rakaaa · ファンタジー
レビュー数が足りません
7 Chs

1

Pindah sekolah bukanlah hal baru bagi Ash. Ini adalah yang kesekian kalinya. Jadi pada dasarnya ini tidak memberi pengaruh apapun pada diri lelaki ini. Semenjak dulu dia sudah berpindah sekolah dan mengalami banyak pengalaman pahit.

Kebiasaannya yang selalu mengabaikan orang lain dan merendahkan norma-norma yang berlaku, hal itu menyebabkan dia selalu terjebak dalam masalah. Padahal dia hanya mencoba menjadi diri sendiri. manusia hanya akan melihat apa yang mereka inginkan untuk dilihat dan menyingkirkan apa yang tidak sesuai dengan dirinya. Untuk itulah mereka yang berbeda akan selalu dibuang dan ditinggalkan.

Begitu pun dengan Ash, dia adalah laki-laki kurus yang terlahir menyaksikan perubahan dan menjadi pembenci perubahan. Dia adalah penggali yang membenci kedalaman yang tidak tahu cara untuk naik, lalu mengutuk langit yang mengirim air hujan karena telah menenggelamkannya. karena sikapnya itu dia tidak pernah bisa membangun sebuah pertemanan yang solid. Alih-alih membuatnya dia malahan menghancurkannya. Pada akhirnya dia terus berjalan sendirian tanpa ada teman di perjalanannnya.

Kepindahan sekolah kali ini merupakan terakhir kalinya, bagi Ash. Meskipun dia tidak suka, dia tidak punya pilihan lain lagi, karena dia telah cukup banyak membuat kakaknya jengkel. Akhirnya dia harus berlapang dada untuk bersekolah di pedalaman hutan yang jauh dari peradaban.

setelah mempersiapkan barang-barangnya, Ash pun menunggu di tempat yang di janjikan. Namun, dia tidak menemukan sesuatu apapun. Dia hanya berdiri sendirian, dia bawah rembulan malam. Dia berjalan mondar-mandir, sambil menggerutu. Beberapa saat kemudian, seorang pria tua menggunakan baju yang rapi dan kacamata hitam mendekatinya.

Kamu Ash, adik Nicolle,kan?

Ya, saya adik Nicolle, sir!

Baru sampai, kan?

Kebetulan baru saja datang, bersamaan dengan kehadiran bulan.

Ash sambil tersenyum kecut, berharap pak tua ini menangkap apa pesan yang dia sampaikan, namun pak tua itu hanya membalas dengan senyuman hangat. Pak tua itu bernama Edi. Dia merupakan seorang pengurus di sekolah baru Ash. Menguap dan menggerutu, Ash merasa ogah-ogahan untuk melanjutkan perjalanan dengan mood yang buruk.

Butuh sekitar delapan jam perjalanan dari kota untuk sampai di akademi Aeon, sekolah barunya. Itu adalah sekolah yang terletak dipinggiran wilayah. kesimpulannya jauh dari hiruk-pikuk dan rutinitas khas kota. Akademi Aeon sebenarnya merupakan salah satu sekolah swasta yang terkemuka, namun kurang diminati karena berbagai alasan, tempatnya yang jauh dari perkotaan menjadi alasan pada umumnya namun itu karena sekolah ini mewajibkan kehidupan asrama yang ketat dan kurikulumnya yang ditawarkan sekolahnya berbeda dengan kurikulum di sekolah kebanyakan.

Karena perjalanan yang panjang menuju akademi aeon sang sopir pun memutuskan berhenti di tengah perjalanan untuk mengisi tenaga dan mengistirahatkan mesin mobilnya yang telah dipakai dari tadi. Mereka berhenti di sebuah kedai di daerah pinggiran kota, tempat yang unik karena berdiri sendirian sementara lingkungan sekitarnya adalah kawasan hutan rimba.

