Cara cinta bekerja itu sangat unik. ketika kita mencintai seseorang kita harus siap sakit hati dan ketika kita dicintai kita harus siap memilih menerima atau menolak. Mudah bukan ? Namun kalimat yang diucap lebih mudah daripada tindakan untuk melakukan.
Perlu dicatat ! ketika kita jatuh cinta lebih banyak nangisnya daripada ketawa.
Perasaan cinta yang dirasakan seseorang untuk pertama kalinya disebut cinta pertama. Cinta pertama itu sulit dilupakan.
Seperti pada umumnya cinta pertama seorang gadis adalah ayahnya.
Cinta pertama itu bagaikan memenangkan kupon undian berhadiah uang tunai, rasanya dag-dig-dug dan bahagia, pokonya campur aduk ! kayak es campur yang warna warni.
Cinta pertama itu ibarat roller coaster ketika berada diatas kita bisa merasakan sedih ketakutan dan bahagia melihat keindahan secara bersamaan tanpa memperdulikan kapan kita akan kembali kebawah.
Siapa cinta pertama mu ?
Tidak semua orang beruntung bisa mendapatkan dan memiliki cinta pertamanya. Termasuk Dabith Putra Lee anak tunggal sekaligus penerus silsilah keluarga Lee.
FLASHBACK ON
Seorang gadis kecil sedang berlari-lari diatas rerumputan ditemani senyuman yang terukir diwajahnya. Jemari-jemari kecilnya memegang erat bulu putih halus yang dimiliki hewan berkuping panjang.
" sel, putri kecilmu sangat lucu dan imut ya, berapa usianya sekarang ? " tanya ibu-ibu berhijab panjang bernama Lea.
Selly tersenyum lebar dan mencubit kecil hidung mungil milik anak laki-laki kecil berseragam merah putih dilengkapi dasi dan topi di hadapannya. " Putriku bernama Wulan dan ia memiliki kembaran bernama Bulan tetapi dia dirumah tidak ingin ikut ke taman. Usia meraka baru lima tahun. Anakmu tampan sekali Lea, padahal usianya baru tujuh tahun sama seperti Awan " ucap Selly
" Bisa saja kamu sel, Dabith pernah bilang kalau gadis paling cantik di dunia ini setelah uminya adalah Wulan. Agh masih kecil sudah bicara begitu " kata Lea tertawa kecil
Selly memanggut-manggutkan kepalanya, " Kata Wulan saja Dabith itu tampan dan sangat baik kepadanya " ujar Selly tersenyum lebar.
" Wah kita bakal besanan nih "
" Ah iya sepertinya "
Begitulah bincang-bincang antar dua sahabat yang sudah lama berteman sejak kecil sekarang mereka sudah menjadi ibu dari anak-anaknya.
***
" Wulan, kamu ke rumah Dabith ya ! ada suprise buat kamu " teriak Selly menyuruh anaknya.
" Ke kak Dabith teman kak Awan yang ganteng ya Amih ? " begitulah kata-kata keluar dari mulut kecil Wulan
Selly mencium pipi kiri dan kanan anaknya, " Iya sayang gih sana diantar sama supir "
Gadis kecil berbaju dress pink bermotif hello Kitty turun dari sebuah mobil memasuki pekarangan rumah besar dan mewah. Gadis itu mengobok-obok kolam kecil yang mengelilingi rumah itu, mencoba menangkap ikan kecil yang berenang-renang.
Gadis itu terkejut melihat uluran tangan memegang sebuah akuarium kecil. " Nih buat tempat ikan kamu. Wulan boleh ambil ikan yang mana aja "
Wulan kecil tersenyum lebar dan segera menangkap ikan berperut gelembung.
" Makasih kak Dabith " ucap Wulan kecil meninggi-ninggikan wadah ikannya.
" Nih suprise buat Wulan yang cantik " Dabith kecil menyerahkan sebuah kantong kresek putih berisi kertas. Dengan penuh antusias Wulan segera membuka bungkusan itu.
" Wah lucu banget " Teriak Wulan kecil setelah mengetahui isi dari kantong itu.
" Kata Awan, Wulan mau anak ayam warna pink kan ? makanya Dabith beliin deh "
" Makasih banyak banyak banyak ya kak "
Muka Wulan kecil merah merona karena bahagia atas hadiah kecil dari Dabith. Wulan membawa semua hadiahnya kedalam mobil dan melambaikan tangan mungilnya kearah Dabith yang masih saja menunjukkan cengiran. Mobil Wulan segera meninggalkan basemen itu.
FLASHBACK OFF
Mobil hitam itu berhenti di garasi basemen besar milik keluarga Lee. Wulan dan Dabith turun lalu memasuki pintu rumah itu. Berdiri tegak seorang perempuan berhijab putih panjang.
