Dia berkata dengan suara rendah, "Bagaimana mungkin saya tidak bahwa wewangian itu adalah sebuah masalah. Dia memberikannya kepadaku hari itu, jadi aku menyalakannya, dan aku terbiasa dengannya. Aku kecanduan, jadi aku tidak bisa berhenti."
Dari acuh tak acuh hingga kaget, Ayuningsih memandang Taniasari dengan luar biasa.
Selir kesultanan tahu sejak awal?
Tapi masih dengan rela menyalakannya?
Ayuningsih merasakan perasaan dingin di sekujur tubuhnya, selir kesultanan tahu tapi mengapa dia berpura-pura tidak tahu?
"Mengenai apa yang kamu katakan, tentang orang yang berbeda siang dan malam." Taniasari Tersenyum dan menatap Ayuningsih, lalu menoleh ke Prabukusumo, dengan sarkasme di matanya, "Kamu pikir sebenarnya ada dua yang wajahnya persis sama. Tapi, apakah itu orang dengan penampilan, perilaku, kepribadian, dan gerakan kecil yang sama? "
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください