webnovel

Making Love with My Sister: bercinta dengan adik angkat ku

Kisah cinta jaksa Lee Hyukjae dan adik bungsunya Lee Nara, yang tentu saja mustahil untuk bisa bersatu. Sejak dia kecil obsesi jaksa Lee adalah adiknya, dia sulit untuk jatuh cinta pada wanita lain karena sudah mencintai adik angkat nya, akankah cinta terlarang mereka bisa berlanjut??

Verradyta_Hyuk · 映画
レビュー数が足りません
39 Chs

Something Wrong (12)

Masih scene mature konten 21+

Warning 21+ area.

"Kamu baik baik saja kan?"

Eunhyuk menoleh sebentar ke jok penumpang di mana Nara duduk, dan raut wajah gadis cantik itu seperti dugaan Eunhyuk masih pucat dan ketakutan.

Pria tampan itu menghela nafasnya, dia jadi menyesal membawa Nara ke tempat berbahaya tadi sekaligus melibatkan adiknya di misi kepolisian dan pekerjaan nya, namun jika dia membawa wanita lain, rasanya Eunhyuk tak sudi jika harus menggeluti wanita lain selain Lee Nara.

Pemikiran aneh!

"Maaf tadi aku terpaksa membawa mu ke sana Nay, maafkan aku"

Nara baru menoleh, meremas ujung mantel bulu nya dan kemudian menunduk, dia hampir saja jadi santapan seorang pria bertubuh besar yang menemukan Nara tengah bersembunyi di dalam lemari besi besar, saat dia memberontak dan berteriak sebelum Eunhyuk datang, rasanya saat itu Nara berpikir akan segera mati.

*

*

Flashback on---

"Kyaa.....lepaskan aku!! Arggh"

"Gadis manis kita bersenang senang sebentar ya, ckck tubuh mu benar benar indah"

Nara mundur ketakutan, dia menutup area dada nya yang terekspos dengan lengan nya, karena mantel itu sedikit koyak setelah di tarik keras pria menyeramkan tadi.

Parah nya revolver yang di berikan kakaknya tadi jatuh ke lantai, tak terjangkau dari tangan nya.

"Ah kamu pasti seorang polisi wanita, yang di bawa kepolisian menyamar ke sini kan?"

"Egh~ tidak tolong pergilah!"

Nara makin keras menangis, dia tak bisa mundur lagi karena punggung nya terantuk tembok.

"Kya jangan!!"

Bugh.....

Baru saja memejamkan matanya takut karena pria menyeramkan tadi mengunci tubuh mungilnya hendak mencium bibirnya, sebuah tendangan keras dari arah samping mengenai kepala pria besar itu, tubuh Nara langsung lemas luruh ke lantai saking takutnya, dan lega juga akhirnya kakak nya datang di waktu yang tepat.

"Berani sekali kamu menyentuh wanita ku hah?!"

Wanita ku?

Wajah Nara memerah bingung, sejak kapan dia jadi -wanita kakak nya ini.

"Jaksa....Lee??"

"Apa??!!! Kamu ingin merasakan bogem mentah ku!?"

Dengan smirk kejam nya Eunhyuk mencekik pria besar itu, hingga Nara yang masih duduk di lantai membulatkan mata, tak menyangka pria dengan tubuh sebesar itu meronta tak berdaya mohon ampun pada Lee Hyukjae.

"Aaaggh eehk maafkan saya....maaf...aahkk lepaskan"

"Akan ku cincang kamu jika menyentuhnya lagi!"

Blug.....

Dengan gerakan gesit Eunhyuk menjegal kedua kaki pria besar itu hingga dia jatuh ke lantai, dengan dua lututnya. kemudian Eunhyuk mengeluarkan borgol yang tersisa di kantongnya, membuat anak buah dari mafia itu hanya bisa meronta, dan jatuh tersungkur di lantai.

Flashback off----

*

*

Brumm.....cittttt.....

Eunhyuk menghentikan mobilnya, di sisi jalan tol, cukup sepi karena ini cukup larut dan parah nya hujan, meski hanya gerimis namun jalanan tol yang sepi itu lumayan basah.

"Aku janji setelah ini takkan melibatkan mu di tempat berbahaya, maafkan oppa"

Nara mengigit bibirnya, bayangan tari telanjang striptese yang dia tonton tadi di arena pesta seks tadi, lalu pria dan wanita dengan kegiatan panas di sana, dan bagaimana rasanya saat bibir seksi kakaknya mencium nya, merabai bagian tubuh nya hingga dia menggeliat merasa ingin lebih, dan lebih membuatnya resah.

Jujur melihat wajah tampan Eunhyuk sedekat ini suhu tubuh Nara jadi memanas.

Tapi ini salah!! mereka bersaudara, tak boleh ada perasaaan suka di antara mereka.

"Kamu boleh marah, aku takkan menyela--- ah kita harus cepat pulang, eomma bisa memarahiku jika kita makin telat sampai rumah"

"Oppa---"

Eunhyuk yang akan mengemudikan mobilnya lagi lagi terkejut, gadis belia itu tiba tiba mengusap bibirnya yang sedikit lecet, dan memejamkan mata lentik nya seakan minta di serang, dan gayung bersambut karena sejak tadi sekuat tenaga Eunhyuk menahan diri agar kejantanan nya yang ON terus, bisa bersabar sedikit sampai dia di rumah, lalu mandi air dingin hingga puas.

"Gumawo--- kau selalu menyelamatkan aku berulang kali"

Bukan peristiwa malam ini saja Nara bisa lepas dari bahaya, Eunhyuk kerap menolongnya sejak dia masih SMP, dan di masa masa itu banyak sekali teman sekolah pria yang tergiur akan kemolekan tubuh Nara yang cantik dan seksi.

Dulu bahkan Eunhyuk pernah menjebloskan ke penjara seorang guru olah raga honorer di sekolah adiknya, karena pria itu melecehkan Nara di ruang ganti sekolah nya. Karena kakaknya itu, guru olah raga yang tak tahu diri itu harus mendapat sanksi pemecatan, juga hukuman kurungan di sel beberapa bulan.

"Jika saja tak ada kamu, mungkin hingga saat ini aku takkan baik baik saja, oppa terima kasih---"

Nara memeluk erat pria itu, air matanya berlinang atas perasaan yang belum dia pahami, namun dia cukup takut karena tak mungkin rasa itu berkembang makin membesar.

"Gumawo Nay, karena mau menjadi adikku"

Eunhyuk berbisik, mengusap wajah cantik nya lembut, menatap dari dekat wajah Nara yang tersenyum dan mengangguk, namun dia berharap Lee Hyukjae bukanlah kakak nya.

"Bibir oppa luka lagi?"

"Nde sedikit lecet kekeke~ aku sudah biasa terluka begini eum"

Eunhyuk mengangguk mencium tangan itu yang mengusap lagi bibirnya, dan interaksi mereka berkembang menjadi ciuman, ketika spontan kedua bibir mereka bertemu, dengan ciuman hangat yang kali ini tanpa ada salah satu pihak yang terpaksa melakukan nya.

Bukan seperti biasanya jika dia mencium Nara karena memaksa, bukan seperti kemarin gadis itu menangis karena cumbuan Eunhyuk, malam ini sepertinya mereka tak mampu menahan sesuatu yang selama ini sekuat tenaga hanya tersimpan di hati.

"Aku mencintaimu Nay---"

Bukan sebagai kakak mu

Eunhyuk membatin di kalimat akhir, mencium lembut makin dalam bibir ranum itu, dengan kedua lengan Nara melilit erat di lehernya, dan lengan Eunhyuk di pinggang nya, meraba lembut menciptakan gelenyar aneh bercampur percikan nafsu, yang membuat bibir mereka saling mencecap dengan ciuman yang makin panas, basah dan hangat.

Eunhyuk melepaskan bibir itu setelah Nara cemas dan mendorong dada nya, pria itu langsung memeluknya seakan takut gadis ini akan menolak lagi.

"Oppa--- ini salah"

Eunhyuk masih memeluk erat gadis itu, menggeleng pelan seakan tak rela menyudahi nya, dia merasa takut waktu akan terus berjalan dan mereka akan menemukan takdirnya masing masing.

"Kita tak bisa seperti ini terus, hiks kita bersaudara dan sama sekali tak pantas saling jatuh cinta, ini tak boleh"

Jaksa muda itu menggeleng lagi, hatinya sakit saat Nara terisak di pelukan nya.

"Mulai besok, aku mohon jadilah kakak ku, yang seperti dulu kau selalu menjaga ku dengan posisimu sebagai seorang kakak, oppa aku menyayangi kamu----"

"Aku mohon biarkan seperti ini---"

Nara diam, dia merasa pria itu menangis juga sambil memeluk nya, karena tubuh besar tegap nya bergetar, dan enggan melepas pelukan nya.

"Aku benci jika kau hanya adikku saja----" Betapa ingin Eunhyuk melanjutkan ucapan nya.

"Kamu bukan adikku! Bukan, sejak kita di lahirkan di dunia ini, kamu dan aku tak ada hubungan darah apapun"

Tapi Eunhyuk sungguh takut mengatakan nya, dia tak ingin menyakiti hati Nara dan membuat semua nya kacau.

'Saat ini aku juga berharap bukan jadi adikmu oppa, aku ingin kita---'

Batin Nara menangis, dia melepaskan paksa pelukan Eunhyuk lalu membingkai rahang tegas pria itu, dan mencium sekilas bibir oppa-nya yang lecet tadi.

"Tapi takdir kita hanya bisa bersaudara selama nya, oppa tolong kabulkan permintaan ku, mulai besok kita akhiri semua ini"

Eunhyuk memejam, dia gamang untuk tetap diam dan menyudahi perasaan nya, atau mengatakan kenyataan menyakitkan itu pada adiknya.

"Jika kamu akan bahagia, aku akan melakukan nya meski hatiku sakit"

Mata Eunhyuk memerah, dia mencium bibir gadis belia itu lagi dengan lembut, dan mendapat balasan juga dari Nara.

"Anggap saja malam ini terakhir aku bisa mencium mu Nay...maafkan aku"

Gadis itu mengangguk pelan, berpindah duduk di atas paha Eunhyuk dan Eunhyuk segera menggeser kursi jok nya kebelakang agar ruang mereka lebih luas.

Mereka melanjutkan ciuman dengan lebih intim dan penuh perasaan, saling membelai tubuh masing masing, yang sebenarnya tanpa Mereka sadari interaksi itu telah menjadi candu masing masing.

Eunhyuk menggeram, jika saja dia tak mencintai gadis ini dan memilih nafsu birahinya, tangan nya akan langsung melucuti gaun gadis itu yang sialan terbuka.

Sekuat tenaga Eunhyuk mewanti wanti diri jika ini tak boleh, gadis ini tak boleh dia jamah, Nara berstatus adiknya, selama nya gadis itu tak boleh tahu soal masa lalu dan cerita soal panti asuhan itu.

"Oppa apa kamu....menahan--- aigoo apa sungguh sakit?"

Wajah Eunhyuk memerah menahan nafsu, paha Nara beberapa kali menyenggol kejantanan nya yang membesar mengganjal, dan itu sungguh menyiksa, dia tak bisa mendapatkan pelepasan nya padahal sejak tadi penis nya ON, dan kepalanya pening karena menahan diri terus.

"Aku tak tahu rasanya sesakit apa, tapi aku bisa membantu mu kok"

"Mwo??? Bantu a...---- yak Nara- a sshh andwe....."

Eunhyuk panik, namun gadis itu malah tersenyum meremas keras batang penis Eunhyuk yang masih berada di balik celana hitam kain nya.

"Jangan menyiksaku... astaga aagh----"

"Annio, aku akan membantu mu agar dia tidur lagi....sepertinya tidak buruk, anggap saja ini yang terakhir"

Eunhyuk melongo kaget, dia cukup terkejut adik kesayangan nya ini tiba tiba berubah liar, dan langsung membuka resleting celana kain nya, mengeluarkan penis besar itu dari sarungnya yang telah membesar panjang dan tegak sempurna, lalu meremas gemas milik Eunhyuk, bagaikan sebuah es krim.

Suara geraman frustasi pria itu terdengar dan dia hanya bisa balas meremas rambut kusut adik nya.

Nara pernah melakukan nya saat ini bukan yang pertama, jika kemarin dia jijik saat mengulum penis besar itu dan muntah karena meng-oral penis milik Eunhyuk, entah kenapa malam ini dia ingin merasakan lagi batang panjang itu berada di dalam mulutnya, sedikit susah karena posisi mereka di dalam mobil, dengan hujan di luar sana yang mulai turun makin lebat.

"Pindah ke jok belakang saja sssh shit aku tak tahan lagi---"

Eunhyuk berujar serak, dia duduk dengan pasrah sejak tadi dengan miliknya dalam mulut gadis itu, pikiran nya kosong karena tak sabar lagi menikmati bagaimana enak nya miliknya di oral lagi oleh gadis itu.

Karena di jok belakang lebih luas, Eunhyuk bisa duduk dengan nyaman di kursi jok, sembari mendesah keras meremas rambut gadis itu, yang tengah mengulum penisnya keluar masuk dengan cepat.

Beberapa kali Nara yang mulai ahli, dengan gemas memainkan juga dua twinsball nya, meremas bagian ujung penis itu yang menyerupai kepala jamur lalu menjilatnya bagai es krim saat terlepas dari mulutnya, lalu mengulum batang panjang itu lagi, dan sisa batang yang tak masuk juga dia remas lembut dengan gemas

Perlakuan itu membuat Eunhyuk mendesah tak karuan, dia memejam mendongak, menikmati servis nikmat adiknya, tangan nakalnya ikut meremas payudara gadis itu dengan keras yang masih terbungkus BRA sebagai pelampiasan menahan orgasme nya yang hampir datang.

"Nay....arrgh aku mau sampai, argggh lepaskan mulutmu ouhh shitt..."

Eunhyuk meracau makin keras, dia menarik kepala Nara agar menjauh dari penisnya, jika cairan itu masuk ke mulut gadis itu lagi, bisa bisa Nara akan muntah lagi, dan itu gawat.

Dengan spontan Nara melepas kuluman nya, dia bangkit duduk di paha Eunhyuk mencium bibir pria itu dengan panas.

Eunhyuk meremas lagi miliknya yang berkedut kencang, mendesah panjang saat spermanya keluar begitu banyak menyembur mengalir ke jok kursi dan mengotori kemeja nya, yang tadi dia tutupkan di atas kejantanan nya.

Mereka terengah bersama, rasa puas dan sedih menjadi satu karena ini yang akan jadi yang terakhir walaupun, menjadi ganjalan di hati masing masing.

"Gumawo--- argh enak sekali, aku akan membuat kau puas juga"

Nara jadi mengerjapkan mata lentiknya bingung, Eunhyuk segera merebahkan Nara di kursi jok mencium bibir gadis itu dengan panas, dan tangan nya memainkan juga tubuh atas Nara yang terbuka hanya menyisakan BRA karena gaun nya koyak

Dia sedikit panik saat Eunhyuk menarik BRA nya lepas dan meraup ganas puting yang telah mengeras itu, dia meraba pangkal paha mulus itu tersenyum senang karena celana dalam gadis belia itu sudah basah.

Jarinya membelai lubang intim itu lembut, dan dengan menahan nafsu Nara mendesah lirih, mengangkat pinggul nya meremas ujung kursi mobil.

"Jangan di tahan sayang aku akan membantumu agar puas....."

Eunhyuk berpindah mengeksplor intim gadis itu, lidah panasnya menjilat dengan antusias daerah intim yang di tumbuhi sedikit bulu, dan tampak indah dengan warna merah muda dan telah basah.

"Opaaa..err...sshh ouhh terus oouuhh enak----"

"Keluarkan sayang berikan padaku"

Eunhyuk makin menenggelamkan kepalanya di kedua paha Nara, kedua kaki itu menjepit makin erat hingga Eunhyuk makin semangat, lidah nya menjangkau makin dalam, seakan makin lahap menjilat, menyedot isi cairan di sana, meliuk sampai ke area dalam lipatan hingga klitoris.

Bibir gadis itu mendesah makin keras, dengan kedua tangan nya, meremas rambut kakak nya, dia meracau saat merasa dia hampir sampai.

"Ouh aarghhhh...oppa, aku mau pipis sssshhh...."

Nara meliukan pinggulnya tak karuan, ini lebih nikmat dari apapun, rasanya tubuhnya mengejang karena mengalami orgasme dahsyat, hingga intim nya becek basah oleh lelehan cairan kental yang dengan rakus langsung di hisap Eunhyuk, dia bersihkan hingga tak tersisa.

Mereka saling memeluk, lelah dan puas namun di hati masing masing ada sebuah ganjalan besar yang membuat isi kepala mereka menjadi pusing.

Semua ini akan berakhir mulai besok, karena besok takkan ada lagi interaksi ciuman ini atau hal intim lain nya lagi.

Dalam hati Eunhyuk menetapkan hatinya, dia harus rela selama nya jika Nara hanya akan menjadi adiknya, tak lebih.