"Kamu... masih mengkonsumsi obatmu secara rutin?"
"Ya."
"Masih terkadang berkonsultasi, beberapa bulan sekali, meskipun untuk berjaga-jaga?"
"Ya."
"Lalu, ada apa denganmu?"
Alfin mengedarkan pandangannya ke sekeliling dengan terlampau datar.
"Mungkin obatnya kurang berkhasiat? Dan konsultasi itu tidak memberikan jaminan secara permanen bagi seseorang yang gangguan kejiwaannya sepertiku?"
Natahsya menyentuh keningnya dengan sangat tidak berdaya.
"Alfin..."
Dia merajuk dan dilema.
"Aku juga tidak tahu, Ibu. Mungkin karena aku punya masalah pribadi yang belum ingin aku bagi dengan ibu, karena aku tidak ingin membuat ibu khawatir dan insomia."
Natahsya berdecak.
"Jangan pedulikan ibu! Dan sampaikan saja apa yang kamu pikirkan saat ini."
"Sebaliknya. Aku menghubungi ibu untuk memberikan ketenangan pada ibu. Bukan untuk mengorek luka baru yang belum mengering."
Natahsya kecewa. Dia berpikir putranya akan bercerita dan menyampaikan segalanya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください