webnovel

Pengalaman Kedua Mereka (7)

編集者: Wave Literature

Satu kata itu saja mampu membuat Ji Yi kehilangan kendali sepenuhnya. Dengan alkohol yang masih mengalir dalam darahnya, gadis itu maju satu langkah, berjinjit, dan menempelkan bibirnya pada bibir He Jichen.

Tindakannya itu begitu tiba-tiba. Sama sekali tak menyangka hal itu akan terjadi, He Jichen membeku di tempatnya berdiri, dengan mulut masih menganga.

Suara-suara di sekeliling mereka mendadak lenyap, dan He Jichen merasa seluruh dunia menjadi sunyi senyap.

Dia tetap membeku dan berdiri di sana dalam kebisuan selama sekitar tiga detik. Akhirnya dia menyadari kelembutan bibir Ji Yi pada bibirnya, tetapi sebelum dapat mencerna apa yang terjadi, benaknya mendadak jadi kosong.

Pemuda itu menatap lurus ke arah cahaya lampu yang tampak dari balik jendela ruang tengah, dan dia benar-benar kaku layaknya sebuah patung. Detak jantungnya, tarikan napasnya, dan denyut nadinya, semua terhenti sesaat.

Yang ingin dilakukan Ji Yi hanyalah menggigit bibir He Jichen, tetapi ketika bibir mereka bersentuhan, seakan ada aliran listrik menjalar ke sekujur tubuhnya yang membuat tubuh gadis itu menggigil sesaat. Ketika ia membuka bibirnya untuk menggigit bibir bawah He Jichen, tubuhnya mendadak melemah dan ia tak lagi mampu mengerahkan tenaga.

Ji Yi tetap pada posisinya itu, bibirnya mengambang di depan bibir He Jichen. Setelah diam di sana sesaat, Ji Yi menelan ludah. Ujung lidahnya tak sengaja terjulur, dan menyentuh bibir He Jichen.

Bibir pemuda itu begitu hangat dan lembut dalam sentuhannya. Rasanya juga familiar, dengan aroma bunga melati yang elegan.

Rupanya, bibirnya bukan hanya terlihat indah, tapi rasanya juga menggiurkan…

Ji Yi tidak yakin apakah hal itu karena pengaruh alkohol, atau karena aroma tubuh He Jichen yang berdiri di hadapannya, tetapi gadis itu menjadi semakin tersihir dan kehilangan akal sehatnya. Ji Yi sama sekali tak tahu apa yang ia lakukan saat itu; ia hanya tahu bahwa ia ingin menjilati bibir He Jichen. Maka sekali lagi, lidahnya mencicipi bibir pemuda itu.

Rasa kebas menyebar dari bibir dan giginya ke dalam hatinya, menciptakan gelombang demi gelombang gairah yang menggelora.

Perasaan ini begitu menggairahkan dan asing, membuatnya ingin merasakan lagi dan lagi, dan tanpa dapat menahan diri, ujung lidah gadis itu mulai menelusuri bibir He Jichen yang terbuka, kemudian mulai masuk ke dalam mulutnya.

Ujung lidahnya menyentuh gigi pemuda itu, dan sensasi listrik yang menyengatnya kian menjadi-jadi. Lidahnya terus menelusuri gigi He Jichen …

Karena ia jauh lebih pendek dari pemuda itu dan ia tidak sedang memakai sepatu hak tinggi, maka ia harus berjinjit untuk mencapai bibir He Jichen. Gadis itu ingin menelusuri rongga mulutnya lebih dalam, tetapi setelah mencoba beberapa saat dan tidak berhasil, ia mengerutkan kening. Gadis itu lalu mengulurkan tangan, melingkarkannya ke leher He Jichen, kemudian menarik kepalanya mendekat.

Tindakannya itu mengejutkan He Jichen yang sejak tadi tertegun. Kedua alisnya bertaut, lalu pandangannya beralih dari cahaya lampu-lampu itu ke tubuh Ji Yi.

Sebelum tatapan mereka bertemu, lidah Ji Yi menyentuh lidahnya.

Tubuh He Jichen yang tinggi dan tegap menggigil sesaat, lalu mendadak mematung seakan dia baru saja ditotok.

Benaknya yang kosong mulai mencerna pikiran, sedikit demi sedikit.

He Jichen ingin mengatakan, "Bisakah kau memaafkanku?", tetapi gadis itu tiba-tiba maju, lalu...

Pemuda itu mengerutkan kening dan akhirnya menyadari apa yang sedang dilakukan oleh Ji Yi.