Tenggorakan Rini terasa begitu kering, dia meraih air dalam gelas dan menusuk sedotan kemudian langsung meneguknya, membasahi tenggorokannya yang terasa kering hingga susah melanjutkan kalimatnya.
Menceritakan masa lalunya membuat Rini selalu merasa dirinya begitu hina. Masa lalu yang begitu menyakitkan meskipun pada akhirnya mengantarkan Rini untuk mengenal Ikhsan, suami istimewa yang begitu menerima Rini apa adanya.
"Mereka begitu mirip, sangat mirip, dulu aku begitu mencintainya. Mungkin karena hal itu Gilang begitu mirip dengan dia. Hanya saja, dia hanya menganggap aku tak lebih dari seorang pe-lacur yang hina dan tak pantas berharap cinta darinya," lanjut Rini setelah membasahi tenggorokannya.
"Maaf Pah, Aku belum cerita tentang ini." Rini beralih menatap Ikhsan yang sedari tadi menggenggam jemari Rini untuk memberi dukungan padanya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください