webnovel

Making Love with My Sister: bercinta dengan adik angkat ku

Kisah cinta jaksa Lee Hyukjae dan adik bungsunya Lee Nara, yang tentu saja mustahil untuk bisa bersatu. Sejak dia kecil obsesi jaksa Lee adalah adiknya, dia sulit untuk jatuh cinta pada wanita lain karena sudah mencintai adik angkat nya, akankah cinta terlarang mereka bisa berlanjut??

Verradyta_Hyuk · 映画
レビュー数が足りません
39 Chs

Fingerprint (13)

Pagi di hari senin saat Eunhyuk kembali bertugas di kantor lagi dia berusaha mengabulkan keinginan Nara, mulai hari ini dia sedikit memberi jarak untuk gadis itu.

Sedih dan berat, tapi mau bagaimana lagi Eunhyuk bukan tipikal yang bisa pura pura tak ada apa apa, jika kenyataan nya hati nya sakit, bayangan malam saat mereka bergelut mesra di mobil kemarin, sering menari nari di otaknya meskipun hingga saat ini Eunhyuk tak pernah bisa melupakan nya, dia berusaha semua tetap berjalan normal, berinteraksi dengan Nara secukup nya, dan mungkin karena menjaga jarak sepertinya dia akan lebih sering menghabiskan waktu di kantornya, ketimbang pulang ke rumah.

Sejak datang tadi rekan dekatnya Cho Kyuhyun lebih sering diam, menunduk dan tak banyak bicara.

"Jaksa Cho, kenapa dengan wajahmu eum? Hari ini aneh sekali, biasanya kau kan cerewet"

"Hyung.....aku sedang malas ngobrol"

Kyuhyun yang duduk di meja seberang hanya menjawab singkat, menggeleng menopang dagu terlihat sedih.

"Ada apa eum?"

Eunhyuk berdiri mendekati rekan nya menepuk bahu Kyuhyun lembut, dia hapal dengan gelagat sahabat nya satu ini, Eunhyuk menatap lekat Kyuhyun yang menghela nafas sedih.

"Min Rin minta kami berakhir kemarin, hiks dia di jodohkan dengan anak sahabat ayahnya dan aku, ckck kenapa aku tak rela? Padahal aku tak pernah begini pada wanita manapun"

"Mungkin kamu jatuh cinta padanya?"

"Aigoo hyung, wanita itu merepotkan, jika aku jatuh cinta sepertinya mustahil, argh aku bingung mood ku buruk hari ini"

"Mungkin kita senasib"

"Hah?? Apa kau juga patah hati? Eiy aku ingat saat di club malam kemarin kau membawa gadis cantik yang dulu kau marahi dan menjadi tontonan ku, ehm ehm dia pacarmu ya?"

"Mungkin, tapi sekarang tidak lagi huft....."

"Mwo?? Kau juga putus dari gadis cantik itu?"

Kyuhyun memang tak tahu menahu jika Nara sebenarnya hanya adik Eunhyuk, karena selama ini jaksa Lee tinggal sendiri di apartemen nya, dan baru baru ini saja dia mau kembali tinggal di rumah besar keluarga nya.

"Aigoo aku ikut sedih hyung, kita ini jajaran pria tampan patah hati ckck"

"Ahk tuntutan pekerjaan kadang sering membuat wanita yang bersama ku menjauh, terutama saat ini"

Eunhyuk berujar tersenyum maklum, dia dan Nara sudah berakhir, rasanya berat hanya menganggap gadis yang sangat di cintai nya itu hanya adik.

Pantas saja atmosfer ruangan ini berbeda dari biasanya, jadi karena mereka berdua sama sama sedang patah hati.

"Sabar saja wanita cantik banyak kyu, kekekeke----"

"Hya....kenapa kau mencontek kalimat ku sih jaksa Lee?"

"Kenapa?? aku sampai bosan dengan kalimat itu hahaha hilang wanita satu, datang seribu wanita cantik, kajja kerja lagi, simpan wajah kusutmu di keranjang sampah saja, ayo senyum"

"Haissh dasar teri jelek menyebalkan!"

Eunhyuk terbahak, kerja dengan serius itu melelahkan kan, jadi di bumbui sedikit guyonan suasana akan sedikit santai.

Tok tok....tok...

"Nde masuklah"

Seorang pegawai kejaksaan masuk bersama pria muda yang berjas kulit hitam, dan membungkuk kearah dua jaksa muda itu.

"Maaf Jaksa Lee dan Jaksa Cho, saya mengantarkan Jaksa Kim ke sini setelah dari ruang kepala Choi tadi, ini adalah tim baru anda di bagian kasus -high Criminal"

Mata Eunhyuk dan Kyuhyun tengah mengamati lekat pria tampan yang tersenyum ke mereka berdua, terlihat sangat muda.

