webnovel

Mimpi di Istana Dingin

Meng Yue adalah musim semi yang bermekaran, sedang Feng Xin adalah musim dingin yang membeku. Musim semi tidak akan bisa datang jika musim dingin belum mencair, dan musim dingin harus menghilang begitu musim semi datang. Seperti kedua musim itu, Meng Yue dan Feng Xin tidak bisa hidup berdampingan, mereka hanya ditakdirkan bertemu sesaat sebelum salah satunya harus pergi. Ketika pergantian musim harus terjadi, mampukah mereka saling melepaskan?

Hazelnut_4529 · 歴史
レビュー数が足りません
18 Chs

#12 : Hadiah

Seperti yang telah direncanakan, kejadian yang dialami Meng Yue tidak disebarkan ke seluruh istana. Sejumlah orang yang sudah mengetahui hal itu diperintahkan oleh Feng Xin untuk tetap diam. Semua hal berlangsung seperti biasa, seakan tak pernah ada kejadian racun tersebut. Satu – satunya hal yang berbeda adalah Feng Xin tak lagi meluangkan waktunya untuk Chen Zhuyu. Setiap kali gadis itu memintanya menemaninya, Feng Xin akan berkata ia sibuk, meski sebenarnya ia menghabiskan waktu nyaris dua puluh empat jam untuk menemani Meng Yue di kamarnya.

Satu minggu setelah kejadian itu, Kaisar Xi Liang akhirnya kembali ke Xi Liang. Chen Zhuyu tampaknya masih tak tahu menahu tentang badai yang dipersiapkan Feng Xin untuknya. Sedang Meng Yue, ia menikmati semua waktu dimana ia dimanjakan dengan sangat baik oleh Feng Xin.

Tapi sayangnya waktu terus berjalan, tidak menunggu atau berhenti untuk siapapun. Setelah dua minggu di bawah perawatan tabib kerajaan dan sang Kaisar sendiri, Meng Yue akhirnya pulih. Dengan berat hati, akhirnya Meng Yue harus menerima bahwa ia harus kembali ke Istana Dingin.

"Kau sesuka itu dengan istanaku?" Tanya Feng Xin begitu melihat sepanjang hari Meng Yue hanya cemberut ketika membereskan baju – bajunya dari kamar Feng Xin.

"Tentu saja! Siapa yang tidak suka? Tempat ini sangat mewah!" Seru Meng Yue

Feng Xin tersenyum, tak bisa menahan diri untuk tak merasa gemas pada gadis ini, "Apakah hanya karena itu?"

Senyum lebar Meng Yue tercipta di wajahnya yang cantik, "Tentu saja karena anda juga disini!" Seru Meng Yue.

"Baiklah, untuk mengobati kekecewaan mu. Aku akan memberimu hadiah. Kemari lah!" Kata Feng Xin

Meng Yue tentu saja segera melepas semua baju – bajunya dan berjalan menuju ke arah Feng Xin yang sedang bersandar di dinding seberangnya. Mata gadis itu berbinar cerah, ketika ia meringsut mendekat ke arah Feng Xin.

Feng Xin tersenyum kemudian mengeluarkan sesuatu dari jubahnya. Itu adalah sebuah kotak panjang berwarna hitam dengan ukiran yang indah di atasnya. Ia kemudian mengangsurkan kotak itu pada Meng Yue, yang segera disambut Meng Yue dengan senang hati.

Isi dari kotak itu adalah jepit rambut yang di buat dari emas murni. Setiap permata yang ada di jepit rambut itu berasal dari giok dua warna yang Meng Yue tahu sangat langka. Dulu, ayahnya pernah ingin membelikan giok ini untuknya, tapi tidak pernah terwujud karena ayahnya tidak mendapatkan giok tersebut. Hati Meng Yue melonjak gembira oleh kebahagiaan.

"Kau suka?" Tanya Feng Xin

"Saya sangat menyukainya!" Balas Meng Yue sambil tersenyum cerah.

Meng Yue menatap jepit rambut indah di tangannya itu, selagi bertanya - tanya kapan harus memakai jepit rambut seindah itu. Dan mendadak saja Meng Yue tersenyum nakal. Ia menatap Feng Xin dengan mata yang penuh dengan binar pengharapan. "Yang Mulia, bisa anda pasangkan ini untuk saya?" Pinta Meng Yue

Feng Xin mengerjap kaget, ia tidak menyangka ia akan pernah diminta memasangkan jepit rambut pada seorang gadis. Tapi kemudian ia tersenyum, pada akhirnya gadis ini adalah Meng Yue, dia akan mengatakan apapun yang dia inginkan tanpa perduli dengan resikonya.

