webnovel

Kondisi Jane

Pada hari ini dimana Jane mengalami serangan jantung, Kedua orang tua Jane dipanggil ke ruangan Dokter Gean untuk melihat hasil yang telah mereka ambil dari labolatorium sore tadi. Dokter Gean yang sedang banyak pasien, kini membuat kedua orang tua Jane menunggu sekitar 2 jam lamanya.

"Mas, gimana kalau yang dibilang sama Ayun benar?" tanya Ibu Jane pada suaminya yang kini tengah memegang hasil lab anaknya yang sama sekali belum ia buka.

"Tenang. Nanti aku masih bisa pinjam uang perusahaan, Ayun juga bilang bakal bantuin Jane," jawab Ayah Jane dengan hati yang khawatir. Namun, tak mau membuat istrinya itu lebih khawatir dengan keadaan Jane, dan kini dengan biaya Jane.

"Pasien atas nama Jeane Sasmita silahkan masuk!" kata salah satu perawat yang keluar dari ruangan Dokter Gean.

Kedua orang tua Jane berdiri dari duduknya dan pergi ke ruangan tersebut. Lalu perawat tersebut mengarahkan untuk segera masuk kedalam ruangan. Dimana Dokter Gean yang sebenarnya sudah tau hasil pemeriksaan Jane, kini saatnya orang tuanya tau.

"Selamat sore Dokter! Ini hasil yang sudah saya ambil dari bagian labolatorium," Ayah Jane memberikan amplop yang berisi berkas-berkas Jane.

"Silahkan duduk! Akan saya jelaskan mengenai penyakit yang Jane derita,"

Pertama, Dokter Gean mempersilahkan kedua orang tua Jane untuk duduk. Kedua, Dokter Gean membuka hasil pemeriksaan Jane secara lengkap tersebut. Dokter Gean sudah menduga hal ini benar terjadi. Hasil yang sudah dia kira, ternyata benar adanya.

"Jane mengalami Arteri Koroner yaitu kerusakan atau penyakit pada pembuluh darah utama jantung, atau juga kondisi penumpukan plak dalam pembuluh arteri koroner. Penumpukan ini bisa terjadi secara perlahan dan bertahap dalam jangka waktu lama, bahkan hingga bertahun-tahun. Kondisi ini sering disebut juga sebagai aterosklerosis. Penumpukan plak ini dapat mengeras dan berisiko pecah. Pembuluh arteri koroner yang pecah dapat memicu pembekuan darah dan dapat pula menghambat aliran darah. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko angina atau serangan jantung. Risiko lain yang dapat ditimbulkan yaitu aritmia (masalah ritme jantung) dan gagal jantung."

"Umumnya faktor yang terjadi dikarenakan oleh kadar kolesterol LDL yang tinggi dan kadar kolesterol HDL rendah, tekanan darah tinggi, riwayat keluarga, obesitas, dan diabetes. Namun, secara pemeriksaan yang sudah terlampir di surat ini mengatakan jika faktor utama yang terjadi pada Jane terlihat jika kadar kolesterol LDL yang tinggi dan kadar kolesterol HDL rendah, dan tekanan darah yang tinggi, " jelas Dokter Gean panjang. Dokter Gean juga memperlihatkan monitornya mengenai bagaimana dan apa yang terjadi jika mengalami Arteri Koroner.

"Lalu langkah apa yang harus kami lakukan Dokter?" tanya Ayah Jane yang to the poin.

"Langkah yang kami sarankan adalah operasi bypass jantung yaitu tindakan untuk mengatasi penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah arteri koroner pada pasien penyakit jantung koroner. Prosedur ini dilakukan untuk mengalihkan fungsi arteri koroner yang rusak, menggunakan cangkokan pembuluh darah baru dari organ tubuh lain," jawab Dokter Gean

Orang tua Jane terdiam mendengar penjelasan dari Dokter Gean. Bagaimna kondisi Jane nanti jika dirinya akan melakukan operasi sebesar itu? Lalu bagaimana mereka bisa meminjam uang sebanyak itu untuk operasi Jane? Sejujurnya Ibu Jane tidak mampu, namun apa boleh buat untuk kelangsungan hidup Jane, Ibunya akan melakukan apa yang seharusnya sebagai Ibu dia lakukan.

"Jika tidak operasi saat ini bisa tidak ya, Dok?" tanya Ayah Jane pada Dokter Gean.

"Untuk sementara waktu masih bisa jika pasien tidak mengalami gejala lebih serius," kata Dokter Gean.

