Setelah mendapatkan cintanya Kinasih dan kepercayaannya kembali, sekarang dia mendapatkan jabatan yang selama ini jadi impiannya.
"Ya Mas, aku akan fokus pada keluarga kita saja. Dan Mas Barata yang berkewajiban memenuhi semua kebutuhanku." ucap Kinasih dengan tersenyum kemudian menyandarkan kepalanya dalam dada Barata.
"Pasti Dek, aku akan memenuhi semua kebutuhan kamu. Apapun yang kamu minta pasti akan aku berikan." ucap Barata dengan hati di penuhi kebahagiaan.
Ternyata apa yang di inginkannya akan lebih mudah dia dapatkan hanya dengan mencintai Kinasih dengan sungguh-sungguh.
"Sekarang kita tidur ya Mas." ucap Kinasih dengan tatapan lembut.
"Baiklah, kita akan tidur dengan kita saling berpelukan. Tapi bagaimana dengan malam pertama kita yang terlewatkan Dek? apa kamu sudah melupakan ucapanmu?" tanya Barata mengecup kening Kinasih dengan penuh kebahagiaan.
Kinasih tersenyum mendengar ucapan Barata.
"Ternyata kamu masih ingat dengan ucapanku ya Mas?" ucap Kinasih dengan tatapan penuh.
"Aku tidak akan melupakannya Dek. Aku ingin mendapatkan hakku sebagai suami. Kamu tidak akan menolak keinginanku kan?" ucap Barata sudah tidak sabar ingin merasakan miliknya Kinasih.
"Tentu Mas aku pasti menjalankan kewajibanku sebagai istri. tapi aku tidak tahu harus melupakan apa Mas?" tanya Kinasih dengan malu-malu.
"Kamu harus melihat dulu milikku Dek, kamu harus menyukainya lebih dulu." ucap Barata seraya melepas seluruh pakaiannya juga melepas seluruh pakaian Kinasih.
Tubuh Kinasih gemetar, sambil menelan salivanya. Kinasih berusaha menenangkan hatinya.
Baru pertama kali ini Kinasih melihat sesuatu besar yang tak pernah dia lihat sebelumnya.
Barata bergerak turun dan duduk di pinggir tempat tidurnya.
"Duduklah di sini Dek." pinta Barata pada Kinasih yang masih termangu dengan kedua matanya yang tak berkedip. Sungguh Barata seorang laki-laki yang benar-benar tegap dan mempesona.
Tanpa membantah ucapan Barata, Kinasih melakukan permintaan Barata untuk duduk di samping Barata.
Namun dengan cepat Barata menarik pinggang Kinasih dan mendudukkan Kinasih dalam pangkuannya dengan posisi saling berhadapan.
Wajah Kinasih memerah dan bersembunyi di ceruk leher Barata. Melihat Kinasih yang masih malu-malu, Barata memeluk erat tubuh Kinasih. Seperti yang telah di lakukan telah Kinasih, Barata juga menyusupkan kepalanya di ceruk leher Kinasih, dan menggigitnya dengan lembut.
Tubuh Kinasih menegang saat batang milik Barata yang besar bergesekan dengan lubang intim miliknya.
"Kita akan melakukan pemanasan dulu Dek? kamu mau kan?" ucap Barata menatap wajah Kinasih yang masih malu-malu.
"Ya Mas Bara aku mau, tapi aku harus melakukan apa?" tanya Kinasih dengan gugup, rasa malu masih menyergapnya.
Dengan pelan Barata menurunkan Kinasih dari pangkuannya dan mendudukkan Kinasih tepat di sampingnya.
Barata menyandarkan kepalanya di dada putih Kinasih. Kemudian tangan Barata bergerak pelan meraih tangan Kinasih dan mengarahkannya ke batang miliknya yang sudah mengeras.
Kinasih menelan salivanya saat tangan tangannya mulai memegang batang milik Barata yang begitu keras dan besar.
"Aku akan mengajarimu Dek." bisik Barata tepat di telinga Kinasih sambil menggerakkan tangan Kinasih naik turun pada batang miliknya.
"Lakukan terus dengan cepat ya Dek?" desah Barata merasakan kenikmatan yang luar biasa.
Kinasih menatap wajah Barata yang mendongak dengan desahan yang berulang-ulang.
"Apa tidak sakit Mas?" tanya Kinasih merasa takut jika tangannya melukai batang milik Barata.
Barata menggelengkan kepalanya dengan tersenyum.
"Tidak sakit sama sekali Dek." jawab Barata menatap sayu wajah Kinasih yang malu.
"Apa kamu mau kita melakukannya sekarang Dek?" tanya Barata sudah tidak bisa lagi menahan hasratnya.
"Aku mau saja Mas." jawab Kinasih merasakan panas dingin di sekujur tubuhnya.
"Tutuplah matamu jika kamu masih merasa malu Dek, kamu rasakan saja sentuhanku sampai kamu merasa Ingin membalasku." ucap Barata sambil menarik tubuh Kinasih dan menjatuhkan pelan di atas tempat tidur.
Perlahan Barata mencium bibir bawah Kinasih dan menggigitnya lembut. Entah kenapa Kinasih membalas gigitan Barata dengan pelan.
Nafas Barata semakin berat, dan menindih tubuh indah Kinasih.
Tangan Barata mulai meraba dan membuka lebar kedua paha Kinasih. Kinasih memejamkan matanya dan menggigit bibir bawahnya.
Dengan tubuh saling merapat dan mendekap Barata mengarahkan batang miliknya tepat di lubang intim milik Kinasih.
