webnovel

BAB 3 : Bersama Angel

Angel menatap rak bukunya dengan fokus. Memperhatikan dan menghitung beberapa buku yang sudah ia baca. Namun setelah dilihat kembali, stok buku bacaannya telah habis. Hanya tertinggal buku buku yang sudah sejak lama ia baca. Tak mungkin ia baca kembali.

Dengan segera Angel mendatangi Papanya lalu memberi tahu akan sesuatu hal. Dimana rutinitas rutin Minggu mereka adalah membeli buku baru untuk Angel.

"Pah, hari ini kita jadi ke toko buku kan?" Tanya Angel dengan semangat.

"Gak. Papa gak bisa. Minggu lusa kita kesana." ujar Utomo tiba-tiba diluar dugaan Angel. Tak biasanya papanya sibuk dengan urusannya sampai melupakan hal yang dilakukan rutin oleh mereka.

"Pah..." panggil Angel sekali lagi, memastikan.

"Angel kamu ngerti gak? Papa bilang gak bisa ya gak bisa. Kalo bisa juga papa pasti nganterin kamu. Tolong kali ini ngertiin papa, jangan kaya anak kecil yang selalu merengek minta sesuatu. Lalu kalo gak dikasih nangis." jawab Utomo tegas membuat Angel kaget. Ucapan yang sangat amat jelas menyindirnya.

"Pah tapi kan-"

"Kamu sudah dewasa kan? tahu kan kalo kesibukan papa bukan cuma ngurus kamu? tolong jangan ganggu papa. Papa lagi pusing."

Utomo langsung membereskan semua miliknya dan tidak meninggalkan sesisa pun yang berserakan. Sementara Angel masih diam tak bergeming menatap Utomo yang kelihatan nya sangat marah pada dirinya tadi.

Lalu Angel memantapkan niatnya untuk pergi ke toko buku sendiri. Walau ia tahu jarak kesana dari rumahnya lumayan jauh. Tak mungkin ia tempuh hanya dengan jalan kaki. Tapi karena tekadnya, ia ingin membuktikan bahwa ia bisa dewasa dam bisa mandiri tanpa membebani papanya.

Tak lama klakson motor dari belakang terdengar sangat begitu kencang. Serta cahaya lampu yang cukup silau, membuat Angel kurang jelas melihatnya.

"Angel? lu mau kemana, gue bisa anter." ucap seorang lelaki. Dan dia adalah Rega.

Rega sangat mengenali bentukan Angel dari belakang ataupun depan, walau ia baru kenal dua hari saja tetap saja ingatan Rega kuat.

"Gak perlu." jawab Angel tegas

"Lu yakin?" tanya Rega lalu memperhatikan buku yang Angel pegang. Dan Rega meyakini bahwa Angel ingin ke toko buku.

"Gue bisa anter lu ke toko buku buat beli apa yang lu mau, gratis tanpa bayaran." ujar Rega lagi. masih tetap bersih keras mengajak.

Rega hanya kasian menatap Angel yang sepertinya sudah kelelahan berjalan kaki. Walau Rega ada jadwal mengumpul dengan temannya kali ini, tapi tak apa. Ia fikir kapan pun ia bisa mengumpul.

"Terakhir gue nawarin, sebelum akhirnya gue beneran pergi. Angel, gue bisa nganter lu ke toko buku buat beli keperluan lu, gratis tanpa bayaran. Gue tau jarak dari sini ke toko buku itu jauh, gak mungkin kalo lu jalan kaki terlalu lama." kata Rega menjelaskan dengan panjang lebar.

Rega yakini dengan cara seperti ini maka Angel akan mau diantar oleh dirinya.

Angel akhirnya berhenti. Lalu memutar balik dan menatap Rega dengan lekat.

"Gimana?" Rega memastikan.

"Oke."

Rega tahu, pada akhirnya Angel tak akan bisa menolak tawaran dari dirinya.

*****

Aini memperhatikan ponselnya sesekali, berharap Rega menghubungi nya dan memberi tahu alasan mengapa lelaki itu tidak datang ditempat biasa mereka janjian dengan teman-temannya. Aini tidak khawatir, ia hanya cemas jika Rega nantinya sudah melupakan nya begitu saja.

"Gimana, udah ada kabar dari Rega?" tanya Vano. Salah satu teman Rega yang dekat dengan Aini.

"Belum ada, gak tau deh. Gak biasanya dia kaya gini." pikir Aini, karena ini memang pertama kalinya Rega tidak datang tanpa kabar.

"Apa lu mau kerumah dia? Samper gitu? kali aja dia gak boleh main." saran Vano.

