webnovel

Pertemuan pertama (Suara Surga)

Setelah cukup lama aku menunggu di kafe Angan ini akhirnya datanglah seorang laki-laki. Laki-laki ini cukup aneh, dia menggunakan pakaian serba hitam walaupun terkesan aneh tapi dari tubuhnya nampak dia laki-laki yang tegap dan sigap.

Mendadak laki-laki itu sambil bertanya "apakah kamu Sandaran Randianti?"

Aku tidak menjawab hanya bisa menganggukan kepala.... Mungkin sudah menjadi kebiasaanku untuk memperhatikan seseorang dari ujung kuku hingga ujung kaki... Dalam lamunanku aku perhatikan dia dilihat dari bentuk tubuh pasti idaman semua orang tapi dia terlalu tertutup, dia mengenakan pakaian serba hitam lengkap dengan topi, kacamata dan mantel kerah tinggi sehingga tidak jelas bagaimana wajah laki-laki ini. Aku larut dalam lamunanku hingga aku lupa menanyakan namanya balik...

Akhirnya aku sadar dari Lamunanku dan aku bertanya padanya "Kamu siapa? ". Diapun lalu menjawab ku " Oh ya maaf belum memperkenalkan diri, Aku Aliandra Alifda panggilan Alif, kalau kamu siapa panggilannya? ".

Saat mendengar dia bicara aku seperti mendengar alunan biola yang indah, tidak pernah aku mendengar laki-laki bersuara selembut itu. mendengar suaranya hati ini rasanya meleleh dan menimbulkan cinta di hati. Saking bagusnya suara yang dilontarkannya hingga aku larut dalam lamunan dan tidak menjawab pertanyaan dari nya.

Melihat aku melamun, dijentikannya jarinya kearah mukaku. Akhirnya aku sadar dari lamunanku dengan wajah tersipu malu lalu menjawab " oh iya A.. A.... Al.. Alif, Panggil aja aku Dara, maaf ya aku agak ada pikiran yang mengganggu tadi". Dengan lembut laki-laki itu menjawab "Oke gak masalah, kamu gak usah gugup seperti itu aku masih makan-makanan yang sama denganmu bukan mau makan kamu". Mendengar kata-katanya akhirnya aku berusaha tenang dan malai bicara dengan tenang.

Sambil mengobrol aku ingin bertanya tentang gaya berpakaiannya tapi aku takut dia tersinggung. Aku benar-benar terfokus ingin memperhatikan dan menerka bentuk mukanya. Walaupun kata-katanya mampu melelehkan hati namun nyatanya aku belum bisa mengambil kesempatan agar dekat padanya. Aku benar-benar fokus dengan wajahnya, hanya alis mata yang nampak samar dimataku sedangkan yang lainnya benar-benar tertutup rapat.

Tidak terasa sudah 15 menit berlalu, aku makanan yang kami pesan pun telah sampai. Aku pesan Sirloin Stick dan minumnya Americano Latte, sedangkan dia memesan makanan yang kurang lazim di pesan laki-laki yaitu Salad Sayur dan minumnya Jus apel. Aku beranggapan menu yang di pesannya lebih cocok untuk perempuan yang sedang diet. Tapi dibalik kebingungan dan pertanyaan yang menumpuk dihatiku tapi aku hanya bisa diam agar dia tidak tersinggung.