Zio pulang ke rumah orangtuanya bertujuan agar secepatnya bertemu dengan sang kakak.
"Sayang, baru pulang malam begini, gimana teman kamu, pinter?" tanya Kisya kepada sang buah hati. Zio biasanya pulang ke rumah omma Nisya. Tetapi karena Zio ingin bertemu dengan sang kakaknya, maka Zio tidak bisa pulang ke sana, dan harus pulang ke kediaman orangtuanya.
Pria tampan itu sedari kecil tinggal bersama dengan sang omma. Dan abang Vano pun tinggal bersama omma Murni dan oppa Geovandra. Yang tinggal dengan mommy Kisya dan daddy Jino pun hanya kakak cantik yaitu kak Kezia.
"Iya Mom, abang mana?" tanya Zio berharap abangnya ada di sana. Karena dia harus meminta maaf kepada sang kakak, sudah membentak dia waktu tadi. Harusnya Zio tidak bersikap seperti itu.
"Anak Mommy ini datang-datang tanya soal abang, bukannya tanya soal Mommy, lagian tadi bagaimana keadaan teman kamu?" tanya Kisya kepada buah hatinya, merasa penasaran dengan nasib teman putranya.
"Namanya Asya, Mom. Gadis itu terkena sebuah kecelakaan dan tadi juga sudah melihat keadaan dia bersama teman-teman yang lain," kata Zio sambil menatap sang Mommy.
"Ya Tuhan kecelakaan apa, nanti lain kali Mommy akan menengok ke Rumah Sakit," kata Kisya dengan kejelasannya.
"Tidak perlu Mom, tidak perlu kesana, lagian di sana sudah ada orangtuanya," ungkap Zio kepada sang Mommy.
"Bukankah dia teman dekat kamu, sayang? Jadi wajar kan kalau Mom ingin melihatnya." Kisya tersenyum manis ke arah sang buah hati, sedangkan Zio langsung menggeleng sambil tertawa.
"Mom jangan aneh-aneh deh, dia bukan teman dekat Zio, dia teman biasa saja," sangkalnya kepada sang mommy.
"Oh jadi begitu, bukan teman dekat kamu, ya sudah kalau begitu Mommy juga tidak akan nengokin ke Rumah Sakit, tapi kapan kamu mau kenalin Mommy sama teman dekat kamu. Memangnya Zio belum punya pacar, usia 20 tahun harus sudah punya kekasih loh, apakah Zio tidak suka perempuan?" kata Kisya menatap sang buah hati dengan senyumannya, wanita paruh baya yang cantik itu tidak tahu kalau putranya benar-benar suka terhadap perempuan, dan bahkan sering tidur dan berganti-ganti teman kencan.
Kisya selalu menganggap bahwa putra bungsunya itu adalah anak remaja yang polos yang tidak tahu apa-apa, padahal pada kenyataannya kalau saja Zio tidak menggunakan pengaman atau kontrasepsi, tentulah sudah banyak gadis yang hamil anaknya dia.
"Jelas saja Zio suka dong Mom, masa Zio tidak suka perempuan." Zio terkekeh mendengar ucapan sang Mommy.
"Kalau memang Zio suka perempuan, sebaiknya Zio cari seorang kekasih untuk Zio dan kenalkan gadis itu kepada Mommy," minta Kisya kepada buah hatinya.
"Zio belum bertemu orang yang tepat Mom, kalau Zio bertemu nanti Zio akan kenalkan wanita itu kepada Mommy. Tenang saja Zio masih dalam tahap memilih," kata Zio. Mommy Kisya benar-benar tidak merasa bahwa anaknya benar-benar sangat menggemaskan di matanya, padahal kenyataannya dia Bastard-nya selangit.
"Oke-oke Mom akan tunggu, karena Mommy benar-benar ingin hari minggu kita tuh berkumpul dengan bahagia, kamu abangmu, kakakmu, dan teman-teman kalian, terus abang kan sudah mau menikah dengan Cherrysha, kalau kamu sama kakak Zia cukup kalian mengenalkan teman kalian saja, masih jauh untuk kalian ke jenjang pernikahan," ungkap Kisya dengan senyuman manisnya.