"Baik, terima kasih sebelumnya Dokter. Tapi biaya Jane operasi sangat besar. Jadi kami mohon untuk sementara waktu Jane mendapatkan obat terlebih dahulu," ucap Ayah Jane memohon. Ibu Jane tidak mengeluarkan sepatah katapun sedari tadi.

"Baiklah, jika kalian memerlukan sesuatu, silahkan datang ke ruangan saya," ujar Dokter Gean lalu memberikan resep obat yang harus mereka tebus.

"Ini daftar obat yang harus kalian tebus di apotek," kata Dokter Gean lagi seraya memberika resep obat Jane.

Orang tua Jane menerima resep tersebut lalu berkata, "Terima kasih," kemudian keluar dan pergi dari ruangan Dokter Gean.

***

Yoan dan Gavin datang ke rumah sakit karena mendapat telepon dari Bella jika Jane masuk rumah sakit. Sebenarnya keduanya sangat malas datang ke tempat seperti ini, karena keduanya sangat tidak suka dengan bau obat-obatan. Namun, demi Ayun dan Bella, keduanya memberanikan diri untuk menjenguk serta menjemput pasangan masing-masing.

Yoan berjalan bersama Gavin yang sangat mirip stylenya membuat orang-orang yang berlalu lalang mengira mereka orang kembar yang tak seiras.

"Kamar yang mana?" tanya Yoan pada Gavin yang berjalan dibelakangnya.

Gaving bukannya menjawab, dia justru mengendikkan bahunya tanda tidak tau. Jujur saja, mereka tidak benar-benar ada niatan untuk datang. Jadi beginilah yang terjadi.

"Telpon Ayun sana!" titah Gavin dengan entengnya memerintah Yoan. Yoan yang mendengar hal tersebut langsung melebarkan matanya tanda bingung. Apa maksudnya memerintah dirinya?

"Berani-beraninya lu nyuruh gue. Lu aja sana!" titah balik Yoan pada Gavin. Yoan langsung mendudukkan tubuhnya ke kursi tunggu dekat resepsionis. Mau tidak mau kini Gavin harus bertanya pada mbak-mbak resepsionis.

"Permisi mbak, mau nanya," kata Gavin lembut membuat mbak-mbaknya bertingkah aneh, tiba-tiba membenarkan rambutnya ke belakang telinga seolah-olah flirting ke Gavin.

"Iya mas, silahkan mau nanya apa?" tanya mbak-mbak resepsionis dengan gayanya yang centil dan nada suara yang membuat Gavin geli.

Yoan yang melihat pemandangan yang jarang ia lihat ini, dengan cepat Yoan abadikan dengan kamera handphonenya, lalu dia simpan. Rencananya akan dia kirim ke Bella, saudara sepupu Yoan. Yoan hanya tertawa tertahan di tempat duduknya seraya memperhatikan Gavin yang tengah di goda oleh mbak resepsionis.

"Kamar atas nama Jeane Sasmita dimana ya mbak?" tanya Gavin pada resepsionis.

"Mas, siapanya pasien?" tanya mbak-mbak tersebut dengan centilnya.

"Temen saya sus," jawab Gavin dengan gelagat yang risih.

"Kamar Hibiscus nomor 4, Mas," jawab mbak-mbaknya dengan senyum yang aneh bagi Gavin.

"Makasih," ucap Gavin lalu pergi dengan cepat tanpa menghiraukan Yoan yang masih duduk.

Yoan langsung berdiri dan menyusul Gavin sambil menahan tawa. Langkah gavin cukup besar, membuat Yoan harus berlari menyusul posisi Gavin.

"Wehh... Pesona seorang Gavin membuat resepsionis klepek-klepek, hahahaha," kata Yoan seraya tertawa sepanjang jalan menuju kamar inap Jane.

"Asem lu. Lu belum aja ngerasain apa yang gue rasain. Liat bentar lagi lu bakal kena karma berbalas," ujar Gavin ketus melihat Yoan yang masih saja tertawa menertawai dirinya.

"Gue kan anak sholeh, beda sama lu!" kata Yoan yang masih saja tertawa mengejek Gavin.

Gavin yang masih saja di ejek oleh Yoan mempercepat langkahnya dan menjauh dari Yoan yang menertawakan dirinya.

Gimana kalau Jane tau kondisinya ya? Reaksi Yoan dan temannya yang lain? Tunggu kisah selanjutnya ya ;)

cynycynycreators' thoughts