"Mas, apa rasanya sakit?" tanya Kinasih menatap penuh wajah Barata, saat merasakan batang milik Barata mulai menyentuh lubang miliknya.
"Kita lakukan pelan-pelan ya Dek?" jawab Barata mulai memasukkan batang miliknya secara perlahan pada lubang milik Kinasih.
Tubuh Kinasih menegang, merasakan ngilu pada lubang miliknya saat batang milik Barata memasuki separuh lubang miliknya.
"Aaaahhhhh Mas Barata!" teriak Kinasih lirih dengan memejamkan matanya.
Separuh batang milik Barata sudah masuk dan merasakan sesuatu penghalang di dalam lubang milik Kinasih.
"Tidak sakit kan Dek?" ucap Barata seraya menciumi seluruh wajah dan ceruk leher Kinasih seiring batang miliknya yang sudah mengeras menerobos selaput mulut rahim milik Kinasih.
"Masss sakit Mas!!" teriak Kinasih merasakan sakit yang sangat luar biasa.
Barata menghentikan sejenak gerakkannya.
"Sebentar lagi tidak akan sakit Dek, akan aku pastikan kamu akan merasa senang." ucap Barata menenangkan hati Kinasih yang melakukan pertama kalinya tidak seperti dirinya yang sudah melakukan berkali-kali dengan wanita lainnya terutama Dhatu.
"Cepat lakukan Mas, aku sudah tidak apa-apa." ucap Kinasih yang sudah merasakan nikmatnya surga dunia.
"Peluk pinggangku erat Dek" ucap Barata sambil menghentakkan pinggulnya untuk melakukan gerakan naik turun secara cepat.
"Masukkan lebih dalam Mas, dan keluarkan di dalam rahimku Mas." ucap Kinasih seraya mengangkat kepalanya dan memeluk pinggang Barata dengan erat.
"Ya Dek, aku pasti melakukannya." jawab Barata sambil mendorong pinggulnya perlahan lalu menghentakkannya dengan kuat. Batang milik Barata sudah masuk sepenuhnya di lubang milik Kinasih.
Mata Kinasih terpejam menahan rasa sakit bercampur dengan rasa nikmat yang luar biasa.
"Aku akan membawamu ke surga sekarang Dek." ucap Barata memulai mempercepat gerakan naik turunnya.
"Aaaahhh Mas Baraaa!! Aaaahhhh!!" desah Kinasih dengan kedua matanya yang setengah terpejam.
"Tahan Dek, sebentar lagi kita keluarkan bersama-sama." bisik Barata dengan hasrat yang sudah pada puncaknya.
"Iya Mas...Aaaahhhh!!!" desah Kinasih tak henti-henti.
Hasrat Barata semakin menggila saat mendengar suara desahan dan lenguhan panjang Kinasih.
Dengan hasrat yang sudah klimaks, Barata semakin mempercepat gerakannya. Tepat dengan sekali hentakan Barata membenamkan batang miliknya penuh ke dalam lubang milik Kinasih.
"Uuuhhhh!!! Aaahhhh." Barata membenamkan batang miliknya sedalam-dalamnya pada milik Kinasih.
Cairan benih Barata menembus berkali- kali ke dalam dinding rahim Kinasih dengan keras.
Kinasih tersentak-sentak saat orgamesnya keluar bersamaan dengan batang milik Barata.
Kinasih merasakan sesuatu yang hangat di dalam rahimnya. Barata yang sudah mengeluarkan semua cairannya tersenyum bahagia menatap wajah Kinasih yang terlihat lelah.
"Tidurlah Dek, kamu terlihat lelah. Tapi setelah ini aku yakin kamu tidak akan pernah merasa lelah lagi." ucap Barata seraya mengecup kening Kinasih.
***
Di kamar Arimbi....
"Tidakkkk!! aku tidak akan membiarkan ini terjadi. Aku harus bisa memisahkan Saga dan Kinasih secepatnya. Aku harus punya rencana yang matang untuk melenyapkan Kinasih." ucap Arimbi duduk di depan cermin dengan memegang sebuah belati di tangannya.
"Lihat Kinasih siapa nanti yang akan bisa memiliki Saga sepenuhnya!" ucap Arimbi dengan kedua matanya merah dan berkaca-kaca.
Dengan tangan gemetar Arimbi mengirim pesan ke temannya yang punya hotel yang biasanya dia pakai bertemu dengan Barata.
Setelah memesan kamar, Arimbi juga menghubungi Kohar dan Parman untuk melakukan tugasnya besok pagi.
Sebuah senyuman terpancar di bibir Arimbi.
"Kinasih, kalau aku bisa melenyapkan dan memisahkan Ibu kandung kamu dari Ayah kamu. Maka aku pasti juga bisa memisahkan dan melenyapkanmu dari Saga! aku pastikan itu Kinasih!!!" gumam Arimbi seraya melukai ujung jari telunjuknya dengan belati kemudian menulis sesuatu di cermin.
"AKU AKAN MELENYAPKANMU!!
Arimbi tersenyum menyeringai setelah itu menghisap kuat darah yang masih keluar dari ujung jarinya.
Dengan tersenyum dan tertawa kecil, Arimbi beranjak dari tempatnya kemudian berbaring di tempat tidur untuk melepaskan lelah dan rasa sakit hatinya.
FOLLOW ME :
Group WA : 0888-4072-222
FB/IG : Nickscart
Discord : Nickscart#8981
Akun WN : Nickscart, Nickscart_2, Nickscart_3, Penulis_Hati
Kalian bisa menanyakan semua kelanjutan cerita 40 novel karya Nickscart.