"Kak Zia sudah 25 tahun Mom, harusnya kak Zia sudah boleh menikah dong Mom," kata Zio kepada sang Mommy.
"Belum Kok, kamu itu korupsi usia kakak kamu 24 tahun sekarang, minggu depan dia ulang tahun jangan lupa siapkan kado sepesial untuk kakak cantikmu," katak Kisya dengan manis.
"Iya-ya aku harus ngasih kado apa ya Mom, oh ya abang Vano kemana ya. Ada sesuatu hal ada yang harus dibahas," ungkap Zio dengan sesungguhnya.
"Tidak tahu biasanya minggu malam abang masih menginap di sini, tapi sekarang abang malah tidak ada, mungkin abang sudah pulang ke rumah omma Murni," kata Kisya sambil mengerutkan keningnya.
"Ya sudah Zio mau nelpon dulu Omma, siapa tahu abang ada di sana," kata Zio kepada sang Mommy.
"Oke sayang, Mommy mau siapkan dulu makan malam ya." Kisya lalu mengelus lembut rambut putra bungsunya.
Dan Zio pun tersenyum manis. Mommy Kisya memang selalu bersikap seperti itu, seolah-olah putra bungsunya ini adalah anak yang masih kecil, dan tidak mengerti apapun, padahal pada kenyataannya Zio sudah memiliki banyak pengalaman, tanpa sepengetahuan sang Mommy, hanya Geovano lah yang mengetahui semua sikap aslinya Zio.
Beberapa saat kemudian Zio melalukan panggilan telepon kepada omma Murni.
Di dalam sebuah panggilan telepon.
"Halo cucu Omma yang ganteng, ada apa tumben sekali dia menelpon Omma?" kata Omma Murni kepada sang cucu kesayangan.
"Omma sayang, apakah abang ada di sana?" tanya Zio kepada Omma Murni.
"Abang Vano tidak ada di sini. Sepertinya abang menginap di rumah Mommy kamu, memangnya dia tidak ada di sana?" tanya Omma Murni kepada sang cucu.
"Oh tidak ada, ya sudah aku telepon abang saja. Mungkin abang lagi bersama dengan kak Cherrysha, ya sudah Omma terima kasih banyak ya. Maafkan jika mengganggu Omma," kata Zio sambil menutup saluran telepon tersebut.
Dia mengerutkan dahinya berpikir ke mana abangnya pergi.
"Apakah abang menginap dengan kak Cherrysha, apa benar itu terjadi, buktinya abang Vano tidak ada di rumah Omma Murni, dan tidak ada di rumah, terus abang Vano ke mana, kalau bukan menginap di sebuah hotel bersama Kak Cherry?" ungkap Zio dengan kening yang mengerut. Dia berkata di dalam hatinya tentang perasaannya saat ini.
Remaja tampan itu lalu duduk di sebuah sofa dan menutup matanya, dia tidak cemburu abang Zio bermalam dengan Cherrysha, dia hanya mengingat kembali betapa Cherysha sangat bernafsu di hadapannya membuka pakaian dan sangat energik.
Saya tidak habis pikir kenapa Kak Cherrysha begitu serakah menginginkan dia, dan menginginkan kakaknya. Karena itulah walau apapun yang terjadi masih saja dia merasa ragu terhadap rasa cinta kak Cherry kepada bang Vano.
"Sebenarnya siapa yang kak Cherry sukai selama ini, apa kak Cher memang benar-benar mencintai aku, atau menyukai abang, kalau kak Cher benar-benar menyukai abang, kenapa Kak Cherrysha bisa-bisanya menggoda aku makan membuka seluruh pakaiannya dihadapanku, dan sekarang kak Cherrysha malah bermalam dengan abang. Ya ampun Zio ngapain juga kamu urusin hidupnya Kak Cherrysha dan bang Vano, yang harus kamu urusi sekarang adalah Asya. Bagaimana caranya mendapatkan uang 100 juta demi menolong Asya, auh kepalaku Ya Tuhan, sepertinya akan segera pecah kalau memikirkan hal itu," lirih Zio di dasar hatinya, dengan kening yang mengerut karena rasa pusing kini sudah melandanya.
_______