webnovel

Tidak Mudah Jatuh Cinta

Filio sudah memasuki jalan dekat rumah Fiona, lalu ia melihat-lihat di setiap rumah yang ia lewati, Filio masih mencari keberadaan rumah Fiona. Tiba-tiba Filio melihat wanita yang sedang membersihkan lantai teras rumah, wanita itu rambutnya di ikat ke belakang, wanita itu juga memakai kaos berwarna putih, tak salah lagi wanita itu adalah Fiona, Filio tidak salah melihat, itu benar Fiona atau Vinia. Ia pun memberhentikan mobilnya di depan rumah tersebut, tapi ia tidak membuka kaca mobilnya, karena ia tidak ingin Fiona melihatnya.

"Rajin banget." Ucap Filio sambil memperhatikan Fiona.

Mata Filio masih saja memperhatikan Fiona dari kejauhan.

"Yang bersih ngepelnya, biar nanti dapat suami yang juga bersih, nggak jenggotan." Ucap Papa Febri.

"Iya, Papa."

"Kita jalan-jalan yuk hari ini!" Ajak sang papa.

Fiona sudah terlanjur berjanji pada Nathan, tidak mungkin ia membatalkannya lagi, bisa-biasa Nathan marah lagi padanya.

"Aku ada janji sama Nathan, mau pergi."

"Hhmmm ... Benar mau pergi sama Nathan atau pergi sama yang lain?" Sindir sang Papa.

"Kali ini benar mau pergi sama Nathan, Pa."

Papa Febri pun yakin, Fiona tidak mungkin berbohong lagi padanya.

"Ya sudah kalau begitu, kapan-kapan aja deh jalan sama Papa."

"Iya."

Papa Febri tidak ingin kehilangan waktu bersama Fiona, mumpung Fiona masih libur kuliah dan berada di rumah, karena biasanya Papa Febri selalu mengajak anak beserta istrinya berwisata ketika sedang berkumpul berempat.

Fiona sudah menyelesaikan pekerjaan rumah, lalu ia kembali masuk ke dalam rumahnya. Filio masih berada di depan rumah Fiona, keberadaan kendaraan roda empat miliknya itu tidak sama sekali terlihat oleh wanita yang dikenal tomboi itu. Karena Fiona sudah masuk ke dalam rumahnya, jadi Filio pun mulai melajukan kendaraannya.

'Akhirnya, aku tau juga rumah Vinia.' Batin Filio.

Dengan perasaan yang senang, karena sudah tahu rumah wanita yang dikaguminya itu, Filio mengendarai kendaraan roda empatnya itu menuju ke rumahnya.

Fiona merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya. Tak terasa, matanya pun terpejam.

Tok ... Tok ... Tok ...

"Fiona!" Papa Febri mengetuk pintu dan memanggil anak perempuannya itu.

"Fiona!"

Namun tak ada jawaban karena Fiona masih tertidur pulas. Sang papa pun membuka pintu kamar anak gadisnya yang kebetulan tidak dikunci.

"Hhmmm, ternyata tidur!"

Papa Febri membangunkan Fiona, karena di ruang tamu sudah ada Nathan yang datang menunggunya.

Fiona pun membuka matanya, ia terkejut karena dibangunkan oleh sang papa.

"Ada apa, Pa?" Tanya Fiona.

"Di ruang tamu ada Nathan. Kamu katanya mau pergi sama dia?"

"Astaghfirullahaladzim." Ucap Fiona seraya bangun dari tidurnya.

"Bilang sama Nathan, aku sedang bersiap-siap, sebentar ya Pa."

"Oke."

Fiona mengunci pintu kamarnya, lalu ia berganti pakaian. Setelah itu, ia memoles wajahnya dengan makeup yang natural, Fiona juga melepaskan ikatan pada rambutnya, lalu ia menyisirnya dengan rapi.

Setelah rapi, Fiona keluar dari kamarnya, lalu ia menemui Nathan di ruang tamunya.

"Hai!" Sapa Fiona.

Nathan hanya tersenyum kecil ketika disapa oleh kekasih hatinya itu.

Fiona dan Nathan berpamitan pada Papa Febri, lalu mereka berdua pergi dengan menaiki kendaraan roda dua milik Nathan.

Di waktu yang sama, Filio pun sedang mengendarai mobilnya menuju ke sekolah kedua adiknya, ia dan Mama Citra akan menjeput Renata dan Maura.

"Papa kamu sekarang makin sibuk deh. Belum ajak kita jalan-jalan lagi." Ucap Mama Citra.

"Alhamdulillah, dengam kesibukannya semoga membawa berkah untuk keluarga." Ucap Filio.

"Iya, tapi kan Mama juga butuh jalan-jalan, refreshing sejenak sama keluarga."

"Nanti aku deh yang ajak Mama jalan-jalan. Mama mau kemana sih?" Tanya Filio.

"Ke gunung, menikmati indahnya pemandangan sambil merasakan udara yang sejuk."

"Oke, nanti ya kapan-kapan kita ke gunung. Tanpa Papa juga nggak apa-apa, kita berempat aja sama Renata dan Maura."

"Oke deh."

Selama Filio masih ada di rumah, ia akan selalu bersedia menjadi supir untuk Mama tercinta.

"Sayang, kok kamu diam aja sih?" Tanya Fiona saat ia dan Nathan masih berada di atas motor.

"Memangnya harus gimana?"

"Biasanya kan ngobrol. Senang ketemu aku!"

"Lagi males ngobrol."

Fiona sudah bisa menebak, pasti ini semua karena kejadian kemarin yang membuat Nathan masih marah padanya. Namun Fiona harus bersabar, ia harus berusaha membuat hati Nathan kembali mencair.

Tibalah Fiona disalah satu Mall yang berada di kawasan Jakarta Barat. Setelah memarkirkan kendaraan roda duanya, Nathan dan Fiona melangkahkan kakinya ke dalam Mall.

"Mau kemana?" Tanya Nathan.

"Kita ke taman dulu yuk!"

Nathan mengikuti langkah kaki Fiona dari belakang, lalu Fiona duduk di taman yang ramai dan Nathan pun duduk di dekat kekasihnya itu.

"Kamu masih marah ya atas kejadian kemarin? Maafin aku ya." Ucap Fiona sambil memandangi kekasihnya.

"Iya."

"Kalau udah maafin, udah dong jangan cemberut terus, senyum ya!"

Nathan tidak bisa berlama-lama marah pada Fiona, ia pun tersenyum walau dalam hatinya masih ada sedikit rasa kecewa.

"Kamu benar bertemu dengan Hana, kemarin?" Tanya Nathan.

"Iya."

"Awas ya kalau ternyata kamu bohong." Ujar Nathan. Fiona hanya tersenyum padanya. Karena memang nyatanya Fiona berbohong, Fiona tidak ingin Nathan tahu yang sebenarnya.

Di waktu yang sama, Filio sudah sampai di sekolah Renata dan Maura. Saat tahu Filio yang menjemputnya, Renata dan Maura langsung masuk ke dalam mobil, lalu Filio melajukan mobilnya menujuke Mall.

"Tadi teman aku ada yang mengira kalau aku diantar sekolah sama pacar." Ucap Renata.

"Ha ... Ha ... Ha ... " Filio tertawa karena ia dikira pacar sang adik.

"Lalu, kamu bilang apa?" Tanya Mama Citra.

"Aku bilang, kalau yang mengantar adalah Kakakku, eh dia minta dikenalin sama Kak Filio." Lanjut Renata.

"Wahhh, banyak banget fansnya nih anak Mama." Ucap Mama Citra.

"Iya, tapi aku bukan cari fans. Aku cari yang bisa mencintaiku dengan tulus." Ungkap Filio.

"Sabar, nanti juga kamu akan mendapatkan wanita yang tulus menerima kamu."

"Iya, aku selalu bersabar."

"Kamu jangan mudah mengatakan cinta pada wanita. Jangan memanfaatkan ketampanan kamu untuk memacari tiap wanita cantik! Pastikan wanita yang jadi pasangan kamu adalah wanita yang baik-baik." Pesan Mama Citra.

"Iya, Ma."

Filio memang tipe laki-laki yang tidak mudah jatuh cinta sekalipun banyak wanita yang menginginkan ia untuk jadi pacarnya. Berbeda dengan sang papa, yang mudah sekali jatuh cinta dengan wanita. Sebelum menikah dengan Mama Iren, Mamanya Fiona, Papa Rizal sudah pernah berselingkuh juga dengan wanita lain, tapi pada akhirnya berpisah. Perselingkuhannya tidak pernah tercium sedikitpun oleh sang istri. Mama Citra selalu menganggap suaminya itu sibuk bekerja, padahal disela-sela kesibukannya, ia selalu mencari kesenangan di luar bersama wanita. Begitulah laki-laki yang sudah berhasil mendapatkan karir yang cemerlang, sering tak bersyukur dengan apa yang ia punya. Sudah memiliki wanita yang berharga di rumah, yang selalu setia melayani semua kebutuhannya tapi masih saja mencari wanita diluaran sana.