"Enggak mungkin, gue kenal deket sama Tante Yuni, dia gak pernah ngelarang Rega main. Apalagi sama kita-kita." ucap Aini.

Mungkin ia terdengar sok tau. Tapi ini lah kenyataannya, karena selama ini ketika ia bareng dengan Rega, Yuni tidak pernah sekalipun melarang seorang Rega bermain, apalagi itu jika ada Aini.

"Asik banget yang udah deket sama calon mertua," goda Vano langsung mendapat pukulan keras dari Aini. Tidak Rega, tidak Vano semua mengejeknya dengan embel-embel 'calon mertua'

Tanpa berpikir panjang akhirnya Aini beranjak dari duduknya. Lalu pamit pada teman-temannya yang sudah cukup ramai berkumpul. Tetap saja baginya tanpa Rega perkumpulan ini terasa begitu sepi. Jadi dia memutuskan untuk pergi ke rumah Rega dan mengetahui yang sebenernya. Mengetahui alasan mengapa Rega tidak datang untuk bertemu dengan dirinya.

*****

Ruangan ber-Ac yang penuh dengan buku-buku ini membuat Rega terasa begitu asing. Bagaimana tidak? Rega baru pertama kali datang ke tempat yang namanya toko buku. Jangankan datang, untuk sekedar menemani saja ia malas. Tapi entah mengapa rasanya kali ini berbeda, menemani Angel memilih beberapa buku yang sedari tadi belum ketemu membuat Rega sedikit merasa kan ketenangan. Angel memang berbeda pikir Rega, lebih banyak menghabiskan waktu di kamar dengan buku-buku tebal. Sedangkan dirinya? lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah dengan teman-teman.

Angel mendadak berhenti, lalu menghampiri Rega

"Kalo kamu gak nyaman disini, kamu bisa pulang duluan, nanti aku gampang naik kendaraan umum."

Rega yang bingung harus apa kini justru terlihat kikuk. Sebenarnya sejak awal ia kurang nyaman, namun makin kesini terasa biasa saja. Apa mungkin ia akan menurut permintaan Angel? tapi mengapa ia tak tega?

"Gue nemenin sampe lu selesai aja. Nanggung kan? dikit lagi juga lu nemuin buku yang lu cari." ucap Rega beralasan.

"Kayanya stok bukunya habis ditoko ini, aku bisa beli Minggu besok lagi. Mungkin sudah tersedia." jawab Angel.

"Kalo gitu cari toko buku lain aja?" saran Rega langsung membuat Angel menoleh.

Angel merasa aneh dengan sikap Rega yang tiba-tiba baik seperti ini. Bukan berburuk sangka, ia hanya sedikit tidak enak jika terlalu merepotkan Rega nantinya.

"Gak perlu, aku bisa beli Minggu depan sama Papa."

Terlihat mengecewakan, tapi tidak apa. Rega juga tidak ingin memaksakan kehendak Angel. Sepertinya perempuan itu memang perempuan yang keras kepala dan susah menurut.

Tak lama Angel sudah selesai dengan urusannya. Saat ini jam menunjukkan pukul 3 Sore. Angel merasa ia sudah terlalu lama di toko buku ini bersama Rega. Karena saking ia bingungnya harus membeli buku yang mana. Setelahnya Angel meminta pulang, tentu Rega yang mengantarnya.

"Sebelum pulang, makan dulu yuk? laper juga nungguin lu beli buku." pinta Rega.

awalnya Angel ingin menolak, tapi ia juga tidak enak karena memang ia sadar ketika ditoko buku tadi dirinya terlalu banyak memilih hingga tak sadar akan waktu yang terus berjalan.

"Boleh deh, aku traktir ya?" ujar Angel langsung mendapat gelengan dari Rega.

"Eh enggak, jangan. Masa lu yang bayarin? gak ada istilahnya cewe yang bayarin."

"Iya aku tau, tapi anggep aja ini bayaran buat kamu yang udah anterin aku." bales Angel.

"Dari awal gue bilang gratis kan? maka seterunya akan begitu. Jadi gue aja yang traktir." kata Rega tanpa ingin dibantah lagi. Tapi bukan Angel namanya jika tidak membantah.

"Enggak, mending bayar sendiri-sendiri aja kalo gitu. Aku gak suka ngerepotin kamu terus."

Akhirnya Rega mengalah. Mungkin ini adalah jalan pintasnya, dari pada ia nantinya akan adu debat lebih lama lagi dengan Angel. Dan hanya akan membuang waktu saja.