webnovel

Love qonquers all

seorang wanita dari keluarga kaya di paksa menikah dengan seorang pria yang memiliki latar belakang keluarga yang jauh lebih kaya. orang tua wanita tersebut memaksa anaknya untuk menerima lamaran dari keluarga pria, jika keluarga wanita menolak maka kontrak mereka akan di batalkan. lalu, bagaimana nasib dari wanita itu? dan bagaimana kisah perjodohan mereka?? apakah akan berjalan dengan baik atau justru sebaliknya

Resmaa · 若者
レビュー数が足りません
3 Chs

Lamaran

Satu tahun kemudian

Gibran sudah lulus SMA begitupun dengan Ravena yang sudah lulus SMP.

Setelah pulang dari sekolah dan menggambil rapot,mereka semua berkumpul dan duduk di ruang tamu.

Bu Dewi: Gibran,mama sudah siapin baju-baju kamu,nah itu koper kamu semuanya sudah lengkap

Gibran hanya terdiam sekilas melihat koper yang berada di belakangnya itu.

Pak Joko:satu jam lagi kamu sudah bisa berangkat,disana kamu harus belajar dengan baik,jadi ketika kamu sudah lulus dan sampai disini maka kamu akan menjadi orang yang sangat sukses

Gibran:kalian ingin aku pergi dari rumah supaya kalian bisa nyiksa Vena seenaknya kan? Kalo memang itu kemauan kalian kenapa ga di kasi orang aja Vena nya?

Pak Joko:Gibran!

Semua terdiam saat pak Joko membentak dengan sangat marah

Gibran:kenapa? Aku benar kan? Kalian itu menganggap kalo Vena ga berguna,dan mama,apa mama ga punya pikiran? Mama itu juga perempuan kenapa tega ngelakuin hal ini,aku benar-benar ga habis pikir sama kalian

Bu Dewi:dia itu berbeda sama mama,aduh mama nyesel banget udah ngelahirin dia,kalo tau dia yang bakal lahir dari kandungan udah mama bunuh

Gibran:cukup ma! Kalo mama sama papa kaya gini terus,mending aku sama Vena yang keluar dari rumah ini,dengan begitu kalian semua bisa tenang

Pak Joko:Gibran apa yang sedang kamu pikirkan sekarang hah? Papa sama Mama bicarain baik-baik sama kamu,kenapa kamu jadi anak yang membantah orang tua

Gibran tak mempedulikan omongan pak Joko dan mendekati Vena yang menahan tangis,Gibran memeluk Vena dengan erat sambil berkata

Gibran:Ven kamu tenang aja disini ya,kakak disana untuk belajar,kakak janji kakak bakalan pulang secepatnya

Ravena:iya kak

Pak Joko:Gibran sudah! Kamu harus pergi ke bandara sekarang juga

Gibran:aku minta sama kalian berdua jangan berani-berani sentuh Vena,kalian yang minta aku belajar di luar negeri,tapi setelah aku pulang aku bawa Vena untuk tinggal sama aku,dan ingat ketika aku pulang aku ga mau liat Vena sakit apalagi seluruh tubuhnya penuh dengan luka dengarkan itu!

Pak Joko: Gibran!!

Gibran:aku ngelakuin ini buka untuk menuruti kalian tapi demi Vena,demi Vena!

Setelahnya Gibran memeluk erat tubuh Ravena dan mencium keningnya.

Lalu Gibran pun pergi dari rumah tersebut untuk menuju ke bandara.

--

dua hari sesudahnya,Ravena terus mengurung diri di dalam kamarnya.

hingga dia merasa sangat bosan dan akhirnya dia pergi keluar dan duduk di taman sendirian

"Loh Vena,Lo kenapa disini sendirian?"tanya Reza

"gapapa kok"balas Ravena

"eh tapi Lo habis nangis ya? mata Lo bengkak gitu"ucap Reza terkejut

melihat Ravena tidak menjawab,Reza duduk menyangkung di hadapan Ravena dan memegang wajah Ravena dengan kedua tangannya.

"Lo kenapa? bilang sama gue ada apa,jangan Lo pendam sendiri,itu malah buat Lo makin menderita"ucap Reza lembut

"kak Gibran udah pergi"balas Ravena mulai menangis lagi

melihatnya Reza beralih duduk di samping Ravena dan membiarkan Ravena menangis di pundaknya.

"jadi Lo di rumah makin disiksa lagi?"tanya Reza

"belum,gue juga sedikit heran kenapa mereka ga mukul gue,meskipun itu bagus tapi gue curiga"balas Ravena

"curiga? maksud Lo?"tanya Reza

"gue juga gatau,tapi gue ga mikirin itu"balas Ravena

"iya udah,Lo yang sabar ya,kak Gibran pasti pulang secepatnya,dan kalo Lo butuh bantuan apapun itu langsung lari ke rumah gue,kan rumah kita bersebrangan"jelas Reza

"iya makasih ya Za"ucap Ravena

"sama-sama"balas Reza

"udah ya Lo jangan nangis lagi, mudah-mudahan aja ga terjadi masalah apapun terhadap diri lo"sambung Reza

"iya"ucap Ravena

"yaudah kita jalan?"tanya Reza

"kemana?"tanya balik Ravena

"sebentar"ucap Reza

Reza meninggalkan Ravena dan menuju kerumahnya,beberapa menit kemudia Reza kembali dengan membawa sepedanya.

