webnovel

Part 18-Rambut Karamel

Terlahir di keluarga sederhana sudah cukup membuatku tumbuh sebagai gadis polos yang mengimpikan masa depan bahagia bak di negeri dongeng. Jika saja wanita itu tidak datang dan menghancurkan segalanya.

Setahun sudah berlalu sejak hari itu. Banyak hal yang telah berubah, setelah kepergian orang tuaku aku tetap tinggal di Prancis. Bekerja dengan Arsen dan menjadi bagian dari keluarga Lupin. Banyak yang kupelajari selama bekerja dengannya. Bagaimana cara mengetahui karakter musuh, bertarung, menyelinap, dan yang paling kusukai adalah cara mencuri informasi. Inilah awal bagaimana aku bekerja sebagai seorang intel.

Dari semua hal yang kupelajari aku paling banyak belajar dari Tuan Arsen, dia adalah mentor yang hebat. Bahkan yang paling membuatku terpukau adalah bagaimana cara ia membuat orang-orang di sekitarnya begitu percaya dan bergantung padanya, pelayan keluarga Lupin adalah orang-orang paling setia yang pernah kulihat.

Di sini semua mengenalku sebagai Black panggilan yang digunakan tuan mereka padaku. Mungkin ada hubungannya dengan Black Dial Fighter, entahlah tapi yang jelas sejak saat itu identitas asliku mulai terlupakan bahkan olehku sendiri. Jika aku tidak teringat akan Nana yang beberapa kali mengirimiku surat dari Jepang.

Hari itu aku mengunjungi kediaman Arsen, tempat yang sudah sangat lama tidak kukunjungi lebih tepatnya tidak bisa. Sejak pertama kali kami bertemu. Aku selalu penasaran tentang itu, bagaimana ia terus menghalangiku untuk kemari setiap mendapatkan intel baru, sangat mencurigakan.

Apa karna ada sesuatu? ini bukan hal yang mencolok tapi selalu membuatku penasaran. Karna Arsen tidak pernah mengatakan apa alasannya. Aku pernah berpikir mungkin karna semua koleksi penting itu dia jadi harus benar-benar merahasiakan satu-satunya tempat yang dianggapnya rumah. Masuk akal karna akan beresiko jika sampai ketahuan musuh-musuhnya. Tapi jika memang begitu kenapa dia tidak langsung mengatakannya saja?

"Tolong tunggu sebentar di sini Black. Tuan sedang mengurus sesuatu." Ujar seorang pelayan padaku sambil mempersilahkanku untuk duduk di sofa. Aku mengangguk dan saat itu juga ia pergi meninggalkan ruangan.

Kutatap seluruh sudut ruangan yang masih tampak sama seperti saat aku pertama kali kemari. Furniture antic dengan interior berbahan kayu, membuatnya terlihat mewah. Tidak ada yang istimewa, apa tidak ada di sini mungkin di tempat lain?

"Pergi sebentar, tidak masalahkan setelah melihat-lihat aku akan langsung kembali." Pikirku yang langsung beranjak dari tempat duduk.

Kususuri lorong-lorong yang ada di rumah besar itu, dengan mata yang terus melirik kesana kemari. Benar-benar tidak ada yang istimewa, hanya rumah besar dengan banyak kamar. Aku tidak mengerti kenapa dia tidak membiarkanku untuk berkunjung.

Kuhentikkan langkahku di sana. Tepat di depan sebuah pintu berbahan kayu yang kuingat adalah jalan masuk ke ruang koleksi tempat di mana Arsen sering menghabiskan waktunya. Kubuka pintu itu sedikit hingga mataku bisa melihat kedalam. "Ah, ada orang! Tapi....siapa?"

Saat itulah aku pertama kali melihatnya, awal yang sangat asing. Orang yang belum pernah kutemui sebelumnya dan hal yang paling mencolok bagiku saat pertama kali melihatnya adalah. "Rambut itu, karmel?" Tanpa kusadari perasaan berbeda mulai muncul saat itu, suasana yang tidak biasa. "Apa ini? siapa dia?"

"Hei Black! Sedang apa kau disini?"

"Hah!"

"A-apa?"

"GoodStriker, kau membuatku terkejut!" Bisikku sambil menariknya.

"Aku memanggilmu dari tadi, tapi kau tidak mendengar. Sedang apa kau di sini?"

Dia adalah GoodStriker salah satu koleksi Lupin ciptaan Arsen, bertugas untuk memperkuat Koleksi lain. Sedikit aneh, aku bahkan masih belum terbiasa saat mengajaknya bicara karna dia memiliki pemikiran dan perasaannya sendiri. Bingung cara menjelaskan, dia itu alat atau sejenis makhluk hidup. Yang pasti koleksi yang cukup spesial.

"Hei, diamlah kau berisik sekali!" Sambil beralih kembali kepintu.

"Salah siapa aku berisik, memangnya apa yang sedang kau lihat?"

"Siapa dia? Apa yang dia lakukan mengotak atik koleksi?" Pikirku saat melihat beberapa koleksi dan alat-alat yang ada di sekitarnya.

"Oh, itu Noel!"

"Kau mengenalnya?"

"Tentu saja, dia temanku."

"Hah! Masa? Aneh sekali ada yang mau berteman dengan mu."

"Hei apa maksudmu?"

"A-a-tidak, katakan apa lagi yang kau tahu tentangnya?"

"Namanya Takao Noel dia anak asuh Tuan Arsen, dan bisa memperbaiki koleksi Lupin. Hanya itu yang kutahu, kenapa kau bertanya?

"Black?Black!"

"A-apa?"

"Kau....baik-baik saja?"

"Memangnya aku kenapa?

"Entah hanya perasaanku, tapi wajahmu itu memerah."

