webnovel

Hujan

Sesudah Ulangan....

"Karin kamu gapapa?".Tanyaku kepada karin yang hanya diam tanpa reaksi

"Karin jangan bikin panik ih".Ucapku sembari menggoyangkan pundaknya

"Uji kayaknya otakku hilang karna ulangan deh".Jawabnya sembari menatapku serius

"Astaga karin."Aku hanya bisa bernafas berat

"Otakku menghilang dan hatiku sakit melihat pangeranku jalan bareng kamu hari ini".Karin mulai berakting sambil menepuk dada kanannya pelan

"Masih aja ngebahas itu. Ke kantin yuk jajan".Ucapku sembari menarik tangan karin

Sesampainya di kantin...

"Uji kamu mending cari tempat duduk aja. biar aku yang pesen makanannya".Tutur Karin memberi jempol dan nyuruhku mencari tempat duduk

"Pesanan aku seperti biasa "

Karin hanya memberi anggukan seakan paham dengan ucapku.

Kantin hari ini terlihat lebih penuh dari biasanya, padahal biasanya tidak sampai sepenuh ini bahkan membuat aku kalang kabut untuk mencari tempat duduk. Hanya tersisa meja paling pojok di kantin yang letaknya bahkan bersebelahan dengan alat kebersihkan untuk kantin.

"Mau gimana lagi daripada gak dapet tempat duduk".Tuturku dalam hati

"Kayaknya kita beruntung kebagian tempat duduk hari ini".Ucap karin sembari meletakan baso milikku dan batagor miliknya di atas meja.

Sambil makan aku dan karin berbincang ringan sembari aku menjelaskan kenapa aku bisa bertemu kak fino hari ini dan terlihat jelas diraut muka karin seakan apa yang aku jelaskan hanya imajinasiku saja.

"Zi. Kak fino gak mungkin kayak gitu tau"

Aku hanya diam dan memilih untuk kembali meminum es teh yang mulai tidak dingin itu.

"Kak fino kapten basket sekolah yang dingin kesemua perempuan apalagi dia ketua geng Monsky gold yang punya musuh dimana mana, jangan lupa bahkan kakakmu mengejar dia dari awal tahun tapi kak fino enggak menoleh sama sekali".

"luzi. Aku mau kamu rahasiakan ini dari kak laura bagaimana pun kamu bisa dimarahi hanya karna masalah sepele kaya gini".

Aku hanya memberikan senyum simpul dan dibalas senyuman karin seakan kita memiliki pemikiran yang sama. Karin hanya tau kalo papah dan kak laura sering marah karna hal sepele bukan main tangan karna menurutku karin lebih baik tidak tau apa apa tentang masalahku dirumah.

"Udah yuk ji ke kelas lagi".

"Aku mau ke atap sekolah dulu. Kamu duluan aja"

"Aku duluan ya".pamit karin

Sesampainya di atap...

Aku melangkahkan kaki ku menuju tembok pembatas dan berdiri di atasnya sambil bersenadung kecil bahkan aku tertawa lepas disana seakan melihat hal yang sangat lucu. Sampai tidak menyadari ada orang yang baru saja membuka pintu atap

"Woy".Suara berat itu terdengar lagi

Aku menoleh kebelakang bahkan rasanya begitu aneh melihat dia mencoba mendekatiku dengan cara mengendap endap seperti itu.

"Hai kak".dengan segera aku melompat ke arah ke kak fino

"lo ngapain kayak gitu tadi".Tegur kak fino dan menarik tanganku pelan agar turun dari sana

"Cuma bosan aja kak".

"Jangan kaya gitu lagi ya itu bahaya banget".

"Kakak jangan terlalu dekat denganku tapi makasih udah mau peduli. aku pamit duluan ke kelas ya kak". Kulepaskan tangan kak fino dan pergi meninggalkan kak fino sendirian di atas atap.

Dikelas...

"Tumben lama banget ji?".Tanya karin penasaran

"Lagi pengen aja".

"Hari ini kita pulang cepet soalnya semua guru harus pergi rapat ke sekolah lain".tutur karin dan dibalas anggukan ringan olehku.

"Rin, aku mau nanya deh tentang geng monsky gold kata kamu itu"

"Pasti penasaran sama anggotanya makanya jangan main di perpus sama di atap sekolah mulu sampe gosip segede gini kamu gak tau ".Jelas karin sembari meletakan tangan di depan mukanya membentuk L

"Geng monsky itu di ketuain sama fino aesta katanya dia kalo udah berantem gak kenal ampun.

Ada wakilnya dikta sebatian kalo dia paling berisik apalagi misalnya ketemu sama Erwin gunawan beh mereka berisiknya minta ampun.

Terus ada Julian ardiansyah si gamers yang katanya punya cita cita mau naklukin semua cewek disini dan jangan lupain Kian rulaz si manusia dingin dan hati paling batu". penjelasan karin perlahan dan hanya di balas anggukan perlahan dariku

Rasanya aneh kenapa karin bisa mengetahui semua hal padahal aku dan dia baru masuk tahun ini

Saat perjalanan pulang...

"Kayaknya bakal hujan deres deh".aku bergumam kesal karna langit menunjukan warna kelamnya dan kilatan kuning dilangit.

Jalanan terlihat semakin sepi dari biasanya hanya terlihat beberapa kendaraan yang melewatiku, Lamunanku terpecah saat aku melihat sebuah motor yang sedang dikepung oleh 3 motor didepannya. Aku langsung memilih menghentikan skateboardku dan memutar arah daripada melewati keributan didepan sana.

"Bentar kayak kenal deh,Itu kak fino. kenapa dia dikepung gitu".Tanyaku di dalam hati dan memilih untuk mengintip di balik pohon di samping jalan ntah kenapa jiwa penasaranku tiba tiba saja keluar.

"Turun gak lo!". Ucap pemotor yang mengepung paling depan sedangkan kedua temannya disisi kanan dan kiri memilih diam.

"Lo kurang kerjaan ya".Jawab kak fino terkekeh

"Lo ngerendahin gue" dengan gerakan tiba tiba dia memukul kepala kak fino dengan helm yang tadi dia kenakan. Karna belum siap menerima pukulan kak fino tidak bisa menahan berat motor besar miliknya dan akhirnya terjatuh ke sisi kanan.

"Brengsek juga lo". Ucap kak fino membuka helm bahkan motornya pun dia biarkan mengeletak dijalanan

Mereka bertarung sengit dan membuatku sedikit khawatir karna dimanapun jumlah mereka sangat jauh berbeda. Mereka bertarung dibawah hujan yang mulai deras dan kemenangan mutlak jatuh ditangan kak fino tapi ntah kenapa tiba tiba kak fino terduduk sembari memegang keningnya. Ntah apa yang mengerakanku dengan sigap aku berlari mendekati kak fino.

"Kak fino gapapa?".tanyaku sembari memegangi tangan kak fino agar berhenti menekan keningnya

"Astaga kak ini berdarah banyak banget. Aku telepon ambulance ya kak".

"Udah gue gapapa. mending lo pulang ini udah mau malem".

Terlihat jelas kalo kak fino mencoba mempertahankan kesadarannya apalagi luka di mukanya cukup banyak. Sudut bibirnya robek dan berdarah juga keningnya yang terus mengeluarkan darah.

"Tapi kak.."

"Gue gapapa ntar gue bisa contact temen gue biar jemput".Tutur kak fino sembari tersenyum melihatku

"Gue beneran gapapa lo gak perlu khawatir kayak gini".Tangannya mengelus rambutku yang basah karna hujan yang sedari tadi turun tanpa henti

"Aku teleponin ambulance dulu baru abis itu aku pulang".Jawabku kukuh

"Yaudah deh boleh tapi janji langsung pulang"

Aku hanya membalasnya dengan senyuman dengan segera aku menelepon ambulance tidak menunggu lama ambulance pun datang dan kak fino segera dibawa kerumah sakit sedangkan motornya dibawa oleh temannya.

"thanks lo udah bantuin. tadi fino bilang suruh panggil taksi online buat lo pulang jadinya udah gw pesen terus itu udah dibayar lo gak perlu bayar lagi ke bapaknya".Ucap pria itu

"Aku ganti ya kak".Dan segera memberikan uang tapi dia menolak dan mendorong tanganku pelan

"anggap aja ucapan terimakasih, btw itu taksinya".

Aku segera menaiki taksi dan terdengar suara ketuk di kaca depan samping supir.

"pak, hati hati anternya tuh anak harus sampe dirumah dengan aman kalo dia kenapa napa bisa abis saya sama ketua". tuturnya dan mengusap tekuk kepala yang tidak gatal

"Siap tenang aja". Mobil kemudian melaju perlahan meninggalkan pria itu dan pikiranku mulai kalut memikirkan gimana nasipku di tangan papah seperti apa nantinya.