"kita jalan-jalan?"ajak Reza

dengan senyuman lembut Ravena berkata "ayo"

mereka berdua pun jalan-jalan bersama menelurusi kompleks rumah mereka,perlu di ketahui kompleks rumah mereka sangat sepi dan hanya ada beberapa rumah di sekitarnya.

mereka berdua bersenang-senang menaiki sepeda,mengobrol,tertawa bersama,hingga Ravena melupakan masalahnya dan terus tertawa.

dua jam mereka bermain,akhirnya mereka pulang karena sudah lelah.

"gimana perasaan Lo sekarang?"tanya Reza

"udah baikan kok,makasih ya"balas Ravena

"iya sama-sama,kalo gitu sekarang Lo masuk istirahat trus mandi"ucap Reza

"iya Lo juga ya"ucap Ravena

Ravena berbalik badan dan pergi sedangkan Reza masih berdiri di tempat yang sama menunggu Ravena masuk ke dalam rumahnya.

"Vena"teriak Reza

Ravena berbalik badan dan menjawabnya

"ya?"

"ingat kalo ada apa-apa langsung kerumah gue,dan ntar malam jangan lupa angkat telpon gue"jelas Reza

"oke bawel"teriak Ravena tersenyum lalu masuk

sampai di depan pintu rumahnya,Ravena melihat ada banyak sepatu yang tersusun dan sendal wanita juga

"ada tamu ya?"tanya Ravena sendiri

Ravena pun segera masuk ke dalam rumahnya,setelah melihat ada banyak tamu Ravena berdiri terpaku di balik dinding yang menuju keruang tamu.

Bu Dewi menyadari keberadaan Ravena dan memanggil Ravena dengan lembut

"oh Vena sayang,udah pulang ya"ucap Bu Dewi

"apa ini,kenapa mama manggilnya sok manis gitu?"heran Ravena

"kenapa diam disitu,sini sayang"ajak Bu Dewi

Ravena mendekati mereka dengan perlahan,Bu Dewi menarik tangan Ravena dan diajaknya duduk di sebelahnya

"wah jadi ini dia yang namanya Ravena, cantik ya"ucap bu Lista lembut

"iya,ini anak saya yang saya bicarain itu"balas Bu Dewi

"luar biasa,sangat cantik persis seperti mamanya"sambung pak Nadi

"haha kamu bisa aja"balas Bu Dewi

ditengah perbincangan mereka terdapat rasa heran dan bingung menguasai pikiran Ravena.

"ada apa ini sebenarnya,apa aku harus tanya ke mama? ha ngak yang ada nanti aku di pukul"batin Ravena

"Vena kenalin Tante sama om ini dulunya teman masa SMA mama sama papa kamu"jelas Bu Lista

"oh gitu,halo Tante aku Ravena"balas Ravena tersenyum

"uwa kalo senyum makin cantik ya"puji Bu Lista

"makasih Tante"ucap Ravena

"oh ya Vena,mereka ini datang kesini mau melamar kamu,dan di depan kamu itu calon suami kamu"ucap Bu Dewi

seketika Ravena sangat terkejut dengan detak jantung yang sangat kencang,Ravena sontak langsung berdiri membuat semua orang di sekitarnya terkejut

"Vena kenapa?"tanya Bu Dewi lembut

"a..aku mau di di jodohkan?"tanyaku terkejut

"iya,dan pertunangan kamu bulan depan"balas Pak Joko

"ngak"teriakku

semuanya sontak melihat Ravena termasuk calon suami Ravena yang tadinya menunduk ikut melihat calon istrinya itu

"Vena apa kamu bicarakan ini!"bentak pak Joko

"pa aku ini masih sangat muda,jadi ini alasan kalian memberhentikan aku untuk sekolah"ucap Ravena mulai menangis

"eh maaf ya,saya bawa Vena kebelakang dulu"ucap Bu Dewi

Bu Dewi menarik paksa tangan Ravena hingga berbekas,Bu Dewi membawa Ravena ke atas dan menamparnya disana

"heh dasar anak gatau di Untung! kamu mau sampai kapan nyusahin kami dengan tinggal disini?"marah Bu Dewi

"tapi ma aku masih ga bisa Nerima ini,kalian berhentiin aku sekolah aku masih Nerima tapi kalo ini aku ga bisa ma,dan kalo kak Gibran tau dia juga bakalan marah besar"balasku

Bu Dewi kembali menampar Ravena dan menolaknya dengan keras

"Gibran ga akan tau kalo bukan kamu yang ngasih tau,ingat kamu ga boleh nolak perjodohan ini,atau kamu bakalan tau akibatnya"ancam Bu Dewi

Bu Dewi kembali membawa Ravena ke ruang tamu dengan wajah sok manisnya itu

"jadi,sekarang bagaimana? kalau di tolak kami bisa pulang sekarang"ucap pak Nadi

Bu Dewi melihat pak Joko lalu mengangguk

"ah nggak pasti jadi,lamaran kalian kami terima"balas pak Joko

"ah syukurlah,jadi Vena anak kami ini sekolah di luar negeri,dan sekarang sama dengan kamu masih kelas satu SMA"jelas pak Nadi

"kamu pasti berpikir kenapa secepat ini kami menjodohkan kalian,ini semua demi kebaikan kalian,dan Vena kalau kamu menerima lamaran ini maka kamu masih bisa bersekolah bersama calon suami kamu di luar negeri"sambung Bu Lista

Ravena hanya terdiam menunduk sama halnya dengan calon suaminya. setelah lamanya berbincang keluarga laki-laki pun pergi pulang kerumahnya.

Ravena langsung berlari ke dalam kamarnya berbaring dan terus menangis dalam diam,menahan sakitnya dirinya saat di jodohkan dengan laki-laki yang tak pernah dia kenali sebelumnya.