"Kemari lah!" Perintah Feng Xin

Senyum terkembang lebar di wajah Meng Yue, ia berjalan mendekat ke arah sang kaisar. Feng Xin mengambil tusuk rambut itu dari kotaknya, lalu ia beralih memegang belakang kepala Meng Yue dan kemudian memasangkan tusuk rambut itu di antara jalinan rambutnya. Setelah selesai, Meng Yue mengangkat wajahnya dan menatap Feng Xin dengan semua perasaaan bahagia yang di rasakan hatinya. Feng Xin menatap balik Meng Yue dengan tatapan terpesona yang ia sendiri tak sadari. Sekali lagi, Feng Xin merasakan seseorang sedang melemparkan mantra padanya, hingga ia tak sanggup beralih dari wajah gadis ini.

"Oh iya, Yang Mulia. Saya telah menyelamatkan nyawa anda, jadi bisakah saya meminta sesuatu sebagai imbalannya?" Seru Meng Yue

"Bukankah sebelumnya kau berkata kau rela mati untuk melindungi ku?" Tanya Feng Xin dengan nada menggoda.

"Itu memang benar! Tapi saya ingin anda mewujudkan satu hal yang sangat saya impikan, dan saya mau tak mau harus memintanya atas nama imbalan!"

"Mm baiklah, apa yang kau inginkan?"

"Yang Mulia, malam ini adalah Festival Lentera bukan? Bisakah anda jalan – jalan dengan saya di festival itu malam ini?" Pintanya

"Ya" Jawab Feng Xin tanpa ragu.

"Maka saya anggap ini sebagai janji!"

"Yang Mulia! Tandu untuk Selir Meng sudah siap!" Seru Bai Qingwu diluar, menginterupsi kemesraan antara dua orang yang sedang di dalam kamar itu.

"Baiklah, ayo selesaikan pekerjaanmu. Aku akan mengantarmu kembali ke Istana Dingin." Kata Feng Xin

Meng Yue mengangguk, ia segera menyelesaikan mengumpulkan semua bajunya dan memasukannya ke dalam tas besar. Setelah selesai, ia membawa tas itu dan menghampiri Feng Xin dan berjalan keluar bersamanya. Pelayan yang menunggu di depan pintu segera mengambil alih tas yang dibawa Meng Yue lalu mengikuti dua orang itu ke halaman Feng Xin di mana dua buah tandu sudah tersedia.

*

Dengan ditemani Feng Xin dan Bai Qingwu, Meng Yue kembali ke Istana Dingin. Tapi setibanya di sana, Meng Yue segera menyadari bahwa Istana Dingin sudah jauh berbeda dari terakhir kali ia menginjakkan kakinya kemari. Meng Yue berbalik dan memandangi Feng Xin yang berdiri di belakangnya dengan tatapan heran. "Ini....?"

"Niang niang, untuk kenyamanan anda, Yang Mulia telah mengganti semua perabotan di Istana Dingin." Bai Qingwu menjelaskan

Meng yue masih terlalu terpana hingga tak bisa berkata apa – apa. Saat ini Istana Dingin berubah drastis hingga tak menyerupai istana untuk menghukum seseorang lagi. Kursinya yang dulu reyot dan berderit ketika di duduki, kini telah diganti dengan kursi dan meja yang kokoh dan baru. Gorden di jendelanya pun telah diubah menjadi kain sutra yang lembut dan tebal. Dan di ujung ruangan juga di siapkan meja panjang, alas duduk, dan perlengkapan menulis yang sangat banyak. Ketika Meng Yue melangkah ke kamarnya, ia tak bisa lebih bahagia lagi. Ranjangnya telah diganti menjadi ranjang lebih lebar, lengkap dengan alas tidur yang lembut dan selimut tebal, lemarinya terisi penuh oleh baju – baju baru yang kesemuanya mewah. Di samping lemari baju itu, juga ada dua lemari baru berisi sepatu sulam dan perhiasan mahal. Bagaimana mungkin tempat ini disebut dengan Istana Dingin lagi? Tempat ini nyaris sama dengan istana milik selir berpangkat tinggi!

"Yang Mulia, ini ... Tidakkah ini terlalu berlebihan?" Tanya Meng Yue saat ia kembali ke ruang tengah tempat Feng Xin dan Bai Qingwu berdiri.

"Kau mau aku mengambil semuanya lagi?"

Meng Yue menggeleng cepat, "Tentu saja tidak!"

"Kalau begitu, nikmati saja semua ini. Tidak perlu mempertanyakannya."

Meng Yue tersenyum, kemudian ia membungkuk di hadapan Feng Xin sambil berkata dengan tulus, "Terima kasih, Yang Mulia."

"Baiklah, aku harus segera pergi. Jaga dirimu." Kata Feng Xin sambil bersiap pergi

"Tunggu! Yang Mulia, bisakah saya meminta satu permintaan lagi?" Meng Yue berseru, seruannya itu segera menghentikan langkah Feng Xin.

