"Pola pikir perempuan itu lebih misteri, dan kaum kalian juga lebih banyak pake perasaan ketimbang logika. Berteman dengan perempuan juga bisa nambah ide untuk menyelesaikan masalah. Yah, saling melengkapi. Laki-laki juga belum tentu bisa bantuin menyelesaikan masalah."
Tuh, kan, bicaranya sudah kembali formal. Pola pikirnya bagus juga. Dia tidak menutup akses untuk berteman dengan lawan jenis, kecuali sudah menikah.
"Bukannya kemarin Bapak bilang kalau teman lawan jenis itu duri dalam pernikahan?"
Dia tercekat. Di sini aku seperti di atas awan, karena dia seperti menjilat ludah sendiri.
Dia mengangguk lantas berkata, "Itu emang bener." Lalu aku terdiam dibuatnya kala lidahnya melontarkan kata, "Kalau udah nikah, ya dibatasi. Nggak bisa bebas deket-deket kayak sebelum married."
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください