Makan siang terasa begitu menegangkan. Cielo sungguh tidak siap untuk bertemu dengan ayahnya sekarang. Sejak tadi, ayahnya terus menerus menatapnya dengan tatapan tajam bak seorang pembunuh berdarah dingin.
Cielo menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya. Ia hanya bisa menatap makanannya dengan perasaan yang campur aduk.
"Cielo William, kamu tahu apa yang menjadi kesalahanmu semalam?" tanya ayahnya.
Cielo pun mendongak, menatap ayahnya dengan gentar. "Aku hanya mengatakan yang sejujurnya, Pap."
"Sejujurnya bagaimana? Kamu menolak Justin begitu saja di depan semua orang dan kemudian berlari dengan pria lain? Apakah itu sebuah sikap yang baik?"
Cielo mendecak kesal sambil menaruh garpunya di meja dengan kasar. "Jadi, Papih maunya bagaimana? Apa Papih tetap mau memaksaku untuk menikah dengan Justin?"
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください