webnovel

GRISHA Cornered

"Oi Oi Oi Oi! 1DIOT SQUAD Good Game!!" Aku hanya bisa mengatakan ini. setelah melihat permainan dari Squad yang aku sebutkan.

"Strong! Katanya mereka ini adalah kumpulan player baru." Gauxt ikut bersemangat.

"Apa kau lihat saat mereka terbagi menjadi dua. 2 player berada di dalam benteng dan 2 player lainnya berada di luar benteng. Aku terkagum pada yang di luar, mereka bisa menghabisi squad yang menyerang mereka!" Aku menceritakan adegan yang ku kagumi.

"Bukannya keren yang di dalam Close Quarter Combat lho!" Nyixc menentangku.

Kami pun berdebat masalah 1DIOT Squad ini. Tak lama kemudian, terbuka sebuah panel di depan kami. Isinya, System game menawarkan pertaruhan kepada para pemirsa dan para peserta yang menonton LAST REGIMENT.

Jarang-jarang System game mengadakan pertaruhan seperti ini. Mungkin, karena system game tidak bisa memprediksi siapa yang menang?

"Aku bertaruh pada 1DIOT Squad ini!" Aku menantang.

"Sepertinya kita cocok deh Nox." Nyixc menjawab.

"Aku akan memilih GRISHA squad, mungkin tank masih bisa menjadi pemenang." Luxtic dan Gauxt bertaruh pada Grisha.

[Attention to All Player!]

[Sudahkah kalian bertaruh? Kalau begitu mari kita lanjutkan LAST REGIMENT pertama ini!]

***

Duar!!! Kendaraan yang aku kendarai berguncang.

Aku langsung membuka pintu palka yang berada di atasku dan berdiri di atas kursi yang awalnya aku duduki.

"Apa itu barusan!?" Aku berteriak sekaligus bertanya pada seluruh anggota Squad-ku.

"Bukan apa apa, hanya tembakan roket yang meleset!" Salah satu menjawab aku mengenali suara itu. Suara itu milik teman anggota squad ku yaitu, Clint.

Tunggu, apa!? Roket!? Sial ada pengguna senjata peledak ternyata sejauh ini. Aku tak memikirkan bila hal ini akan terjadi, aku terlalu kegirangan karena telah menemukan tank setengah hancur. Aku kira para player lain akan sering menggunakan senapan utama-nya. Jika seperti ini,

"Temukan si pengguna roket! Karena tank kita tak bisa bergerak, kita bisa jadi sasaran empuk."

"Siap!"

Aku pun ikut mencari dengan menggunakan teropong yang aku punya. Aku mulai dari arah selatan, yang kulihat hanyalah air sungai yang mengalir deras. Lalu berputar melawan arah jarum jam, aku hanya melihat bekas Squad yang telah dihabisi oleh Squad ku dan tak ada tanda player hidup disitu. Berputar lagi ke utara, sama dengan timur sama halnya dengan selatan, cuma air sungai yang mengalir. Terakhir, menuju ke timur, tetap aku tak melihat apa-apa hanya sebuah benteng yang berada di ujung jembatan.

Bosan mengintai, aku masuk kembali ke dalam tank. Di dalam sini hanya ada 3 orang aku dan 2 anggota lainnya yaitu Kharkov dan Laine. Kharkov berada di tempat dimana pengisi peluru tank berada, Laine berada di tempat machine gun yang berada di sebelah pengemudi tank, sedangkan aku berada di kursi penembak meriam utama di sini.

Aku menggunakan jam tanganku untuk membuka map, karena Blimp akan terjadi. Saat blimp mulai, seperti biasa, titik dimana aku berada mulai menjadi lingkaran dan terus meluas hingga menghilang dari map. Kemudian, muncul-lah titik berwarna merah yang menandakan musuh berada.

"Haaahh!!?" Aku tak sengaja berteriak.

"Ada sesuatu yang salah Irina?" Kharkov bertanya padaku.

"Mu-musuhnya tinggal sa-satu." Aku tiba tiba gagap. Entah apa aku ketakutan atau kegirangan karena musuhnya tinggal satu squad, namun mereka juga memiliki senjata roket.

"Me-mereka be-berada di-"

BLARRR!! Belum sempat aku mengatakan keberadaan Squad terakhir yang menjadi lawan kita. Terdengar suara ledakan dari luar lagi.

Aku bergegas membuka pintu palka dan berdiri lagi. Karena terdengar pintu palka terbuka, 2 anggota squad ku yang berjaga diluar tank yaitu Ruka dan Clint, mereka berdua menoleh padaku.

"Irina! Musuh berada di-"

"Aku sudah tau, kalian berdua berlindung saja. Sisanya biar kami yang urus." Aku memotong perkataan Ruka dan berkata pada Ruka biar kami bertiga yang berada di dalam tank ini akan mengurus sisanya.

Aku kembali lagi pada kursi-ku.

"Ammo Ready!" Kharkov memberitahukan bahwa amunisi sudah siap ditembakkan.

Aku pun mulai menempatkan mataku pada pembidik. Kemudian aku membidik ke arah timur. Aku terdiam sejenak, ini aku, harus membidik lantai berapa? Aku tahu mereka berada di benteng di ujung bagian kanan jembatan ini, tapi di lantai berapa mereka? Dari kaca pembidik, terlihat beberapa jendela pada benteng tersebut. Jika dilihat dari ketinggian maka jumlah jendela tersebut ada 5, jadi mungkin saja ada 5 lantai.

Aku mencari keanehan pada setiap jendela. Kemudian, terlihat cahaya kecil dari jendela paling atas. Cahaya seperti itu, berarti tandanya disitu ada pengguna teropong atau Sniper. Tidak salah lagi disitu ada keberadaan seseorang. Aku langsung memutar pengatur ketinggian selongsong Meriam. Bersiap untuk menekan tombol yang berfungsi melepaskan tembakan.

BUMMPP!! BLARRR!!

[Enemy Hit + 3 XP]

Aku menembakkan-nya, hitmarker dan EXP muncul di dalam HUD-ku. Aku mengenai seseorang, tapi dia tidak mati? beruntung sekali player ini. Ah, aku harus cepat-cepat membunuhnya. Aku memencet tombol menembak berkali-kali, namun, tidak terjadi apa apa.

"Kharkov cepat isi peluru-nya!!" Aku menyuruh Kharkov untuk bergegas mengisi peluru tank ini.

"Maaf Irina, tapi kita kehabisan peluru." Kharkov meminta maaf.

"Kalau begitu, cepat keluarkan Ammo Crate-nya!!" Aku menyuruhnya untuk menggunakan gadget-nya.

"Maaf, tapi gadget Ammo Crate ku masih dalam tahap Cool-down." Dia meminta maaf lagi.

"Berapa lama?"

"Sekitar 3 menit."

Sial! 1 tembakan lagi pasti akan membuatnya tewas tadi. Cooldown-nya juga maih lama. Sekarang aku harus bagaimana? Menunggu cooldown selesai atau keluar dari tank ini.

Eh, kenapa aku harus khawatir? Bukan kah aku mengenainya? Mungkin senjata roketnya juga ikut hancur. Lebih baik aku menunggu cooldown saja. Iya benar, kenapa harus khawatir?

"Khar-"

"Irina!!!" Clint dan Ruka berteriak memanggil namaku.

Aku-pun membuka palka dan berdiri , "Ada apa?"

"Lihat ke arah timur!"

Aku menggunakan teropong ku untuk melihat apa yang ada di timur. Aku melihat ke arah benteng dimana tembakanku tadi berada, yaitu dilantai paling atas. Disitu ada seorang player yang sudah bersiap menggunakan senjata roket.

"Kalian Semua, Cepat pergi dari sini!!" setelah berteriak, aku berusaha keluar dari tank ini.

JCKLINGGG!! DORR!!! SWUSSHH!!

Aku Berhasil melompat keluar dari tank ini.

BLARRRR!!!

Setelah suara ledakan, Suasanya mendadak hening.

Aku mencoba membuka mataku, aku tidak dapat melihat apa apa selain debu-debu dan asap berterbaran, di depanku ada beberapa bebatuan kecil. Sepertinya aku masih hidup, namun tergeletak di tanah. Aku melihat HP-ku, aku kehilangan 60 persen dari 100 persen HP. Aku melihat bagian Squad di dalam Hud-ku, Kharkov dan Laine telah KIA. Hanya tinggal diriku, Clint dan Ruka. Sialan.

"Uhuk! Uhukk!"

Aku mencoba berdiri. Sesudah berdiri tegak, aku mencoba mengambil Syringe yang berada di tas kecil yang berada di paha kiriku. Tapi, entah kenapa aku tidak bisa meraihnya dengan tangan kiri ku. Aku mengarahkan mataku pada tangan kiriku. WAS?

Aku kehilangan tangan, tidak lengan kiriku. Kenapa aku tidak menyadarinya? Kenapa bisa? Tidak mungkin ledakan bisa menghilangan tanganku. Mengetahui hal ini, aku bergegas mengambil Syringe dengan menggunakan lenganku yang satunya. Aku kemudian menyunitkkan Syringe pada kaki ku. HP-ku mulai pulih kembali, tapi tidak 100 persen pulih. Mungkin, pulih hingga 80 persen saja.

Asap asap ini masih saja berkeliaran di sekitarku. Saat ini senjata yang dapat kugunakan hanyalah pistol atau pisau. Aku tak akan bisa menggunakan senjata utama. Karena, menunggu tanganku be-regenerasi saja butuh waktu 10 menit.

Tap!! Tap!!

Suara langkah!!? Siapa? Apakah Ruka? Apakah Clint? Aku mengambil pistol yang berada di kantong pistol, dan membuat pelurunya masuk selongsong dengan menggeser Slider-nya menggunakan gigiku. Suara langkah ini semakin dekat!!? Dari arah depan!!

Terlihat samar-samar, lalu asap asap ini mulai menghilang.

"Ternyata masih ada yang hidup, padahal kami menggunakan 2 Senjata anti-tank dan sebuah mortar."

Player lain!!?? Musuh!!? Aku megarahkan pistolku padanya, Namun aku tak bisa menekan trigger pistolku untuk menembak musuh yang berada di depanku ini. Apa aku ragu? Tidak? Aku hanya menunggu waktu yang tepat.

Terimakasih telah membaca bab baru ini.

Cattelunyacreators' thoughts