webnovel

Terlambat

Anak perempuan tengah merapihkan seragam putih abunya dan bersiap untuk berangkat ke sekolah,

Dengan perawakan yang lumayan tinggi dan wajah yang cantik membuatnya cukup menarik perhatian untuk anak seumurannya.

"Sip udah rapi".Ucapku sembari memakai sepatu dan segera bergegas menuju pintu.

Tapi langkahku terhenti karna mendengar langkah sepatu yang aku tau sekali kalo itu milik papah dengan tergesa aku melangkah mundur dari pintu.

Brak pintu ditutup dengan kasar

Papah melangkahkan kaki mendekatiku dan mencengkram kerah serangam sampai aku menjinjit dan memohon untuk dilepaskan

"Kamu bangun terlambat hari ini!"

"Ma af pa h." Ucapku terputus karna untuk mengambil nafas saja sulit apalagi berbicara

"Dasar anak tidak berguna mending kamu mati saja daripada menyusahkan saya".Ucap papah sembari menghempaskan tubuhku ke arah meja belajarku

Aku hanya meringis saat ujung mejaku persis mengenai punggungku

"Dasar anak tidak tau untung".Ujar papah sembari melangkahkan kaki keluar kamar

Kakiku yang lemas aku paksa untuk menuruni anak tangga dan aku langsung bersiap pergi ke sekolah.

"Pah aku pamit sekolah dulu"Ucapku sembari memberikan tangan bermaksud ingin mencium tangan papah

Plak suara tamparan mengenai pipiku rasanya seperti tersengat listrik dipagi hari dan seketika menyadarkanku kalo ini semua bukan mimpi.

"Pergi kamu dari hadapan saya mengganggu pagi saya saja". Dan kembali membaca koran harian yang selalu dia baca

"Tau rasa lagian ganggu papah sih". Ucap seorang wanita yang memakai seragam putih abu seperti punyaku

Aku hanya memilih diam dan segera menuju gudang dekat bagasi mobil untuk mengambil skateboard usang kesayanganku.

Aku tinggal bersama Papah dan kakak perempuanku namanya laura candra pratama, Kakakku terkenal disekolah karna reputasinya sebagai putri sekolah. Prestasinya jangan ditanya lagi terutama menjadi wakil ketua osis bukan hal aneh kalo banyak laki-laki mencoba mendekati dan hanya saja tidak ada yang bisa mengerakan hatinya kecuali Ketua basket yang punya aura sangat dingin itu.

"Lo kalo disekolah jangan panggil gua kakak.jijik gua dengernya".Ucapnya sembari memasuki mobil bahkan pak anton supir pribadi kakakku sudah tidak aneh mendengar ucapan kakakku itu.

Aku hanya terdiam dan segera melaju kesekolah menaiki skateboardku, Jarak sekolahku tidak terlalu jauh dari rumah karna aku selalu memakai jalan pintas yang jarang dilalui banyak orang.

Sesampainya didepan gerbang sekolah..

"Pak. tolong buka pak gerbangnya aku telat 5 menit doang kok pak"Ucapku sembari menunjukan jariku untuk membentuk angka 5

"Gak bisa Luzi kamu harus nunggu sampe istirahat dulu baru bisa masuk"Ucap pak satpam sembari pergi meninggalkanku

"Aduh gimana nih. Aku ada ulangan harian hari ini"

"Woy"Suara berat dan mengintimidasi membuatku menoleh kebelakang mencari sumber suara seketika mataku tertuju sebilah mata yang menatapku tajam

"Tuh satpam gak bakal bukain gerbangnya. Mending ikut gue lewat pintu belakang"

"Tapi kak nanti kalo kepergok guru gimana?"

"Seterah lo. kalo gue jadi lo mending gue lewat pintu kebelakang tapi bisa masuk ke dalem"Sembari berjalan meninggalkan luzi yang masih terpaku

"Kak tungguin aku jadi ikut".ujarku sambil berlari kecil

Aku terus mengikuti kakak kelasku bahkan aku harus melewati ilalang yang sangat tinggi dan tanah merah yang basah karna tadi malam hujan menguyur lumayan deras.

"Kak kita nyasar ya?"tanyaku sembari menghempaskan ilalang mengunakan tanganku

"Jangan pake tangan nanti berdarah mending lo pake papan skateboard lo tanamannya tajem kalo kena kulit " Ucapnya sembari menatapku

"Kenalin Gue Fino" Ucapnya memberikan tangannya

"Luzi panggil aja uji"

Fino berjalan terlebih dahulu sembari mencari jalan yang tidak terlalu licin buat dilewati, langkah kakinya terhenti dan menoleh ke belakang saat aku mulai bicara.

"Kakak terkenal disekolah masa sih aku gak tau namanya kakak".Ucapku tersenyum

"Biasa aja gue emang udah ganteng dari lahir".

"Aku baru tau loh kak fino ke pd an begini"

Aku hanya bisa tertawa lepas bahkan rasanya sudah lama sekali aku tidak tertawa seperti ini.

Fino hanya terdiam dan tersenyum simpul

"Udah sampe.Lo manjat duluan deh"Ucapnya sembari menunjuk tembok setinggi badannya

"Kak ini tinggi banget. Aku bisa sih lompat tapi rok aku pendek"

"Yaudah lo loncat duluan aja janji gue gak bakal ngintip, sama ini lo pake di pinggang biar gak keliatan".Tuturnya mengikatkan jaket itu di pinggangku

Aku hanya terpaku saat kak fino menunduk dan mengikat jaket itu, Bau shampo yang menyengat memasuki indra penciuman ku

"Lu suka baunya?".Fino menatap lekat luzi yang sedang memaku

"mampus gue". Dengan secepat kilat aku langsung memalingkan muka dan terdengar kekehan kak fino

Setelah selesai aku bersiap meloncat dan setelah memasuki wilayah sekolah

"Kak aku duluan ya. Aku ada ulangan nih makasih banyak ya kak nanti jaketnya aku pulangin"

"Iya yaudah sana"Jawabnya dari seberang tembok

Aku hanya bisa tersenyum simpul dan berlari menuju kelas, Untungnya pak guru belum datang jadi aku bisa lolos dari guru Bk dan teguran.

"Akhirnya kamu dateng juga zi".

"Aku kesiangan bangun tadi terus tadi gerbang udah ditutup jadi aku lewat belakang"

"tembok belakang?. Sama siapa kamu kesana?".Ucap sahabatku menyerocos

"Sama kak fino tadi"

"Apa!! Seriusan kak fino yang dingin itu". teriak karin hingga teman sekelasku menoleh kearah aku dan karin

"iya. udah jangan teriak gitu"Ucapku sambil melepas jaket kak fino dan meletakkannya di meja

"kamu pake pelet apa ke kak fino? terus ini jaket? Luzi ini jaket gengnya loh kok.bisa sama kamu?"

"tadi dikasih pinjem."

"Bikin iri aja hiks hiks". Karin berakting menangis sembari memajukan bibirnya

Aku hanya bisa terkekeh melihat tingkah sahabatku ini, Aku dan karin sudah berteman dari kecil.

"Udah karin tuh liat pak guru udah dateng".Ucapku sembari menunjuk ke arah pak guru

"Aduh uji aku gak belajar tau gimana dong"

"Nahloh karin".Jawabku sembari meledek karin yang terlihat panik

"ih Uji jail".Karin hanya bisa merengut kesal

Aku menelungkupkan kepalaku  karna bapak guru masih mengabsen.

"Bau kak fino".Ucapku dalam hati sembari memerhatikan jaket yang berada tepat disampingku

Ulanganpun dimulai...