" Assalamualaikum " ucap Wulan dan Dabith berbarengan
" Wa'alaikumsalam "
Wulan dan Dabith mencium tangan perempuan itu. " Calon menantu umi main ke rumah nih " sindir Lea langsung cepika-cepiki dengan Wulan
" Udah pada shalat belum ? "
" Sudah mi "
" Wulan tau kan perjodohan kamu dengan Dabith ? " tanya Lea dibalas anggukan Wulan. " Bagaimana kabar Guna dan Selly ? " lanjut tanya Lea
" Alhamdulillah Apih dan Amih baik " jawab Wulan. "Apa kabar Umi dan Abi ? " tanya Wulan yang sudah duduk disofa.
Sedangkan Dabith ke dapur mengambil tiga gelas air putih.
" Alhamdulillah sehat lan. Abi lagi meeting. Kalian kok baru pulang jam segini ?" tanya Lea melihat kearah jam besar menunjukkan pukul dua puluh atau delapan malam.
" Abis belajar mi di cafe jadi gak inget waktu deh " celetuk Dabith berbohong.
" Aduh-aduh kalian hobi banget belajar, gak boleh gitu sampai lupa waktu. Wulan nginep disini aja ya di kamar Dabith sudah malam nak " tutur Lea yang masih mendekap tangan Wulan lembut.
" Tapi Wulan takut sendiri Umi "
" Yaudah Dabith tidur sama kamu tapi Dabith di sofa ya biar gak terjadi fitnah. Soalnya umi gak bisa nemenin kamu, ada pengajian malam. Umi percaya sama kalian " Lea mengelus-elus kepala Wulan.
" Kalian udah makan ? " tanya Lea dibalas gelengan kepala mereka berdua.
" Aduh gimana si efek belajar terus nih. Lain kali umi harus larang kalian belajar deh. Ayo makan dulu "
Lea menarik tangan Wulan diikuti Dabith dibelakangnya menuju ruang makan besar berisi meja panjang dan sepuluh kursi berwarna emas. Lea menyajikan banyak makanan diatas meja dan menyuruh anak-anak segera memakannya.
" Berdoa dimulai " Ujar Dabith membuat mereka bertiga mengangkat kedua telapak tangan dan menundukkan kepalanya.
" Aamiin. Selamat makan "
Lea menyendokkan nasi dan lauk pauk keatas piring Dabith maupun Wulan. " Makan yang banyak biar gak kurus kerempeng "
Mereka mengangguk dan segera melahap rakus makanan sampai tak tersisa sebutir nasipun. Dabith melihat beberapa potong udang disendok yang akan menghampiri mulut Wulan langsung saja merebut dan melahapnya.
" Kak Dabith ! " seru Wulan histeris. " Muntahin kak cepat ! nanti alerginya kambuh "
Tak selang lama setelah Dabith menelan udang itu, seluruh tubuh Dabith memerah dan gatal panas. Lea terkejut melihatnya, berlari kearah kotak p3k dan mencari obat antialergi Dabith.
" Kamu ada-ada saja bith " ucap Lea
" Lebih baik Dabith yang makan dan kena alergi daripada Wulan yang makan dan melanggar pantangannya" batin Dabith
Setelah acara makan malam itu, Lea berpamitan hendak menuju masjid untuk pengajian malam. " Jaga baik-baik ya bith"
" Assalamualaikum "
" Wa'alaikumsalam "
***
Ceklek
Wulan membuka pintu kamar bertulis 'Dabith Bedroom' dengan perlahan-lahan. Kamar itu sangat gelap dikarenakan lampunya dimatikan. Wulan memencet on sakral, seketika kamar menjadi terang.
" ASTAGHFIRULLAH !"
Pekikan keras terdengar menggema. Wulan menutup wajahnya dengan lengannya dan membalikan badannya. Disisi lain Dabith yang baru keluar dari kamar mandi menggunakan handuk di tubuh bawahnya saja sontak terkejut menutupi area atas tubuhnya yang tidak mengenakan sehelai benang pun.
" Maaf kak Wulan lupa ketuk pintu " lirih Wulan menggigit bibir bawahnya. " Sekali lagi Wulan minta maaf" Ujar Wulan.
Dabith segera mengenakan pakaian tidurnya dan duduk di tepi ranjang. " Iya gak papa Wulan. Sini tidur di kasur, kakak tidur di sofa aja " Ucap Dabith mengambil sebuah bantal dan selimut.
" Kakak yang tidur di kasur Wulan di sofa, "
Dabith menggeleng-gelengkan kepalanya.
" Gak kamu aja yang disitu. "
" kak, " lirih Wulan
" Hm. " dehem Dabith menengok kearah Wulan
" Bacain dongeng dong, " Pinta Wulan memasang wajah memelas.
Dabith terkekeh melihat kelakuan gadis yang ia cintai. Ia segera bangkit dari sofa dan mengambil beberapa buku dari rak bukunya.
Dabith duduk di tepi ranjang dan mulai membuka lembaran pertama di buku itu, " Judulnya Cinderella. Dahulu kala, tinggallah seorang gadis cantik bersama 2 orang kakak dan Ibu tirinya. Sejak ayah kandungnya meninggal, ia diperlakukan seperti seorang pembantu. Meskipun begitu, Cinderella tetaplah seorang gadis yang baik hati, ia tetap menyayangi kedua kakak dan ibu tirinya ... Cinderella menghadiri pesta dansa dan bertemu pangeran pupus oleh ibu tiri dan saudari tirinya yang kejam, si ibu Peri muncul dan membantunya dengan kekuatan magis. " Suara Dabith terhenti setelah mendengar dengkuran halus yang berasal dari Wulan.
Dabith bangkit dari kasur dan mengelus-elus pucuk kepala Wulan dengan Dabith.
" Good night my princess "
***
" Kak Awan yuhuu ! " teriak Bulan memasuki kamar Awan yang terbuka lebar.
Bulan tersenyum licik.
" Apa Bulan ?" tanya Awan bingung mendapati kamarnya kosong.
" Dor.. ! " Awan terkejut bukan main. Ia memegangi dada kirinya tepat jantung bersemayam.
Bulan tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Kakaknya. Awan masih menarik nafas perlahan dan membuang nafasnya dengan cepat.
" BULAN !"
Suara Awan melengking keras, Bulan menjulur-julurkan lidahnya. Awan mengejar adiknya yang berlari dengan tangan direntangkan sengaja untuk menghancurkan barang-barang dikamarnya.
Akhirnya Awan berhasil menangkap adik nakalnya. Awan memeluk erat pinggang adiknya dan menggelitik pelan membuat Bulan tertawa.
" Stop kak ! hwa geliii " jerit Bulan yang masih tertawa.
" Adik yang nakal, " Awan mencubit ujung hidung adiknya. " Wulan mana lan ? kok dia belum pulang ? " tanya Awan.
Bulan tersenyum tipis, mendekatkan bibir marumnya ketelinga Awan. " Lagi pacaran " Bisik Bulan. Mendengar kata itu Awan tertawa geli membayangkan kedua insan itu.
" Bulan tidur disini titik. "
Awan meng-iyakan permohonan adiknya dan melanjutkan aktivitasnya membaca buku sedangkan Bulan memilih membuka handphonenya untuk bermain game.
" Welcome to Mobile Legend" suara khas keluar dari handphone Bulan setelah ia melakukan log-in.
Bulan memilih hero favoritnya dan beberapa skin terbaru. Ia memulai permainannya, dengan mudah Bulan memenangkan game ini. Mulai dari melawan minion kecil, Hero lawan, sampai turret lawan.
" Victory !"
Bulan menyeringai dan tersenyum kemenangan. Ia membuka chat grup timnya tadi.
Orangkaya : Eyooo guys Olang kaya nih !
Bulan11 : Teman lu noob banget, cih !
Orangkaya : Pemula wajarlah
Manusia : Ampun mba jago ! sorry lagi banyak pikiran nih.
Bulan11 : Kenapa bor ?
Manusia : Gue suka cewek tapi dia gak suka gue, hiks '(
Orangkaya : Jomblo ngenes ! apa perlu gue lap air mata lu pakai uang ?
Manusia : Lu juga paul ! sombong banget !
Bulan11 : Hobi kok sama orang yang gak suka lu balik
Manusia : Ya tuhan kekuatan dari mana gue bisa bertahan sejauh ini :)
Orangkaya : Nyerah aja
Bulan11 : Yoi
Manusia : TIDAK ! Menyerah hanya untuk pemula.
Orangkaya : Lu kan baru pertama suka cewek
Manusia : Aku mencintai dengan hati bukan dengan pikiran. Sekecewa apapun gue sama sikap dia ! Gue gak pernah berfikir nyerah apalagi melupakan
Orangkaya : sok puitis !
Bulan11 : applause.
Bulan menghela nafasnya berat mematikan handphonenya dan menatapi langit-langit. Saat melihat langit rumahnya ia membulatkan matanya melihat wajah Bintang. Bulan mengucak-ucak matanya.
" Kok cerita itu kayak kenal ya ? yang satu bucin kelebihan micin dan satu lagi sombong seakan presiden alam semesta. Agh, mungkin hanya kebetulan. " batin Bulan menutup kedua kelopak matanya.