"Anyeong haseyo nama saya Kim Ryeowook Imnida, saya di pindahkan di kantor kejaksaan Yongsan mulai hari ini"

"Ehm nde salam kenal, ini Cho Kyuhyun dan saya sendiri Lee Hyukjae"

"Woaah nama jaksa Lee sudah terkenal di mana mana, hehehe akhirnya kita bisa ketemu langsung"

Kyuhyun geleng geleng sebal, makhluk petakilan begini kenapa bisa di terima sebagai pegawai pemerintahan.

"Terima kasih pujian nya, selamat bergabung jaksa Kim, tapi saya rasa pujian mu sedikit berlebihan hehehe"

"Mulai hari ini jaksa Kim akan menempati kursi dan meja nya di ruang ini, saya tinggal dulu ya, permisi"

Eunhyuk dan Kyuhyun mengangguk saja pada petugas tadi, dan memperhatikan pria bernama Kim Ryeowook itu memeriksa isi meja nya, membukai laci di sana.

"Kamu pindah dari kantor kejaksaan distrik mana?"

"Eum distrik gwangjin-gyu, dan sudah lama saya bertugas di sana"

"Ahhh.....begitu ehm ngomong ngomong agar lebih akrab, panggil saja kami hyung"

Kyuhyun yang bersikap sok akrab, dan membuat Eunhyuk terkekeh.

"Hyung?? Ah tak buruk juga, tapi anda salah jika saya harus memanggil hyung padamu juga jaksa Cho"

"Eoh??"

"Ah Jaksa Lee maaf, hehehe panggilan akrabmu ku dengar adalah Eunhyuk?"

"Eum benar, kenapa?"

"Eunhyuk hyung, hehehe panggilan itu apa terdengar bagus?"

"Boleh juga sih aku suka---"

Kyuhyun mencebikkan bibirnya kesal, karena di cueki, dia memicingkan matanya ke arah pria yang menghardiknya tadi.

"Ah jangan lupa memanggil saya hyung, jaksa Cho Kyuhyun"

"Yak tunggu dulu, memang nya berapa umurmu?"

"Yang jelas saya setahun lebih tua dari mu jaksa Cho, ehm ehm karena kau yang termuda bersikap sopanlah jangan membentak ku, paham"

"A....apa?? Jadi aku maknae...."

Kyuhyun mendelik shok, mundur terantuk meja sampai dua orang rekan nya itu tertawa geli.

Suara ponsel Eunhyuk bergetar nyaring, membuat mereka menghentikan candaan nya.

"Halo ada apa inspektur?"

"--------"

"Kasus pembunuhan? Di mana lokasi nya?"

"--------"

"Baiklah, kami akan langsung ke sana"

Klik....

"Hyung ada apa? Apa ada kasus besar lagi?"

Kyuhyun terkejut bersiap memakai jas biru dongkernya.

"Kita ke sana sekarang, ini kasus pembunuhan"

"Aku ikut! Dan jangan kesana tanpa membawa ku"

Kim Ryeowook langsung menyambar ponselnya di meja, ikut berlari di belakang dua jaksa muda itu.

*

*

Rumah besar bergaya eropah dan menjadi lokasi di temukan mayat bernama Han Minjun, dua pelayan berseragam hitam tampak menangis, dan memberi kesaksian dengan ketakutan, saat di interogasi oleh polisi penyidik.

Eunhyuk baru sampai di lokasi, langsung berbincang dengan bagian forensik yang mengumpulkan bukti bukti, dan akan membawa nya ke Lab kepolisian untuk di selidiki.

"Sekilas memang mirip gantung diri, tapi aku setuju jika ini sebenarnya pembunuhan"

Eunhyuk mengamati foto foto korban yang di ambil pihak penyidik, dan berdiskusi dengan Kim Yesung dengan serius.

"Dia sudah meninggal sebelum tubuh nya di gantung di tali tambang, aku rasa kita harus menemukan sidik jari lain nya"

Kyuhyun yang baru saja berjongkok, menemukan sebuah gelang tali warna biru yang telah putus di dekat kolong meja rias.

"Hyung apa ini? Aneh kenapa ada bercak darah di gelang ini"

Dia menunjukkan pada Eunhyuk, setelah mengambil gelang yang telah putus itu di kolong meja dengan penjepit besi, dan Eunhyuk langsung memasukkan ke plastik benda temuan itu, memberikan pada kim Ryewook.

"Sepertinya ini gelang milik korban?"

"Atau milik pelaku---"

Eunhyuk menimpali, berpikir keras dan masih mengamati gelang dalam plastik itu.

"Ada inisial nya.....PJ aneh....nama korban bukan kah Han Minjun?"

Mereka saling bertatapan heran, dan memutuskan mengumpulkan benda itu dengan bukti bukti yang lain.

*

*

Seminggu kemudian.

Waktu berputar cepat, barang bukti yang masuk ke bagian forensik tengah di selidiki, begitu juga mayat yang temukan kepolisian dan telah di kuburkan pihak keluarga Han.

Identitas korban adalah seorang pengusaha bidang tekstil dengan brand butik nya STYLE, dan tengah laris di pasaran.

Wanita cantik yang berstatus janda itu pernah menikah dengan Park Leeteuk, dan bercerai setahun yang lalu karena ketidak cocokan.

"Seperti nya ada yang aneh dengan identitas pria ini?"

Kim Ryeowook yang siang ini menggamati kertas informasi mantan suami Han Minjun menunjukkan pada Eunhyuk.

"Dia berasal dari Busan, bekerja di pabrik besar pengalengan ikan dua tahun lalu, sebagai buruh kasar dan di pecat karena kesalahan kerja, ah bagaimana mungkin pria semiskin ini bisa menikah dengan pewaris keluarga Han"

Kyuhyun manggut manggut, dan mengamati foto seorang pria bernama Park Leeteuk itu.

"Cukup tampan, usia nya sekitar empat puluh an tahun, terlihat muda pantas saja dia bisa menikahi wanita yang masih berumur tiga puluh tahun"

"Dia sepertinya akan menjadi saksi penting kepolisian, Sopir keluarga Han mengatakan jika pria itu pernah menemui Han Minjun seminggu sebelum wanita itu di temukan tewas oleh pelayan nya"

"Kita harus menemukan orang itu, dia saksi yang sangat penting juga selain Sopir dan dua pelayan di rumah korban"

Eunhyuk memakai jas hitam nya, dia ada janji dengan Sungmin dan istrinya akan membawa adiknya berkunjung ke rumah kakak sulung nya untuk makan malam nanti, jadilah dia harus pulang cepat sore ini.

"Kau mau ke mana jaksa Lee?"

"Dia ada janji kencan dengan Choco nya hehehe"

"Hyaa...Cho Kyuhyun jangan mulai lagi aish!"

"Kekeke--- maaf hanya saja aneh jika janji malam minggu mu hanya main ke rumah kakak sulung hahaha"

"Diam setan jelek! Aku pergi dulu, kalian tak usah lembur karena ini hari sabtu, sampai jumpa lusa"

Eunhyuk melambai, tersenyum jahil mengedipkan matanya pada Kyuhyun dan Ryeowook yang merengut kesal.

"Huh mentang mentang dia yang paling tua, pergi duluan"

"Nde paling tua dan tak laku laku aish menyebalkan, dasar teri jelek sialan!"

Ryeowook berubah terbahak karena makian Kyuhyun tadi, dan menepuk rekan nya itu.

*

*

Lee Sungmin dan istrinya Kim Saeun tengah mengundang makan malam di rumah mereka dua adik nya, mereka tampak mengobrol saling bertukar cerita, namun sejak tadi Nara malah ebih banyak diam seperti tengah melamun.

"Bagaimana kuliahmu Nara-a apa berjalan lancar?"

"Nde eonni lumayan lancar"

Nara mengangguk pelan, sudah hampir sebulan ini dia kuliah di Kyunghee university jurusan desain fashion seperti keinginan nya.

"Ah syukurlah jika begitu, ayo makan yang banyak eonni sengaja membuatkan ini untukmu"

Eunhyuk sejak tadi memang heran, sikap Nara aneh tak seperti biasanya, gadis itu memang menjaga jarak darinya sejak mereka sepakat untuk saling menyudahi perasaan masing masing.

Namun Nara malah berubah menjadi pendiam, sejak Eunhyuk memutuskan kembali tinggal di apartemen nya.

"Aku sudah selesai, eonni, oppa maaf aku ke kamar duluan"

"Baiklah, istirahat saja ya"

Tiga orang di meja makan itu mengangguk, dan setelah Nara berjalan ke koridor menuju kamar tamu, Sungmin berbisik pada Eunhyuk.

"Kamu merasa tidak jika adik kecil kita berubah, Hyuk-jae kok aku merasa dia jadi pendiam begitu?"

