"Kak," panggil Alister. "Gue gak bisa tenang begitu saja. Apa yang bakal gue bilang sama orangtuanya kalo Jie sampai kenapa-napa?" Alister menunduk, menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Gilang menatap adiknya itu. Ia mengerti kegelisahan sang adik. "Jangan berpikir yang enggak-enggak. Jie pasti bakal baik-baik saja." Gilang mengelus kepala adiknya itu.
Karena sejujurnya Gilang saat ini sangat cemas. Tak menyangka bila hal ini akan terjadi suatu saat nanti. Gilang juga tidak paham mengenai surat wasiat itu. Semuanya terjadi di luar kendali.
Apa ini akan menjadi akhir mereka?
Alister terdiam. Ia memejamkan matanya. Ia berharap akan bertemu dengan Jie secepatnya. Ia sangat merindukan gadis itu sampai rasanya mau mati. Jantungnya seakan ingin keluar dari tempatnya ketika semalam tahu Jie tidak ada di dalam mobil.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください