Maya tampak berjalan dengan linglung. Perasaannya menjadi tidak menentu. Terlebih saat mengingat Jane bisa berkata setegas itu padanya.
Berkali-kali menghela napas. Maya kesulitan untuk membedakan mana yang mana yang hanya sekedar ilusi semata. Jujur saja sebagai orang yang memiliki rasa, melihat Jane seperti itu, pasti ada dampak pada dirinya.
"Jane, apa-apaan seperti itu. Dia mulai kurang ajar pada ibunya sendiri," ucap Maya sepanjang jalan dia ingin kembali.
"Sudah mulai berani. Padahal aku hanya meminta sedikit saja harta dari Nakula. Dia begitu keterlaluan. Padahal lahir dari rahimku sendiri. Sudah besar bukannya berbakti, justru kurang ajar pada ibunya sendiri. Mana bisa aku diperlakukan seperti ini."
Maya terus saja mengomel. Sampai sopir taksi yang dia mengatarnya ikut merasa heran. Mungkin berpikir, apa yang dikatakan orang ini begitu meresahkan.
"Sudah sampai Nyonya," ucap si sopir.
"Ah begitu. Ini uangnya."
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください