"Ka, ka, tangi! jo turu ae!" ( ka, ka, bangun! jangan tidur aja!) Nada suara Agus, membangunkan ku, sambil tangan nya mengerak-gerakan tubuhku,
"Eh'eh, apa Gus?" Ucap ku yang kaget! sambil mengusap mata yang masih merem - melek!!
"Sudah terang Hujan nya, Waktunya bangun jangan tiru mulu!" kata agus.
"Ohh kirain apa! Lah?... kowe tandi yo tidur gus! Aku yo ikut-ikutan tidur..!" Ujar ku di depan agus! Yowes Gus aku tak raup dulu," Ku berdiri dan berjalan ke kamar mandi untuk mengusap muka,
"Hehehe ngatuk ka! Jawab nya sambil senyum-senyum sendiri.
Sampai nya, di kamar mandi, langsung Aku basuh muka ku dengan air, dan lanjut berwujud sekalian biar cerah pandangan ku.
Aku berjalan menghampiri Arip dan Agus di dalam masjid, terlihat mereka masih "tidur - tiduran" di karpet masjid sambil bermain hp, pastinya mereka juga baru bangun tidur.
" Gus! We yo lagi tangi o karo Arip"(Gus kamu ya lagi bangun o sama Arip)," Kata ku kepada mereka.
"Iyo ka! Makakno aku langsung bangunin
awakmu tadi!" (Makanya aku langsung bangunin kamu tadi)," Jawab agus kepada ku.
"Ayo mulai kapan, udah malam ki" saut Arip kepada kami!
"Ayo sekarang aja, pumpung suasana nya mendukung habis hujan" begini!, " Terang ku kepada mereka, sambil ku merapikan barang-barang ku di tas.
"Ayo" Ucap Agus, dia berdiri dari duduk nya lalu menuju keluar dari masjid.
Aku sudah selesai merapikan barang-barang ku, lanjut kita berjalan menuju tempat pemakaman kuncen!
Kami langsung saja menuju lokasi, di area arah barat makam, yang kemarin tempat Ku dan Agus melawan pocong.
Kami berjalan santai sambil menikmati suasana, pemakaman yang sunyi, Tapi kami melihat ada salah satu seseorang yang beristirahat di makam (utama).
Kami telah sampai di area barat makam, sambil duduk-duduk di sebuah pendopo, Adipati kemarin.!
Suara lantunan dari jangkrik-jangkrik yang berbunyi, dan kodok-kodok di sekitar sini membuat hawa tubuh kami semakin tenang,
Di tambah cuaca yang dingin seperti ini, sehabis di guyur hujan...
"Gus nyalakan dupa" ucap ku seraya menyuruh nya untuk menyalakan dupa,
"Mana Ka?, sambil menyodorkan tangannya,
" Oh ya nih, ku ambil kan," Aku lupa bahwa dupa nya ku bawa di dalam tas kecil ku, maka ku ambil dupa nya dan ku kasih nya ke Agus.
Agus mulai menyulut kan api di ujung dupa, terbakar lah dupa yang harum ini, keluar asap-asap wangi menemani kami.
Tak lama badan kami merasakan hangat, padahal di sini hawa nya dingin, kami mulai bertanya satu,sama lainya?
"Ka awakmu keroso anget ra?" (ka badan mu kerasa hangat nggak) Ucap Arip kepada ku.
"Iyo nih, kowe barang po ra gus?( iya nih kamu barang apa nggak Gus) saut ku kepada agus yang ada di samping ku.
"Sama" Jawab Agus," jadi ayo kita mulai saja Ka!" seruan Agus kepada ku
"Ayo! Arip kui yang mulai menembus mata batin nya, ndang di coba hasil nya tadi!" ucap Ku sambil berseru kepada Arip.
"Langsung aja ki? " Kata arip masih bingung mulai dari mana dulu.
"Iya to, langsung ae di terawangan area sini," jawab agus.
Arip mulai melakukan penerawangan!
Dia terdiam, dan mulai menutup mata nya, sambil berfokus ke titik utama, pikiran nya.
fokus! fokus! fokus! dia lakukan.
Tiba-tiba....!
"Haaaa....astaghfirullah!! " kaget arip sampai badan nya gemetaran.