"Apa lagi permintaanmu?" Tanya Feng Xin kembali berbalik.

"Bisakah anda mengizinkan saya berbicara berdua saja dengan Bai Qingwu?" Pinta Meng Yue tanpa nada bersalah sedikitpun.

"Apa?!"

"Yang Mulia, anda baru saja setuju akan mengabulkan permintaan saya. Anda tidak seharusnya menarik kata - kata itu." Meng Yue menatapnya dengan penuh peringatan.

Feng Xin menatap kesal pada pengawal di sampingnya, ia menatap lebih kesal lagi pada gadis di depannya. "Kenapa? Kau harus memberiku alasan!" Tuntut nya.

"Ini rahasia!"

"Rahasia macam apa yang tak bisa kau bagikan pada Kaisar?"

"

"Niang niang, kenapa anda meminta saya berbicara dengan anda?" Tanya Bai Qingwu heran.

Meng Yue berjalan ke mejanya lalu menuliskan sesuatu di atas kertas tersebut. "Bai Qingwu, kau selama ini selalu di sisi Yang Mulia. Apakah menurutmu Yang Mulia memiliki perasaan padaku? Bahkan sedikit saja?" Tanya Meng Yue dengan nada seakan bertanya cuaca.

Bai Qingwu tertawa, lega karena ini adalah hal yang tidak terlalu penting. "Niang niang, tentu saja Yang Mulia menyukai anda. Tidak hanya sedikit, tapi sepenuh hatinya!" Kata Bai Qingwu dengan senyum nakalnya

"Sungguh?"

"Niang niang, Yang Mulia tidak pernah menghukum anda atas apapun. Anda berbicara kasar, anda menggertak, anda mengabaikan Yang Mulia. Tak ada dari hal itu yang membuat Yang Mulia menghukum anda, bahkan ketika anda kabur dari Istana Dingin dan pergi ke rumah bordil, anda juga tidak diberi hukuman apapun oleh Yang Mulia. Seandainya saja orang lain yang melakukan hal itu, mereka pasti sudah dihukum berat oleh Yang Mulia. Di dunia ini, hanya anda yang diperlakukan berbeda oleh Yang Mulia." Jelasnya semangat

Meng Yue tersenyum sangat lebar, "Sepertinya aku sudah berhasil menaklukan hatinya yang dingin itu."

"Ya, niang niang! Satu - satunya hal yang perlu anda lakukan selanjutnya adalah membuat Yang Mulia sadar akan perasaannya. Yang Mulia sudah terlalu lama sendirian, dia pasti sudah terlalu buta akan perasaannya hingga masih memperlakukan anda dengan dingin."

Meng Yue selesai dengan tulisannya, ia membiarkan kertas itu terbuka dan selama sesaat memandanginya dengan mata sendu. Kemudian, ia mengangkat wajahnya dan menatap Bai Qingwu, kali ini tatapan matanya dipenuhi dengan keseriusan. "Baiklah, lupakan tentang perasaan Yang Mulia. Sejujurnya, aku tidak memintamu kemari untuk membahas hal itu."

Bai Qingwu ternganga, jadi ia diminta oleh Selir Meng untuk berbicara dengannya disini ... tanpa adanya sang Kaisar ... bukan untuk membahas Kaisar tersebut? Lalu apa?

..... Apa jangan - jangan Selir Meng sebenarnya menyukai dirinya? Itukah sebabnya Selir Meng mengatakan bahwa hal ini tidak boleh diketahui Yang Mulia? Kalau benar, maka itu akan sangat mengerikan. Selir Meng memang sangat cantik dan sebagainya, tapi dia adalah selir sang Kaisar, bagaimana ia berani menyentuhnya?

"Niang niang.... Apapun yang anda pikirkan, saya ... saya tidak berani mengkhianati Yang Mulia." Kata Bai Qingwu gugup

Meng Yue tak sedikitpun mengacuhkan hal itu, ia terus menatap Bai Qingwu dengan tatapan serius yang nyaris tak pernah dilihat oleh siapapun, "Aku ingin kau kemari untuk membahas masalah teh beracun kemarin." Kata Meng Yue

"Teh?"

"Ya, apa kalian sudah mengetahui siapa pelakunya?"

Bai Qingwu sekali lagi menghela napas lega, "Masalah itu ... Kenapa anda tidak menanyakannya sendiri pada Yang Mulia? Sepertinya saya bukanlah orang yang cocok untuk membahas hal tersebut dengan an--"

"Pelakunya adalah Chen Zhuyu." Potong Meng Yue, "ia memakai pelayannya untuk memberikan racun pada teh yang aku buat. Dia ingin menyingkirkan ku dengan teh buatan ku sendiri, selain itu ia juga ingin meracuni Yang Mulia, agar ia bisa mengendalikan negara ini sendirian." Jelas Meng Yue

Bai Qingwu ternganga, ia sama sekali tak pernah menyangka hal ini akan keluar dari mulut Meng Yue. Bagaimana gadis ini bisa tahu? Ia sendiri menghabiskan waktu semalaman tanpa tidur untuk mendapatkan kesimpulan bahwa yang meletakkan racun adalah salah satu pelayan dari Xi Liang. Dan sejauh ini, hanya itu bukti yang ia dan Kaisar miliki. Bagaimana mungkin Selir Meng yang selalu dikurung di Istana Dingin dan bahkan pada saat penyelidikannya berlangsung, tak bisa bangun dari tempat tidur, bisa mengetahui hal itu?

"Ba ... Bagaimana anda bisa tahu?" Tanya Bai Qingwu menyuarakan keheranannya.

Meng Yue tersenyum, "Racun yang ia gunakan hari itu adalah racun ular. Racun itu hanya bisa di dapatkan di pasar gelap milik Xi Liang. Ketika aku menyadarinya, aku segera melirik semua orang yang ada di ruangan itu, pada saat itulah aku menemukan pelayan Chen Zhuyu sedang menyamar menggunakan pakaian pelayan istana ini. Aku mengetahuinya karena aku pernah melihat gadis ini berada dalam iringan Chen Zhuyu, dan begitulah aku mengetahui siapa pelakunya."

"Lalu, bagaimana anda mengetahui motif dari pelaku tersebut?" Tanya Bai Qingwu lagi.

"Aku tidak bisa mengatakan alasannya sekarang, mungkin suatu hari kau akan mengetahuinya. Tapi itu bukanlah hal yang paling penting, yang terpenting adalah aku ingin kau mengawasi segala gerak gerik Chen Zhuyu dan mengawal Yang Mulia dengan ketat, karena aku yakin, ini bukan satu - satunya rencana gadis itu."

"Niang niang, kenapa anda mengatakan hal ini pada saya? Ini hal penting, anda harusnya mengatakan ini langsung kepada Yang Mulia."

Meng Yue tersenyum pahit, "Negara ini memerlukan Permaisuri. Dan Chen Zhuyu adalah orang yang paling cocok untuk itu. Jika kita bisa menekan pergerakannya lebih dulu hingga ia tak bisa melakukan apapun lagi, maka negara ini bisa mendapat keuntungan yang besar. Aku tidak mau memberitahu hal ini pada Yang Mulia, karena aku ingin dia tetap melanjutkan pernikahannya dengan Chen Zhuyu. Tapi kau Bai Qingwu, kau adalah orang yang selalu bersama Kaisar. Jika ingin melindunginya, maka kaulah orang yang paling tepat untuk aku beritahu. Dengan begitu, kau akan tahu siapa musuh mu sebenarnya."

"Tenang saja niang niang, saya akan melindungi Yang Mulia dengan hidup saya!" Seru Bai Qingwu

Meng Yue tersenyum mendengarnya, "Baiklah, hanya itu yang ingin aku katakan, kau bisa pergi sekarang."

"Kalau begitu, saya permisi, niang niang."

Selepas kepergian Bai Qingwu, Meng Yue melangkah mendekati salah satu pelayannya. Sekarang, ia sudah memiliki pelayan sendiri di Istana Dingin ini. "Katakan pada Putri Zhu bahwa aku ingin menemuinya disini." Kata Meng Yue pada pelayannya itu. Pelayannya mengangguk mengerti dan bergegas pergi.

Meng Yue kembali duduk di mejanya, tangannya yang halus menelusuri permukaan kertas yang telah mengering itu. Sebuah senyum sedih tercipta di bibirnya, dan air mata menggenang di kedua matanya.

Kerinduan yang Panjang

Tiba di Chang'an.

Para belalang merangkai lagu musim gugur mereka di pagar emas sebuah sumur;

Kebekuan menjadi satu diatas tikar bambuku, mengubah warna dengan dinginnya.

Lampuku yang kesepian tidaklah terang, aku ingin menyudahi pikiran-pikiran ini;

Aku memutar kembali hiasan yang tergantung, menatap rembulan, dan menghela napas panjang dalam kesia - siaan.

Orang yang menawan adalah seperti sekuntum bunga melampaui tepian awan-awan.

Diatas adalah malam yang pekat dengan ketinggian surgawi;

Dibawah adalah air hijau yang bergelombang.

Langit luas, perjalanan jauh, kepahitan terbang dengan jiwaku;

Jiwa yang aku impikan tidak dapat melalui, perjalanan gunung adalah sukar.

Kerinduan yang panjang,

Menghancurkan hatiku.