Sementara malam sudah sangat larut, laki-laki tua itu segera melompat memasuki kedai itu meninggalkan Ash sendirian di mobil. Ash yang kebosanan menunggu akhirnya ikut memasuki kedai. di terangi lampu yang redup dan melihat gagang pintu yang berkarat, Ash merasa gelisah sebelum mencoba masuk. Pikiran-pikiran liar mengendalikannya, namun karena dia mencium aroma makanan yang enak, dia akhirnya memberanikan diri. Di dalamnya terlihat para laki-laki yang sedang teler dan mabuk, sebuah pemandangan yang buruk.

Dia pun mendekati meja pemilik kedai tersebut, di hadapanya berdiri pria yang sudah renta, dengan tonjolan di dahinya. Dia memberikan sebuah mangkuk sup dan segelas kopi pada Ash.

Ini pesananmu anak muda!

Tapi aku belum memesaan, kan.

Ya, aku hanya memberikan pesanan yang di pesan Edi untuk mu.

Melihat itu, Ash pun memulai menyantapnya dengan perlahan. Pria tua itu melihatnya dengan senang.

Apa yang membawamu ke sekolah itu, anak muda?

Ash yang mendengar pertanyaannya hanya menjawabnya dengan tersenyum dan meneruskan makan.

Tidak mau menjawab ya? Kalau begitu kau juga tidak akan kuberi tahu informasi rahasia. perkataan pemilik toko itu benar-benar telah membuat Ash terpancing. Ash yang merasa ingin tahu. akhirnya dia mulai menjawab pertanyaan dari laki-laki tua itu.

Tidak spesial, aku dipindahkan ke sini karena aku bertingkah di sekolahku sebelumnya. kakakku ingin aku menebus dosaku dengan berlaku menjadi murid yang baik.

Kau benar-benar penurut ya? Benar-benar adik yang baik. namun, Kau tampaknya salah memilih sekolah. Akademi aeon bukan tempat yang tepat untuk melakukan hal seperti itu.

Kalau begitu tempat seperti apa disana?

Yang jelas itu bukan tempat untuk pria normal seperti ku. Itu sarang monster. Laki-laki tua itu tertawa sambil mengatakannya.

Monster? Kupikir aku sudah sering melihatnya sebelumnya. Ya, manusia itu sendiri adalah monster atau bahkan lebih buruk.

Bukan itu, maksudku adalah monster sungguhan.

Kenapa aku harus percaya padamu, orang asing? perkataanmu tidak masuk akal sama sekali, sebaiknya aku segera kembali ke mobil.

Ya kau benar, tapi aku tidak berbohong, tiga puluh tahun yang lalu aku juga bersekolah disana dan aku melihatnya.

Ash yang sedang mendengarkan cerita orang tua tak dikenal ini. namun, tak lama kemudian, pak Edi seketika muncul dari balik bayang-bayang.

Bagaimana makanannya? Kau sudah segar, kan. sebaiknya kita segera melanjutkan perjalanan dan tiba besok pagi.

Ya, cukup untuk ukuran kedai pinggiran.

Kau tak usah khawatir Ed, dia sangat senang dengan makanan yang kusajikan. Dia bahkan mau bercerita tentang masa lalu yang kelam.

Pria tua itu memotong pembicaraan sambil menepuk kepala Ash.

Jangan konyol, aku tidak menceritakan apapun padamu.

Kau tidak menakutinya dengan cerita konyolmu kan, Bart?

Tentu, tidak. aku hanya sedikit bersenang-senang dengan anak kecil ini. ya, kan Ash ?

Melihat Ash yang terus dikerjai oleh orang tua bernama Bart itu, Pak Edi pun menepuk punggung Ash sebagai isyarat untuk melanjutkan perjalanannya. Sebelum Ash bisa beranjak dari kursinya, orang tua usil ini menahan tangan Ash.

Hati-hati di sana!

Wajah Bart kini berubah seratus delapan puluh derajat, Ash yang melihatnya mengatakan hal itu, dia merespon dengan anggukan dan ucapan terima kasih. Setelah tangannya terlepas, dengan segera dia melangkah cepat keluar dari kedai mengerikan itu. Tidak ada yang berubah, semuanya tetap gelap begitu juga dengan kedai yang berada di hadapannya, masih terlihat mengerikan