"Mungkin dia lelah oppa, Nara kan baru masuk kuliah di kampus baru, coba kau ajak mengobrol dan bercanda seperti dulu, Hyuk-jae tanyakan apa dia ada kesulitan"

"Nde kalian kan cukup dekat, Nara itu teman mu berantem dan sekongkol mu, biasa nya kekeke-----"

Eunhyuk angkat bahu saja menyantap makan malam nya yang masih separuh.

"Nde nanti aku akan mengajak nya bicara hyung"

*

*

Cklek....

Eunhyuk membuka pintu kamar yang Nara tempati, nampak terlihat jika gadis itu berada di balkon sendirian seperti tengah melamun.

"Aku tak suka melihat Lee Nara yang berubah jadi murung begini eum"

Dia menoleh saat Eunhyuk menghampirinya dan terkejut melihat gadis itu ternyata tengah menangis.

"Kenapa oppa pindah ke apartemen lagi, apa kamu tak nyaman di rumah karena ada aku"

"annio, bukan karena kamu, sungguh"

Nara menghela nafasnya dan tangan nya meremas pagar balkon.

"Aku mendengar pertengkaran mu dengan eomma kemarin, maafkan aku"

Wajah Eunhyuk memerah karena kaget, astaga apa mungkin gadis itu tahu soal rencana perjodohan orang tua mereka.

"Eomma juga pernah mengajak ku ke rumah keluarga Shin dan mengenalkan wanita bernama Shin Min Young itu padaku, dia cantik dan masih muda"

"Sudahlah jangan bahas masalah itu lagi"

Eunhyuk menghardik, dia menatap langit malam dan tangan Nara tiba tiba menggenggam erat hangat tangan nya.

"Oppa kamu harus menikah, setidaknya dia adalah wanita yang serasi untukmu, eomma dan appa sangat mengkuatirkan masa depan mu"

"Tidak!! Dan jangan ikut ikutan memihak mereka ikut setuju ide bodoh itu, aku tidak akan menikah!"

"Oppa---"

Air mata Nara meleleh deras lagi, demi tuhan dia membenci dirinya sendiri yang tak rela kakak nya menikah, dan otomatis selama nya takkan ada harapan untuknya.

LEE NARA YANG BODOH!!

sepertinya dia masih berharap pria itu di takdirkan untuk nya.

"Uljima sayang, maafkan aku...tolong jangan menangis lagi"

Grep....

Nara menghambur memeluk Eunhyuk, memuaskan hidung nya mencium harum maskulin pria itu, dan Eunhyuk membalasnya, dia telah jadi pengecut dengan menjauhi Nara sampai pindah ke apartemen nya segala

"Berhentilah menangis tolong, kamu janji takkan menangis lagi kan"

"Aku yang meminta mu mengakhiri ini tapi aku sendiri yang menderita, hiks hiks~ apa lebih baik aku mati saja oppa"

Cinta memang kadang akan jadi menyakitkan, dan Nara baru bisa merasakan nya, dia tak habis pikir bagaimana menderitanya kakaknya saat menahan diri bertahun tahun untuk menyimpan perasaan nya.

"Ini dosa besar, tuhan juga akan membenci perasaan ku padamu, kenapa dia tak membuatku mati saja----"

"Ssst diamlah, Jangan lanjutkan omongan aneh mu lagi, paham"

Eunhyuk mengusap lembut air mata di pipi mulus itu, dan mencium dahi gadis itu lama. memejamkan matanya dengan hati tak karuan.

'Alasanku meminta eomma membawa mu ke Seoul bersama kami dari panti asuhan itu, karena saat melihat mu tujuh belas tahun lalu aku telah mencintaimu, Lee Nara, apa kamu dengar? aku mencintaimu'

Nara terisak, meremas kemeja putih Eunhyuk hingga lusuh dan menumpahkan semua air mata nya.

"Oppa, aku mencintaimu hiks hiks dengarkan aku hiks, aku tak sanggup lagi terus memintamu menjauh, jika aku sendiri menderita"

Eunhyuk melepas pelukan nya mencium bibir ranum gadis itu dengan mata terpejam, dan mengusap lagi air mata di pipi Nara.

"Kita lahir dari rahim ibu yang sama, kenapa tuhan tak menghentikan perasaan ku, apa dia ingin membuatku menderita"

"Ssstt~ tuhan tak pernah suka membuat manusia menderita eum, nanti akan ada waktu nya kamu paham kenapa tuhan membuat perasaan seperti ini pada kita berdua"

Nara mengangguk pelan, mengusap rahang tegas pria itu dan menempelkan lagi kedua bibir mereka. Hangat, basah, intim dan menyedihkan.

Mereka menangis dan masih saling mengulum bibir, mencecap menyalurkan rasa rindu dan cinta yang tak kuasa mereka kendalikan lagi.