"He ada apa Rip?" tanya ku kepada nya
"Ya ampun.." Arip masih gemetaran dan tak percaya apa yang dia lihat.
"Opo seng bok ruhi Rip?" ( apa yang kamu lihat Rip)" tanya ku penasaran.
"Aku roh demet akeh , enek pocong ndase gedi, aku langsung kaget! (aku melihat hantu banyak sekali, ada pocong kepalanya besar, aku langsung kaget) jelas Arip kepada ku, dia mejelaskan bawah melihat sesosok pocong berkepala besar yang membuat nya kaget.
"haa... pocong ndase gedi, jaremu, sisih ndi ngon e? jek neg kulon ku po ra?( haa pocong kepada nya besar, katamu, sebelah mana tempat nya? masih di barat situ nggak) " ucap ku dengan nada sedikit keras karena mendengar pocong itu kembali lagi!
"pocong e mbalek lagi Ka, " (pocong nya kembali lagi ka) saut Agus.
"iyo sisih kui lo, kuburan kui" (iya sebelah situ lo,kuburan itu) kata Arip sambil menunjukan tempat kuburan nya.
"Ora kapok pie pocong kae. golek i pie Gus?hancur ne pisan ae!" (nggak kapok bagaimana pocong itu. cari aja bagaimana Gus? musnahkan sekalian aja) " ucap Ku yang kebawa emosi.
"Ayo nek ngono ka, kita cari aja pocong itu!" jawab agus yang juga emosi mendengar pocong sialan itu kembali muncul di hadapan kami.
"eh,eh? memang ada apa ka, pocong e, kok mpane kalian emosi, aku melihat nya," tanya arip penasaran.
"Pocong yang kamu lihat tadi!, pernah perang sama kami kemarin Rip, dia nantang Aku dan Agus di sini!! " jelas ku kepada Arip.
"Ha nantang kowe, layak ku sendiri kaget tadi melihat mukanya! medeni! "
"Terus bagaimana ka, ayo cari sekarang! " Agus langsung melakukan pencarian ke pocong tersebut.
Tak lama kemudian, Agus bertemu dengan pocong nya.
"He cong-pocong nyapo kowe ngetok neh!( he cong-pocong kenapa kau terlihat lagi) tanya Agus ke pocong ini.
"Tarah omah ku kene, seng penting aku ra ganggu kalian,(memang rumah ku di sini, yang penting aku tidak ganggu kalian) jawab pocong dengan santai nya
"Boso sak iki kowe gelem omong! nek ngerti iki omahmu. we yo ojo "ngaget-ngageti" koncoku( kalo sekarang kamu mau bicara! kalo mengerti ini rumahmu. kamu jangan "kaget-kageti temanku)
" ucap Agus di hadapan pocong.
Pocong ini tiba-tiba menghilang...
Agus kembali dan segera memberitahukan kepada kami.
" Bagaimana gus ketemuan pocong nya? " tanya ku.
"Ketemu ka tapi ora ganggu, cuma pingin terlihat neng Arip" jelas agus kepada ku.
"jadi terawangan ku uwes jelas ki" ujar arip yang tak percaya.
" udah wujudnya we wes iso ndelok-ndlok luweh jelas! (sudah, wujudnya kamu sudah bisa melihat-lihat lebih jelas) terang ku kepada Arip.
"Alhamdulilah gak sio" Aku Ruqyah " ucap Arip yang senang karena telah berhasil menembus mata batin yang sempurna.
"Tapi Rip, kalo sudah seperti ini, Ku harap Kau harus lebih berhati-hati lagi nanti nya, jangan asal menerawang." jelas Ku kepada nya.
Karena pemula seperti Arip ini rentang terhadap gangguan gaib, kalo dia tidak berhati-hati, bisa saja saat penerawangan di tempat angker, dia bisa memancing jin yang jahat untuk mengikuti nya, atau menggangu pikiran nya, sehingga akan membuatnya menjadi sombong, angkuh dan merasa pandai sendiri. itu lah ujian orang berilmu.
jangan sampai ilmu mu menghancurkan dirimu sendiri, tapi buat lah ilmu mu berguna bagi orang lain.