Ravena adalah anak kedua dari dua bersaudara,keluarga Ravena adalah keluarga yang kaya dan tamak.
ayah Ravena sangat kasar dan jahat,dari kecil Ravena selalu di pukul,di tendang bahkan di cambuk.
Gibran adalah Abang kandung dari Ravena,Gibran sangat sayang kepada Ravena dan sangat peduli kepada Ravena,setiap kali ayahnya memukuli Ravena, Gibran lah yang selalu membantu Ravena dialah yang selalu melindungi Ravena dari kekejaman ayahnya.
tapi sebaliknya, Gibran adalah putra pertama yang sangat di sayangi di keluarganya,alasan Ravena tidak disukai keluarganya adalah karena dia seorang wanita,bagi keluarga Ravena,anak wanita tidak akan mendapatkan apapun,anak wanita tidak bisa apapun bahkan Ravena hanya sekolah SMP,setelahnya dia di berhentikan paksa.
pada saat Ravena duduk di kelas 2 SMP,ayah Ravena mengirim Gibran untuk sekolah di luar negeri,ada dua alasan untuk itu yaitu agar ayah Ravena bebas memukuli dan menyiksa Ravena dan supaya Gibran mendapatkan pelajaran yang baik dan berbakat.
~~
08 Maret 2019
semuanya berkumpul di ruang keluarga.
Ravena duduk di kursi sendirian dan menunduk dalam,sedangkan Gibran duduk di antara kedua orang tuanya,karena melihat adiknya sendiri maka Gibran mengajaknya duduk bersama di hadapan orang tuanya.
Pak Joko:Gibran setelah kamu lulus ujian ini,papa akan kirim kamu sekolah di Eropa
Gibran:loh ga bisa gitu dong pa,aku udah mutusin buat sekolah disini seterusnya,dan aku ga bisa jauh dari Vena
Pak Joko:kamu tidak bisa melawan perintah papa!
semuanya terdiam saat pak Joko mengeraskan nada suaranya.
pak Joko:adik kamu ini bakalan baik-baik aja disini,kamu pergilah sekolah di luar negeri,cuma disekolah itulah kamu bisa belajar berbagai macam
Gibran:tapi pa..
buk Dewi:Gibran sudah,dengerin dan turuti apa kata papa kamu,ini semua juga demi kebaikan kamu nak
Gibran melihat adiknya yang menunduk dalam,Gibran memegang dagu adiknya itu dan mengangkat pandangannya. Gibran melihat air mata yang berlinang di mata Ravena.
Gibran:kamu kenapa nangis?
Ravena:gapapa kak,aku ke kamar dulu ya
Ravena lantas berlari masuk ke dalam kamarnya,mengunci dirinya dan menangis di dalam kamarnya.
Ravena:kak Gibran udah mau pergi,trus yang jagain aku disini siapa,aku pasti bakalan terus disiksa sama papa,ga ada yang bisa nolongin aku disini
Gibran mendengar omongan Ravena di depan pintu kamar Ravena,lantas Gibran langsung membuka pintu kamar dan duduk di samping Ravena yang menangis.
Gibran:ga ada yang bakal nyakitin kamu,kakak janji kakak disana ga akan lama,kakak janji bakal sering hubungin kamu setiap hari,dan kakak janji akan pulang secepat mungkin
Ravena:ga mungkin,kakak disana pasti lama,aku pasti bakal terus-terusan disiksa disini,ga ada yang bisa hentikan itu
Gibran:ngak,ga ada yang berani nyentuh kamu,kakak yang akan bicara dengan papa,kamu tenang ya ada kakak disini dan kamu bakal baik-baik aja
di depan pintu kamar Ravena berdiri buk Dewi dan mendengar semua omongan anak-anak itu.
buk Dewi segera membuka pintu dan menyuruh Gibran untuk membeli sesuatu.
setelah Gibran pergi,buk Dewi duduk di samping Ravena yang berusaha tidak menangis,tubuh Ravena bergetar hebat saat buk Dewi duduk di sampingnya.
buk Dewi:apa kamu sadar apa yang kamu perbuat hah? dengan sikap kamu kaya gini kakak kamu ga bakalan sukses,udah cukup aku ngelahirin anak seperti kamu yang ga ada gunanya sama sekali,jadi kamu sendiri jangan menghalangi kesuksesan anakku,kalau kamu memang sayang sama kakak kamu,yaudah biarin dia pergi
Ravena hanya terdiam dan menunduk ketakutan,tak menjawab apapun dari omongan mamanya.
buk Dewi:heh ingat ya,kamu itu udah ga ada gunanya lagi,jadi ga usah sok-sokan mau sekolah ini itu,setelah kakak kamu pergi,kamu harus berhenti sekolah dan diam di rumah dengar itu!
Ravena:tapi ma sekolah itu penting buat Vena
buk Dewi menampar keras wajah Ravena dan menyekat pipi Ravena.
buk Dewi:penting? kata kamu penting?
kamu itu sadar diri ga sih? kamu itu anak perempuan ga ada gunanya kamu sekolah,mending kamu diam dirumah dan beres-beres seluruh rumah ini,ketika kakak kamu sudah pergi,tidak ada pembantu lagi di rumah ini,dan sebagai gantinya kamu lah yang bersihin seluruh rumah ini
Ravena:ma Vena mohon izinin Vena buat sekolah,setidaknya sampai SMA ma,Vena bakal turutin apa kata mama dan papa asal Vena bisa sekolah ma,Vena mohon
sekali lagi buk Dewi menampar keras pipi Ravena bahkan menendang bahu Ravena.
buk Dewi:kalo aku bilang tidak ya tidak,kamu mau bersih keras bagaimanapun tetap ga bisa,dan ya awas kalo kamu berani ngadu sama kakak kamu,kalo kamu memang sayang sama kakak kamu maka kamu akan biarin kakak kamu pergi tanpa mengeluh apapun!
buk Dewi pun keluar dari kamar Ravena dan membanting pintunya dengan keras.
Ravena hanya bisa menangis di lantai sambil memegang bahunya yang sangat sakit.
untuk saat ini Ravena masih berumur 14 tahun kelas 3 SMP,sedangkan Gibran berumur 17 tahun kelas 3 SMA.
~~
Ravena berlarian keluar dengan membawa boneka kesayangannya dan duduk di taman dekat rumahnya,disana dia hanya menangis dengan kencang karena di sekitarnya tidak ada orang.
Reza adalah sahabat masa kecil Ravena hingga sekarang,dialah yang selalu ada untuk Ravena dan selalu menenangkan Ravena,bagi Ravena Reza adalah pahlawan keduanya setelah kakaknya.
Reza:Ven Lo kenapa nangis?
Ravena:kak Gibran mau pergi Za
Reza:pergi kemana?
Ravena:kak Gibran mau di kirim buat kuliah di Eropa
Reza:astaga jadi Lo sendirian dong di rumah
Ravena:iya
Reza:wah ga bisa gitu dong Ven,kalo Lo sendirian Lo bakal di siksa habis-habisan
Ravena:gue juga mikirnya gitu,tapi ini semua demi masa depan kak Gibran,jadi gue udah mutusin apapun yang akan terjadi gue bakal diam dan tutup mata,semua ini cuma buat kak Gibran
Reza:gue tau perasaan sayang Lo sama kak Gibran,tapi ga gini caranya Ven,kalo Lo terus-terusan di siksa Lo bisa..aduh Ven Lo pikirin lagi deh
Ravena:gue harus mikir apalagi Za,semuanya juga udah jelas dan nyata,gue cuma bisa Nerima apapun yang terjadi meskipun itu bikin gue kehilangan nyawa gue
Reza:atau ga Lo tinggal di rumah gue aja gimana?
Ravena:Za Lo kaya ga tau keluarga gue aja,ya meskipun orang tua kita berteman baik tapi tetap aja ga bakal diizinin
Reza memeluk Ravena dengan lembut dan membiarkannya menangis di pelukannya,Reza mengelus rambut panjang Ravena dan menenangkannya.
Reza:maaf ya Ven,gue ga bisa apa-apa disaat kaya gini
Ravena:bukan salah Lo Za jadi ga perlu minta maaf,mungkin ini memang udah takdir gue jadi mau ga mau gue harus terima,dan ya gue kayanya setelah lulus ini ga bakal nyambung lagi
Reza:lah kenapa gitu?
Ravena:orang tua gue ga ngizinin,katanya cukup sampai disini gue sekolah,gue itu anak perempuan jadi gue ga pantes buat sekolah tinggi-tinggi
Reza:gue ga ngerti deh apa jalan pikiran dari orang tua Lo,mama Lo kan juga perempuan masa dia ga bisa ngertiin perasaan Lo
Ravena:udahlah Za percuma juga mau di bilang kaya gimana,gue tetap aja diam dirumah disuruh bersih-bersih rumah,kayanya ini memang udah jalan hidup gue
Reza:sabar ya Ven,gue yakin di balik semua ini Tuhan punya rencana yang sangat spesial buat Lo,dan kalo Lo butuh apa-apa langsung kerumah gue aja,gue siap buat bantuin Lo walaupun bertaruh nyawa
Ravena:makasih ya Za,Lo emang sahabat terbaik gue,iya gue bakal lari ke Lo disaat gue udah ga kuat lagi,makasih ya Za
Reza:nah gitu dong senyum dan sama-sama
setelah nya Reza pun mengajak Ravena bermain dan bersenang-senang berdua,berjalan-jalan ke pantai, taman dan lain-lain,Reza berhasil membuat Ravena kembali tertawa dan bahagia sehingga Ravena lupa akan masalah dan penderitaannya selama ini