"Su-sungguh, Ah-mungkin di sini terlalu panas. Sudahlah! sebaiknya aku kembali, GoodStriker kau merusak suasana."

"Apa katamu? Kasar sekali."

Aku kembali ke ruang tempat kududuk dengan perasaan aneh, banyak hal di pikiranku yang terus bercampur aduk dengan jantung yang terus berdetak tak karuan. "Anak asuh, selama ini Arsen punya anak asuh? Kenapa tidak memberitahuku? Ah....apa ini? Aku bahkan tidak bisa tenang." Aku terus memikirkannya, sampai-sampai tidak menyadari Arsen sudah ada di sana.

"Kukira kita sudah mengatur jadwal pertemuan, kenapa kau tiba-tiba datang?"

"Ah, Tuan Arsen anda sudah di sini? Ya, aku hanya ingin berkunjung saja lagi pula sudah lama aku tidak kemari."

"Itu tidak perlu, lagi pula tidak ada hal istimewa di tempat ini."

"Sepertinya tidak begitu."

"Apa maksudmu?"

"Ada banyak hal yang tidak kuketahui tentang anda, Tuan Arsen. Bahkan setelah satu tahun ini aku baru mengetahui anda memiliki seorang anak asuh."

"Dari mana kau mengetahuinya?"

"Anda terlalu meremehkanku Tuan. Apa itu sebabnya kau tidak pernah membiarkanku berkunjung? Kau bahkan mengajarinya tentang koleksi, kanapa harus merahasiakan...."

"Black!"

Arsen menghampiriku lalu menepuk pundak kananku, sembari berbisik. "Ada hal lain yang harus kau lakukan dan itu jauh lebih penting, jangan biarkan perasaan seperti itu menghalangimu." Ucapnya membuatku tertegun, sebelum beralih padanya yang saat itu menatapku dengan tajam.

"Anda tidak perlu mengingatkanku tuan. Karna tujuanku....tidak akan berubah."

Aku meninggalkan tepat itu tanpa pamit, setelah datang dengan sesenaknya. Tentunya tidak sopan, setelah apa yang ia lakukan untuk menolongku. Tapi semuanya akan jelas saat kau mengetahui arti dari kata-kata itu, kau pasti akan berpikir dua kali untuk memilih jalan yang sama denganku.

"Menyebalkan."

-----

"Aku tidak akan melupakannya, terlebih lagi saat melihatmu. Kalian benar-benar mirip selalu mencampuri urusanku. Sangat menyebalkan." Batin Sakura.

"Jadi, apa kau akan memberitahuku. Apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya Noel pada Sakura yang sejak tadi terus menatapnya tanpa mengatakan apapun.

"Tidak ada." Memalingkan wajah.

"Terlalu banyak melamun itu tidak bagus." Ujar Noel lagi sambil menyandar pada pagar pembatas. Sakura hanya diam, membuat pria itu menghela nafas panjang saat melihatnya.

"Kau ingat saat pertama kali kita bertemu? Saat itu aku memaksakan diri menyerang tempat persembunyian para gangler dan masuk dalam jebakan mereka. Jika saat itu kau tidak muncul....aku pasti tidak akan berada di sini sekarang."

Ujar Noel sebelum mengambil X Changer dan menatap koleksi itu dengan penuh harap. "Aku menjadi Lupinranger untuk merebut kembali koleksi Lupin dari para gangler, meski tidak bisa bertemu. Setidaknya....aku ingin mewujudkan harapannya dan mengumpulkan kembali semua koleksi itu."

"Terlalu berambisi!"

"Huh?"

"Tapi itu bagus, tetaplah seperti itu jika kau bisa melakukannya....."

" Aku akan membantumu, jadi berhentilah meminta Umika menyelidiki latar belakanku. Kau harus mempercayai sekutumu jika ingin bertarung bersama." Ucap Sakura sembari tersenyum, Noel yang mendengar itu langsung bergeleng sambil tersenyum.

"Oh la la, sepertinya rencanaku ketahuan ya?"

"Itu sudah sangat jelas, urusi saja koleksi-koleksi itu." Sembari menyodorkan selembar amplop berwarna coklat dengan lambang Lupin.

"Ini..."

"Untuk sementara aku akan membiarkan kalian bersama para polisi itu. Lagi pula, ada banyak hal yang harus mereka lakukan." Sambil mengalihkan pandangan padanya.

"Hal yang harus dilakukan?" Ujar Noel mengulangi ucapan Sakura dengan nada bertanya, Sakura tersenyum melihatnya sebelum beranjak pergi.

Noel berdiri di sana menatap kepergian gadis itu sebelum beralih lagi pada amplop yang baru saja ia berikan. "Gadis yang sangat unik. Apa isi amplop ini?" sembari membuka amplop pemberian Sakura.

"Apa? Jadi....ini maksudnya."

-----

Sakura memasuki pekarangan rumah Nana, tampak lampu-lampu teras yang sudah menyala untuk menyambut kepulangannya. Tidak seperti biasanya, mengingat kemarin aku benar-benar membuatnya khawatir karna pulang larut malam. Apa dia sudah tidak marah lagi? Batin Sakura mulai merasa curiga.

KRIET!

PLAK!!!

Sakura terpaku, saat sebuah tangan baru saja melayang tepat kearah wajahnya di susul dengan jeritan Nana saat darah langsung keluar di pipi gadis itu.

Hai lagi,

Kamu masih di sini? Terimakasih sudah membaca cerita yang saya buat, saya merasa sangat tersentuhT T

Beri tahu saya apa yang membuat kamu tertarik dengan cerita ini! Apa kita sama, fans berat Lupinranger Vs Patranger^^

Sampai jumpa di part selanjutnya, Adieu!!!

Ulya_Ramadhancreators' thoughts