"Tante…" panggil Ayun pada seorang wanita yang tengah berdiri di depan kamar inap Hibiscus nomor 4 yang notabennya adalah kamar inap yang di tempati oleh Jane.
Tante Vio, Ibu Jane kini berdiri dari tempat duduknya menghampiri Ayun dan juga Bella.
"Jane kenapa, Tante?" tanya Bella yang ikut khawatir.
"Jane sedang diperiksa oleh dokter. Tadi dia sempat pingsan. Tante sendiri gak tau kenapa sama Jane? Tolong Tante ya Ayun, Bella," kata Ibu Jane pada Bella dan Ayun.
Disini posisi mereka berdua adalah sahabat Jane. Pastinya mereka akan menolong Jane, bagaimanapun itu dan dengan cara apapaun.
"Ada yang bisa Ayun bantu, Tante?" tanya Ayun pada Ibu Jane. Lalu Ayah Jane yang sedari tadi duduk, kini berdiri dan berjalan menuju arah Ayun.
Ayah Jane tahu dengan sangat bagaimana posisi Jane dan Ayun saat ini, tapi kondisi Jane yang semakin memburuk membuat kedua orang tuanya kini sadar betapa berharganya Jane. Hingga…
"Ayun, Om mau pinjam uang perusahaan untuk operasi Jane bisa?" tanya Ayah Jane yang benar-benar terlihat putus asa.
"Tunggu, sebenarnya Jane kenapa, Om, Tante?" Ayun kini bingung dengan keadaan Jane.
Mengapa hingga harus dilakukan Tindakan operasi? Apa yang sedang Jane rasakan? Jane alami itu sebenarnya apa?
"Ayun, Bella, sebenarnya Jane sempat pingsan kemarin di rumah karena stress. Lalu saat dia ada di rumah sakit, Jane mengalami nyeri dada, hingga serangan jantung. Saat ini dokter tengah memeriksa keadaan Jane lebih lanjut. Tadi dokter sudah memberi pesan untuk Jane segera dioperasi," jelas Ibu Jane sambal menahan air mata.
Jane, anak tunggal yang selalu merasa dirinya kurang dan tidak pernah lengkap. Kini dia tengah berbaring di blangkar rumah sakit dengan infus-infus yang menancap ke tangannya yang mulus. Seandainya saja Ibu dan Ayah Jane mendengar suara hati Jane, mungkin hal ini tidak akan terjadi. Namun, nasi telah menjadi bubur, Jane sudah terbaring lemah tak berdaya.
"Permisi, dengan keluarga pasien?" panggil Dokter yang baru saja keluar dari kamar inap Jane.
"Kami!" jawab Ibu dan Ayah Jane bersamaan. Sangat terlihat khawatir dari wajah kedua orang tua itu.
"Diagnosa pasien akan keluar nanti sore sebelum jam 15.00 di labolatorium di Gedung selatan ya Pak, Bu," kata Dokter tersebut.
"Keadaan sementara Jane gimana Gean?" tanya Ayun pada Dokter tersebut yang ternyata adalah saudara sepupu Ayun. Dokter Gean, dokter speasialis dokter jantung.
"Keadaannya sementara sudah membaik dari sebelumnya. Kalian bisa menjenguknya," kata Dokter Gean.
"Dokter, bisa berbicara sebentar?" tanya Ayun yang diangguki oleh Dokter Gean.
"Om, Tante, dan Bella, kalian duluan aja. Aku ada perlu sebentar dengan Dokter Gean," ujar Ayun lalu pergi mengikuti Langkah Dokter Gean menuju ruangannya.
***
Geanno Louis adalah sepupu pertama Ayun. Ayah Gean adalah kakak dari Ayah Ayun. Mereka sudah sangat dekat sejak kecil.
"Sakit apa Jane?" tanya Ayun dengan wajahnya yang serius.
"Sepertinya Arteri Koroner. Penyakit yang akan menyerang semua arteri pada tubuhnya. Dan terjadinya arteri koroner disebabkan oleh penumpukan plak. Hal ini menyebabkan arteri koroner menyempit, membatasi aliran darah ke jantung," jawab Gean seraya memeriksa data yang telah dikirimkan oleh pihak lab untuknya.
"Perawatannya seperti apa? Dan apa yang kau sarankan?" tanya Ayun untuk lebih jelasnya. Ayun sangat detail jika sudah menyangkut penyakit.
"Perawatan termasuk perubahan gaya hidup, obat-obatan, angioplasti, dan operasi," jawab Gean sambal membuat laporan lab Jane jika memang bertujuan akan di operasi.
"Apa itu angioplasti?" tanya Ayun lagi.
"Prosedur untuk membuka penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah jantung," jawab Gean.
"Lalu bagaimana denganmu?" kali ini Gean yang bertanya pada Ayun.
"Apa? Aku sehat," jawab Ayun dengan bingung.
"Hubunganmu dengan Yoan? Aku dengar, jika Yoan datang ke rumahmu dan sudah akrab dengan paman dan bibiku tercinta. Kau tak ada niat untuk lanjut?" arah pembicaraan Gean sudah mulai melebar.
"Aku kesini mau menanyakan Jane. Bukan memberitahumu tentang hubunganku dengan Yoan," kata Ayun yang memasang muka malasnya.
"Aku dan dia berbeda. Aku menginginkan dia karena Tuhanku, dan dia menginginkan aku karena Tuhannya. Jalan arah kami pulang pun sudah berbeda," kata Ayun lalu pergi meninggalkan Gean yang mematung mencerna kata-kata sepupunya itu.
Sejak kapan sepupunya yang bodo amat tentang dunia ini mulai berpikir sejauh ini? Ada rasa salut pada dirinya untuk sepupunya.
***
Bella serta kedua orang tua Jane tengah menunggu Jane sadar. Sudah 1 jam setelah pemeriksaan tadi, Jane tak kunjung sadarkan diri. Kedua orang tua Jane terus menangis disamping Jane. Bella mengubungi Ayun untuk segera datang ke kamar inap Jane.
Ayun datang ke kamar inap Jane dengan wajahnya yang serius. Ayah Jane menghampiri Ayun, bertanya bagaimana? Dan Ayun hanya berkata, "Baiklah," pada Ayah Jane.
"Baiklah apa Yun?" tanya Bella yang kebingungan.
"Jane akan dioperasi. Uang Jane operasi bakal Ayun tanggung. Om sama Tante tenang aja, kalian hanya perlu menjaga Jane," kata Ayun membuat kaki Ibu Jane melemas.
Ingin rasanya Ibu Jane menggantikan posisi Jane. Tak sanggup dirinya melihat anak satu-satunya berbaring tak berdaya karena penyakit yang masih belum ia ketahui ini. Ayah Jane menangis dan memohon pada Ayun untuk menyelamatkan anaknya itu sebelum terlambat.
"Hasil labolatorium Jane nanti kalian ambil dan serahkan ke Dokter Gean. Agar kalian tau dengan pasti bagaimana kondisi Jane yang sesungguhnya," kata Ayun pada kedua orang tua Jane.
"Terima kasih nak Ayun," ucap Ibu Jane.
Jane mengerjapkan matanya, berusaha membuka matanya yang terkena silaunya cahaya lampu. Jane seolah mencari sesuatu disana.
"Jane, kamu sudah sadar? Terima kasih Tuhan," Ibu Jane bersyukur karena Jane sudah membuka matanya.
"Alhamdulillah Jane kamu sudah sadar sekarang. Mau nyari apa?" tanya Bella pada Jane yang celingak-celinguk mencari sesuatu.
"Handphone… Aku…Mana?" tanya Jane pelan pada Ibunya.
"Handphone kamu rusak nak. Masih Mama servis," jawab Ibunya seraya mengusap kepala Jane.
"Kalian?" Jane bingung, bagaimana bisa teman-temannya ini ada di sini. Akan kembali hancur hati Jane kala melihat Ayun lagi.
"Ngapain kalian disini?" tanya Jane menaikkan nada bicaranya.
Bella mengerutkan alisnya bingung. Kenapa sahabatnya ini justru terlihat marah saat mereka datang menjenguknya, bukannya senang.
"Kami mau menjenguk, Jane," jawab Bella yang masih bingung.
Ibu Jane mencubit tangan Jane, agar dia tidak mengeluarkan kata-kata yang menyakiti sahabatnya itu.
"Mereka mau menjenguk kamu. Kamu gak senang?" tanya Ayah Jane yang ikut mendekat.
Jane yang sudah mengerti kode dari Ayah dan Ibunya langsung berkata, "Hahaha… Komuk kalian seru banget," tawa Jane membuat semua orang bingung.
"Gue cuma acting kali. Tegang banget," ucap Jane melihat Bella dan Ayun yang tertawa riang.
Sebenarnya sakit banget, batin Jane yang dia tahan.
Gimana setelah tau kalau Jane sakit? Yoan akan milih siapa ya?? Tunggu kelanjutannya ya :) :)