webnovel

Chapter 3 Musuh pertamaku adalah babi hutan

(Sudut pandang Hope)

Bagaimana ini bisa terjadi, sekarang aku sedang berlari didalam hutan, dikarenakan aku dikejar oleh sekelompok monster babi hutan raksasa, aku berlari dan berlari hingga aku terjatuh karena tersandung akar pohon yang keluar dari tanah. Aku mendengar suara mereka sudah sangat dekat, aku memutuskan untuk menaiki pohon, dan bersembunyi di atas, aku melihat mereka mendekat, dan mengendus.

Setelah beberapa menit mereka pergi meninggalkan pohon dimana aku bersembunyi disana, aku mengambil sarung pedangku yang berada di punggung, aku kehilangan pedang yang ayahku berikan, aku harus mendapatkannya kembali, itulah yang aku rencanakan.

Tahun 606 kalender suci umat manusia bulan 1 tanggal 15, sudah beberapa hari Hope dan Earl berlatih, dan Hope sudah menguasai teknik pedang berbalik, walaupun dia hanya bisa menggunakannya sebanyak 5 kali saja, sebelum dia kelelahan, selain harus konsen, teknik ini juga harus mengandalkan kecepatan tangan untuk mengarahkan pedang yang dipegang.

Hari ini adalah hari besar bagi Hope, kemarin, setelah dia berhasil mengimbangi ayahnya dan menguasai teknik pedang berbalik, ayahnya mengizinkan Hope untuk berburu monster, awalnya ayahnya ingin ikut bersamanya, namun ayahnya disuruh menghadap raja, sementara dirumah tabib Martha sedang memasak, dan tabib Erina menemani Earl Edward. Hope tidak sabaran dan memutuskan untuk pergi sendiri berburu babi hutan, didalam hutan dia berhenti untuk mengecek perlengkapannya.

"semua sudah ada, tinggal mencari mereka saja"

Hope kembali menyarungkan pedangnya dan berkeliling, dia melihat jejak kaki babi, namun dia tidak melihat babi hutan yang dia cari, berkeliling hutan cukup melelahkan, jejak kaki itu mulai jarang terlihat, dan Hope tersesat. Dia memutuskan untuk berhenti dan duduk diatas sebuah batu besar, disana dia mendengar adanya suara sungai, dilanda haus, Hope memutuskan untuk mengikuti suara aliran air.

Tepat didepan matanya dia melihat sungai, dan langsung menjulurkan tangannya untuk menyendok air itu, dia mengambil air dan meminumnya, air sungai segera menenuhi tenggorokannya dan menghilangkan hausnya.

[Catatan Penulis,jika dalam keadaan sama seperti Hope, pastikan air itu bersih dan higienis, tidak ada sampah didekat aliran sungai, air tidak berwarna atau berbau atau berrasa]

"huik, huik, huik"

Suara babi terdengar, Hope segera mengambil pedangnya dan mencari asal suara, seekor babi hutan yang cukup besar keluar dari semak semak, badannya merah, jelas babi itu bukan babi biasa dia merupakan salah satu jenis monster, Hope tanpa pikir panjang, langsung menyerang babi itu, dia mengayunkan pedangnya secara vertikal dan horizontal kearah tubuh babi itu.

Bekas luka karena tebasan pedang bertubi tubi, segera menghiasi tubuh babi itu, namun babi itu tidak dalam keadaan kelelahan atau melemah, malah menjadi semakin agresif, dia mulai menyerang Hope dengan serudukannya, Hope segera menghindar dengan melompat kearah kiri, babi itu berlari dengan sangat kencang dan menabrak pohon, tabrakan yang sangat keras sehingga membuat burung yang hinggap diatas pohon itu berterbangan.

"apa babi itu sudah mati"

Namun babi itu masih dalam keadaan baik baik saja, walaupun sudah banyak menerima serangan dari Hope, namun dia masih dalam keadaan baik, babi itu kembali berlari dan berlari, dia menargetkan Hope, Hope segera menghindar dari serudukannya, namun setelah beberapa lama, Hope terjatuh, dan dia diseruduk dari belakang, Hope terlempar dan masuk kedalam sungai, suara dan cipratan air segera membasahi sekitaran sungai.

"dasar babi ini"

Hope segera mempersiapkan gerakan baru, gerakan pedang berbalik, dia hendak menggunakan teknik pedang itu, dia ingat pesan dari Earl Edward, teknik ini cocok untuk membunuh monster yang memiliki tulang yang keras, dari hasil pengamatan Hope, jelas tulang kepala babi ini keras sekali, dia sangat yakin, karena setelah babi itu menabrak pohon, babi itu masih baik baik saja.

Hope mulai mengambil langkah pertama, kaki kanan berada didepan, sementara pedangnya mengarah kebelakang, dia berusaha menjajarkan badannya agar sesuai dengan tinggi babi itu, tidak ada yang bergerak, baik babi itu atau Hope, semua diam, namun setelah sebuah daun jatuh ketanah, mereka bergerak, babi hutan itu berlari sekuat tenaga, sementara Hope berusaha berlari sekuatnya, sementara berusaha untuk mengarahkan pedangnya agar menebas babi itu, suara tebasan terdengar, langkah Hope terhenti dibelakang babi itu, dia segera mengayunkan kembali pedangnya kearah belakang untuk membuat tebasan kedua.

"huik!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

Suara terdengar keras dari babi itu, dan akhirnya babi itu tewas, tubuhnya terbelah menjadi dua secara horizontal, Hope yang sudah kelelahan, menancapkan pedangnya ketanah, dan menggunakannya sebagai penopang tubuhnya, dia berusaha berdiri sembarin mengambil sesuatu dari dalam tubuh babi itu.

Sebuah berlian berwarna hitam sempurna, Hope menariknya keluar dari kepala babi itu, setelah berlian itu keluar, babi itu berubah menjadi debu berwarna hitam pekat, semua monster setelah mati, jika berliannya tidak dikeluarkan bisa dimakan oleh monster lain dan menyebabkan monster itu akan berevolusi, jika tidak dimakan monster lain, tubuh dan berlian itu bisa menyebabkan penyakit wabah hitam menjangkiti manusia dan hewan lain, namun setelah berlian itu, bangkai monster itu akan berubah menjadi debu dan hancur seketika.

Itulah yang Hope pelajari dari ayahnya dan dari tabib Martha, satu babi hutan berhasil dia habisi, dia segera membersihkan berlian itu, jika dijual maka bisa mendapatkan uang yang cukup banyak, namun jika tidak, bisa digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat senjata dan perlengkapan lainnya.

Karena Hope sudah memiliki pedang, dia hendak menjual berlian itu,namun suara yang cukup keras terdengar, dan membuat lamunan Hope segera hilang.

"babi hutankah, dari suaranya pasti sangat besar"

Namun Hope salah, seketika setelah suara itu hilang, muncul sekawana babi hutan raksasa, yang siap untuk mengamuk, wajah Hope berubah menjadi biru pucat, Hope berusaha menahan setiap serangan dari babi hutan itu.

"kuat sekali mereka"

Jumlah babi itu adalah 10 ekor, mereka menyerang secara bergantian, setelah beberapa serangan Hope tersudut di sungai, dia tidak bisa mundur lagi, dengan tenaga yang tinggal sedikit, Hope berusaha menahan pedang itu. Naas bagi Hope satu serangan fatal dari salah satu babi hutan, membuat pegangan Hope terlepas, dan membuat pedang Hope terlempar kedalam sungai. Hope segera berlari untuk menyelamatkan dirinya, dia berlari dari sekawanan babi hutan, air mata hampir keluar dari matanya, tanpa dia sadari, Hope tersandung akar pohon yang keluar dari tanah.

Dia sekarang sedang bersembunyi diatas pohon, dia berusaha untuk tidak bersuara, agar para babi hutan itu tidak mengetahui dia, para babi itu, mengendus untuk mencari baru Hope.

[Komentar Penulis:kasihan ya Hope, ada yang mau nolongin]

(Sudut pandang Hope)

Aku masih diatas pohon, setelah babi itu pergi, aku turun dan berlari dengan sangat kencang kearah sungai, aku sempat melihat kekanan dan kekiri, tidak ada babi lagi, berlian hitam yang sebelumnya masih ada didalam kantungku, aku mempercepat lariku dan mencapai sungai, aku segera menyeburkan diri, dan mencari, sungai ini tidak terlalu dalam, namun penuh dengan bebatuan dan arusnya cukup deras, aku harap pedang pemberian ayah, tidak hanyut dibawa air sungai. Aku mencari dengan melihat dan mencelupkan tanganku kedalam air, aku memindahkan bebatuan, agar terlihat namun aku masih belum menemukan pedangku itu.

"dimana sih, pedang itu.?"

Aku memindah haluan untuk mencarinya kearah hilir, aku kembali memindahkan bebatuan itu, keringat mulai keluar dari tubuh dan membasahi kepalaku.

"huik!!!!!"

"para babi itu"

Dari suaranya sepertinya mereka hampir mencapai sungai ini, aku harus segera menemukan pedangku, aku kembali mencari, namun tidak menemukannya, aneh, seingatku pedang itu terlempar diarah mari. Mataku silau karena sesuatu memantulkan cahaya matahari, dan yang memantulkannya adalah pedangku, aku menemukannya, namun bukan hanya pedang namun juga sebuah tombak yang berada didalam sungai, pedangku tenggelam berdampingan dengan tombak itu.

"tombak siapa ya.?"

Pegangannya dari besi berwarna hitam, dan ujungnya yang lancip mirip trisula, namun jauh lebih kecil dan lebih panjang, sepertinya sudah cukup lama ditinggalkan, karena tombak itu sudah berkarat,aku segera mengikatnya dibelakang tubuhku, sepertinya tombak ini akan berguna.

Semak semak mulai bergerak, dan babi hutan itu kembali, namun mereka tidak mau memasuki sungai, entah mengapa, yang memasuki sungai hanya 1 ekor saja, aku segera menyerangnya dengan teknik pedang berbalik, dan babi itu tewas, dua ekor yang lain mulai masuk dan hendak memojokkanku, mereka menyerang dari depan dan belakang, aku segera maju dan menyerang yang berada didepan, aku menyerangnya dengan tombak dan membuat tombakku menancap pada tubuh babi itu, aku segera mengangkat tombak itu, dan menyerang babi dibelakangku dengan pedangku.

"tiga, tinggal tujuh lagi"

Aku memutuskan keluar dari sungai, karena bisa sangat licin berdiri diatas batu batuan disungai ini, para babi mulai berlari mengejar, aku mengayunkan tombakku secara horizontal, ujung tombakku mengenai tubuh semua babi, aku berlari dan menggunakan teknik pedang terbalik, setelah satu babi tewas, aku berlari dan berbalik serta melempar tombakku dan mengenai kepala salah satu babi dan menewaskannya.

Aku mengulangi setiap gerakan dan membunuh kesepuluh babi itu, aku segera berlari untuk mengumpulkan berlian hitam itu dari para babi hutan, jumlahnya sepuluh buah, aku segera kesungai untuk mencucinya, jasad babi itu berubah menjadi debu dan menghilang.

Setelah Hope mencuci berlian hitam itu, dia memandangi berlian itu, cahaya matahari memantul dari berlian berlian itu, memang satu berlian itu tidak terlalu besar, besarnya hanya satu kepalan tangan anak berusia 3 tahun.

"hehehehhehehehehehe"

Mata hope mulai memunculkan logo mata uang, jelas sekali keserakahan muncul didalam hati Hope, untuk diusiannya yang sekarang ini, dia sudah mengenal bagaimana mata uang dan cara menggunakan dan menghasilkannya, jelas dia hendak menjualnya untuk mendapatkan uang guna membeli senjata lagi atau menggunakannya untuk membeli hal lainnya.

"tombak ini apa aku bawa saja ya.?"

Dengan tombak yang dia temukan didalam sungai, Hope bisa membunuh 10 babi hutan dengan lebih mudah, mata Hope bersinar ketika melihat tombak itu.

"sepertinya aku harus belajar menggunakan tombak"

Hope ingat kalau di gudang bawah tanah rumahnya memiliki tombak cukup banyak, dan dia berfikir ayahnya bisa mengajarkannya teknik bertombak, dia berharap ayahnya mau mengajarkan dia, namun setahu Hope ayahnya hanya menggunakan pedang saja, bahkan dulu saat rumahnya diserang perampok, Earl Edward hanya menggunakan dua pedang saja.

"huik!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

"babi lagikah, tapi aku sudah sangat lelah"

Suara babi hutan besar terdengar, Hope menaiki pohon agar aman dari serangan babi itu, namun sejauh yang dia lihat diatas pohon itu, dia tidak menemukan dimana asal suara babi hutan itu.

"suaranya saja, wujud fisiknya tidak ada"

Hope memutuskan untuk melompati dahan dahan pohon, dia memutuskan untuk pergi kearah sebuah gunung yang berada dipusat hutan, disana banyak jamur, dan jamur adalah makanan kesukaan babi hutan, dan satu kasus lagi, kemungkinan disana terdapat goa, yang merupakan rumah bagi para monster, kantung di celananya sudah penuh dengan berlian hitam. Dia mencari dan mencari asal suara itu, setelah cukup dekat dengan goa, dia melihat sosok babi hutan raksasa dengan warna perak, tingginya hampir 3 meter, secara keseluruhan, terkesan seperti diciptakan untuk merusak apa saja, babi itu memiliki mata berwarna merah terang.

"gila, besar sekali, jika ini sampai kedesa, bisa berbahaya"

Babi itu sangat besar, namun babi itu tidak menyadari keberadaan Hope yang sedang berdiri disalah satu cabang pohon, babi itu hanya memperhatikan apa yang ada didalam goa, Hope juga penasaran dengan apa yang ada didalam goa.

"huik!!!!!!!"

Babi itu kembali bersuara, dan sesosok mahluk keluar dari dalam goa itu, seekor babi lainnya dengan warna merah dan mata hitam, tinggi mereka sama begitu juga dengan lebarnya, seperti pantulan dari cermin, kedua babi itu sama, kecuali warna.

"wah, apa yang akan terjadi ya.?"

[Komentar penulis:" ini anak, bukannya lari, malah nonton pertarungan monster"]

Kedua babi itu saling menatap cukup lama, dan akhirnya mereka saling berlari dan beradu kepala, bunyi yang timbul dari tabrakan mereka, membuat semua mahluk lari dari sekitar area itu, bahkan dari tubrukan itu membuat angin yang cukup kencang, keringat dingin mulai keluar dari kening Hope, dia sudah menyesali apa yang dia perbuat ini, pertarungan yang sangat sengit antar dua monster dengan jenis yang sama.

"jika aku turun, pasti mereka akan mengincar aku"

"sepertinya, aku hanya bisa diam disini, jika pohon ini tumbang, maka aku harus mencari pohon lainnya"

Dengan senyuman masam, dia hanya bisa terdiam, memang benar keputusan Hope, namun jika berada disana lama lama juga bahaya, kedua babi itu kembali mengadu kepala mereka, kekuatan dan pertahanan mereka memang menakjubkan, tidak ada yang mengalah atau saling menyerah. Kedua babi itu mundur cukup jauh dan mengambil ancang ancang, dan mulai berlari dan bertubrukan lagi, suara dasyat mulai mengema.

"gila, bahkan hewan lain pada lari, bahkan harimau juga lari"

Hope melihat seekor harimau, keluar dari semak semak, hendak menerkam kedua babi itu, namun suara akibat tubrukan mereka, membuat harimau itu menjadi pucat, dan berlari ketakutan, hal ini membuat Hope hanya bisa menggelengkan kepalanya. Sejauh yang dia tahu, harimau akan menerkam hewan apa saja, bahkan monster, namun kali ini sepertiya babi hutanlah yang menang.

Babi itu kembali beradu dan membuat semua menjadi hening seketika, debu mulai bertebaran dimana mana, membuat pandangan Hope menjadi kabur, Hope yang berada diatas pohon sedang batuk batuk karena debu yang bertebaran.

[Komentar penulis: bagaimana kabarnya para pembaca, penasaran dengan kelanjutannya, baca terus karya saya ya, jangan lupa vote dan komentar ya, serta berikan dukungan untuk penulis, salam penuh damai dari saya]