webnovel

look at me

Ketika seseorang yang tidak pernah kamu duga adalah orang yang paling mencintai kamu Salsabila Nukaila Abube. Setelah diam-diam menyukai salah satu anggota osis bernama Kaino Farik Al Kenzie. Dia patut bersenang hati setelah Kenzie mengungkapkan perasaan yang sama pada dirinya. Tapi bukanya bersenang-senang dengan hubunganya. Justru Nuke selalu dibuat bimbang dengan surat-surat patah hati dari seseorang yang diam-diam juga menaruh perasaan padanya. Sialnya lagi datangnya seseorang dari masa lalu Kenzie, menyita seluruh kepedulian cowok berwajah hitam manis itu. Bagi Nuke, semua itu menguras tenaga, menyayat luka, menguji cinta dan persahabatannya. Lalu bagaimana akhrinya? Apa Nuke akan terus berusaha mempertahankan hubunganya dengan Kenzie? Apa dia lebih memilih mencari seseorang di balik surat-surat misterius itu? Dan apapun akhirnya nanti, semua diluar dugaannya

D_Ayu · 若者
レビュー数が足りません
29 Chs

Chapter 23 | Dia Hadir

"Jum, lo mau nggak jadi istri gue?" Ceplos Galang tanpa dosa. Yang ditanya pura-pura tidak mendengar, menyibukkan diri memindah catatan dari buku paket ke buku tulis. Semua orang di kelas ini tau, kalau Juminten selalu menjadi sasaran empuk kejailan Galang dan Kenzo.

"Gimana beb?" Galang kembali berkoar. Kenzo ikut menimpali dengan sesekali menyenggol lengan Juminten yang sedang difungsikan untuk menulis. Hasilnya, buku Juminten tercoret, dan kini cewek itu sudah berdiri sambil melotot. Ekspresi marahnya persis kayak Maham Angga di serial drama Jodha Akbar.

"Kalian bisa nggak sih, sekali aja nggak gangguin hidup gue?" Jumi berbicara pelan-pelan, walaupun dalam hatinya ingin sekali menjeduk-kan kepala bocah ingusan di depannya itu.

Kata-kata Juminten tidak membuat Galang dan Kenzo merasa ciut. Bak matador yang berani mengibarkan bendera merah kepada seekor banteng. Semakin cewek itu marah, mereka berdua merasa semakin perkasa.

"Kok ganggu sihh? Gue serius Jum, gue siap kasih keperjakaan gue buat lo seo-"

PLAK

Buku paket yang semula anteng nangkring di atas meja, kini terangkat menghantam pipi mulus Galang.

"omeygat! gue nggak ikut-ikutan,"Kenzo yang melihat Juminten mulai mengeluarkan vigor-nya langsung ngacir dari tempat.

Kejengkelan Juminten sudah tidak bisa ditahan, "Gue lebih baik diejek, dipukul, ditampar, atau apapun itu asal jangan sekali-kali lo ucapkan kata-kata lo barusan di depan muka gue!" Semburnya. Digoda Galang itu lebih hina dari pada disindir temen sekelas karena boker di celana.

"Pergi lo mahkluk durjana! udah IQ cuma se-ons, muka kek balmond, enek banget lama-lama gue liat muka lo!"

Jleb! Ucapan Jumi nyentok banget di hati. Galang tidak menyangka akan mendapat counter attack se-nylekit itu.

"Ya ampun Jumi, gue cuma bercanda kali, tajem banget mulutnya, abis sarapan bambu runcing lo?"

"Nggak lucu!" Tukas Juminten.

Galang tidak meneruskannya lagi, dia pergi sambil mengelus pipinya yang terasa nyeri pasca sambitan buku paket tadi. Sementara anak-anak lain hanya mendengus tanpa ekspresi. Perkara barusan bukan yang pertama kalinya. Bertengkar, memukul, berteriak, begitulah cara Juminten, Galang, dan Kenzo berinteraksi di dalam kelas.

Serem.

Diantara orang yang paling tidak tertarik dengan keadaan barusan adalah Nuke. Hatinya lecek setelah seminggu ini tidak ada kabar dari Kenzie. Lebih tepatnya, mereka sedang diam-diaman, berjarak, marahan, dan sejenisnya itu lah.

Minta maaf bagi orang yang merasa benar itu, sangat melukai gengsi. Selama seminggu ini tidak ada salah seorang dari mereka berdua yang mau mengalah.

Ditambah Si Misterius yang gencar mengirimkan bunga mawar akhir-akhir ini. Nuke jadi dilema, dia belum siap untuk kehilangan Kenzie, tapi menjalani hubungan dengan cowok itu seperti menanti bom waktu yang sewaktu-waktu siap meledak.

Kegalauan itu membawa Nuke ke kantin di jam kosong siang ini. Makan menjadi salah satu alternatif untuk mengembalikan mood saat hati sedang tidak karuan. Cewek itu memesan mie goreng, dengan lima cabai rawit. Tapi tidak untuk dimakan di kantin, bahaya kalau sampai ada guru yang melihatnya di kantin pada jam pelajaran. Cewek itu meminta ibu kantin membungkus makanan dengan styrofoam lalu membawanya ke taman belakang.

Tidak ada angin, tidak juga terik. Kondisi taman belakang sepi, setidaknya tidak hening sebab dentingan sumpit makanan Nuke masih terdengar mengisi telinga. Rasa pedas dari cabai rawit yang dia makan seolah membakar isi otaknya, ini salah satu alasan Nuke suka makan saat sedang bad mood, selain bikin kenyang, makan juga bisa bikin lupa sama keadaan.

Namun kenikmatan itu sepertinya sedikit kelewatan sekarang. Sial! Nuke lupa membeli minuman. Ingin beranjak, tapi takut berpapasan dengan guru, apalagi raut wajahnya yang sedang kepedasan terlalu menandakan kalau dia habis makan.

It's okey, sepertinya rasa pedas ini tidak akan mampu membunuhnya, jadi Nuke akan menunggu saja sampai rasa terbakar di lidahnya itu hilang sendiri.

Setengah jam berlalu, bukan cuma kehilangan rasa pedasnya, Nuke juga mulai kehilangan kesadarannya. Angin mulai berhembus, menciptakan suara dedaunan yang mendayu-dayu, ditambah bunyi serangga-serangga di sekitarnya yang bersahut-sahutan, mengalunkan gelombang suara yang stabil, membuat siapapun mengantuk dalam kondisi seperti ini.

Nuke menyenderkan punggungnya ke pohon yang ada di belakangnya. Pohon ini cukup besar, berada tepat di tengah tepat duduknya, yang di bangun mengitari pohon itu. Hasil fotosintesis dari pohon itu langsung masuk tanpa permisi ke hidungnya, sangat menyegarkan.

Disaat kesadarannya mulai larut, celah matanya menangkap sosok bayangan yang datang mendekat.

Mungkinkah Nuke sudah berada pada ambang mimpinya?

Tapi sosoknya begitu nyata. Saat dia mendekatkan wajahnya ke wajah Nuke, sentuhan tangan yang membelai halus surai rambutnya, tawa kecil yang keluar dari mulutnya, dan deru nafas yang menyentuh permukaan wajah Nuke terasa begitu jelas.

You are beautiful

you are cute

and very attractive.

i love you. 

if only you realized and opened a little gap.  I just hope. 

look at me!

Please.

Bisikan itu samar-samar tertangkap oleh telinga cewek itu, walupun tidak sepenuhnya tercerna oleh otaknya yang meremang. Hanya itu, saat Nuke benar-benar terlelap, dia tidak tau kapan sosok dan suara itu menghilang.

                                  💌

"Aaa!"

Nuke terbangun dengan wajah terkejut. Dia baru saja bermimpi terpeleset dari tangga. Entahlah, dia sering bermimpi terjatuh dan kagetnya sampai ke dunia nyata. Untunglah kondisi sekitar sepi, jadi tidak ada yang menertawakannya atau minimal menatapnya aneh.

Kali ini matahari sudah meninggi, tepat di atas kepalanya. Nuke menegakkan tubuhnya dengan punggung seperti remuk. Tidur pada batang pohon yang tidak rata, membuat tengkuk sampai tulang ekornya menjadi pegal-pegal.

Ditengah relaksasi-nya, Nuke teringat akan sesuatu. Tentang mimpi yang datang beberapa waktu yang lalu. Sosok itu terkesan sangat nyata, walupun hanya sebuah mimpi, tapi mampu membuat hatinya berdebar-debar.

Cewek itu bangun dari tempat. Dia tidak mau berfikir keras untuk bunga tidur itu. Hanya ilusi! Ya, itu hanya sebuah ilusi. Namun ilusi itu seketika sirna saat iris mata Nuke melihat dua benda asing di samping tempat duduknya.

Air mineral.

Dan, Bunga mawar merah.

Nuke menatap sekeliling. Tidak ada yang dia dapati selain bangku taman, lampu, dan pepohonan. Apakah sosok itu bukan ilusi? dan kejadian tadi bukanlah mimpi?. Jika iya, orang itu sudah di depan mata, sayang sekali dia kehilangan jejaknya.

Perlahan-lahan Nuke meraih dua benda itu. Penampilan botol mineral dengan sticky note yang menempel lebih menarik perhatiannya.

Air mineral ini bukan cuma bisa menghilangkan pedas di lidah kamu, tetapi juga bisa menyegarkan kembali hati kamu yang layu :-)

Nuke tertegun membaca tulisan di sticky note itu. Tidak diragukan lagi, sosok itu adalah Si Misterius. Benar-benar sulit ditebak.

Seperti labirin dengan teka-teki yang rumit, dia menjebak Nuke di sana. Tanpa petunjuk.

Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius

D_Ayucreators' thoughts