webnovel

PENYESALAN BARATA

Barata berjalan sedikit sempoyongan, masuk ke dalam kamar sudah hampir menjelang pagi. Arimbi yang menunggu pulangnya Barata berjalan mengendap-endap dan berdiri di samping pintu untuk mendengar apa yang terjadi di dalam kamar.

Dalam keadaan sempoyongan Barata berjalan ke arah tempat tidur. Di lihatnya Kinasih yang sedang tidur menjadi terbangun saat Barata terjatuh di pinggir ranjang.

Kinasih bangun dari tempatnya dan mendekati Barata dan membantunya naik di atas tempat tidur.

"Kamu mabuk mas?" tanya Kinasih dengan tatapan menyelidik dan mengamati seluruh tubuh Barata yang kemungkinan habis bersama wanita lain. Tapi tidak ada satupun jejak di sana selain bau minuman yang menyeruak dari mulut Barata.

"Aku mabuk karena kamu dek, karena kamu yang tidak menginginkan aku. Aku sudah melakukan apa yang kamu aku inginkan walau itu harus membuatku merasa malu." ucap Barata yang mengalah untuk mendapatkan cinta Kinasih yang belum dia dapatkan sepenuhya.

"Apa benar kamu sudah melakukannya mas?" tanya Kinasih yang tidak ingin Barata berbuat tidak adil pada Arya.

"Kamu bisa bertanya padanya besok, atau sekarang kamu bisa meneleponnya." ucap Barata sambil menekan kepalanya yang terasa berat karena terlalu banyak minum.

"Aku percaya padamu mas." ucap Kinasih bernapas lega setelah mendengar apa yang di katakan Barata.

"Syukurlah dek, kalau kamu percaya padaku." ucap Barata semakin merasakan pusing.

"Kemarilah mas, biar aku ganti pakaianmu." ucap Kinasih seraya melepas pakaian Barata.

Barata menatap Kinasih dengan perasaan tak percaya. Kinasih menjadi perhatian padanya.

"Apa yang kamu lakukan Dek, bukannya kamu masih marah padaku?" tanya Barata dengan tatapan penuh.

"Aku sudah tidak marah mas, karena kamu sudah melakukan hal yang benar untuk meminta maaf pada Arya." ucap Kinasih dengan suara lembut.

Barata terdiam, menyesal dengan pikiran negatifnya pada Kinasih. Ternyata Kinasih bertujuan baik padanya dan tidak membencinya.

"Maafkan aku dek, aku telah berprasangka tidak baik padamu, aku pikir kamu akan meninggalkan aku dan kembali pada Arya." ucap Barata sambil menekan kepalanya yang terasa berat.

"Aku dan Arya tidak ada hubungan apa-apa selain bersahabat seperti saudara mas." ucap Kinasih dengan suara pelan.

"Sungguh kamu tidak membenciku dan meninggalkan aku kan dek?" tanya Barata menatap penuh wajah Kinasih.

"Tidak mas, aku hanya berusaha memberitahu kamu, kalau apa yang kamu lakukan pada Arya itu tidaklah benar." ucap Kinasih dengan sebuah senyuman.

"Syukurlah dek, terimakasih.. kalau aku tahu kamu masih menginginkan aku. Aku tidak akan seperti ini, menghabiskan di luar dengan minum-minum karena terluka dengan sikapmu. Aku mencintaimu dek." ucap Barata yang benar-benar mencintai Kinasih sekaligus menginginkan harta Kinasih.

"Kamu suamiku mas, dan aku harus mempertahankan keutuhan rumah tanggaku walau apapun yang terjadi." ucap Kinasih menatap wajah Barata dengan serius.

Barata meraih punggung Kinasih dan memeluknya dengan erat.

"Terimakasih dek, aku akan berusaha untuk tidak cemburu lagi pada Arya dan akan menjadi suami yang terbaik buat kamu." ucap Barata dengan serius.

Kinasih tersenyum, mengusap lembut wajah Barata.

"Dek." panggil Barata yang tiba-tiba merasakan adanya hasrat pada dirinya yang dari kemarin-kemarin masih di tahannya karena Kinasih datang bulan.

"Ya mas, ada apa?" sahut Kinasih menatap Barata, menunggu apa yang di katakan Barata.

"Apa masa haid kamu sudah selesai dek?" tanya Barata dengan tatapan sendu.

"Sudah mas, tadi siang aku sudah mandi bersih." jawab Kinasih dengan wajah sedikit memerah.

"Apa aku sudah bisa mendapatkan malam pertama kita yang tertunda?" tanya Barata dengan suara pelan.

"Tentu saja mas, kewajiban seorang istri untuk melayani dan memberikan apa yang di inginkan suami." jawab Kinasih dengan menundukkan kepalanya merasa malu.

Arimbi yang masih berdiri di luar pintu, merasakan kecemburuan yang sangat. Hati Arimbi di penuhi rasa sakit dan dendam pada Kinasih dan Barata. Tangan Arimbi terkepal kuat kemudian meninggalkan tempatnya dengan hati yang di penuhi rasa kebencian yang begitu dalam.

"Tidurlah bersamaku dengan memelukku dek." ucap Barata seraya berbaring dan menggeser tubuhnya agar Kinasih bisa berbaring di sampingnya.

Dengan malu-malu Kinasih berbaring di samping Barata tanpa menimbulkan suara.

"Lihat aku dek." ucap Barata yang berbaring miring menghadap Kinasih.

Dengan perasaan malu-malu Kinasih menatap Barata, ini hal pertama kalinya dia mulai merasa nyaman kembali setelah beberapa hari terakhir dia bersitegang dengan Barata hanya karena kesalahpahaman.

"Dek, walau aku tahu kamu ada kewajiban untuk melayaniku sebagai suami. Tapi aku bersungguh-sungguh padamu, seandainya kamu merasa belum bisa melayaniku dengan sepenuh hati aku akan bersabar menunggunya." ucap Barata dengan wajah serius.

Kinasih menatap penuh wajah Barata, mencari kesungguhan di wajah Barata.

"Aku akan melayanimu sepenuh hati mas, karena dari awal kita menikah. Aku sudah memilihmu dengan perasaan cinta." ucap Kinasih dengan suara pelan.

"Apakah itu sungguh-sungguh dek? bukankah kamu mencintai Arya?" tanya Barata dengan serius.

"Perasaanku ke Arya, harus aku hilangkan dan menggantinya dengan mencintaimu mas. Arya adalah masa laluku dan kamu adalah suamiku masa depanku." ucap Kinasih mengusap lembut wajah Barata yang memerah.

Hati Barata di penuhi rasa kebahagiaan, ada perasaan bersalah di hatinya saat berpikir hal yang negatif pada Kinasih, apalagi selingkuh di belakang Kinasih dengan Dhatu walau sebenarnya dia tidak menginginkannya.

"Maafkan aku ya dek, karena telah menyakiti hati kamu. Aku benar-benar khilaf, aku melakukannya tanpa sadar. Maafkan aku, aku berjanji aku tidak akan melakukannya lagi." ucap Barata dengan rasa penyesalan yang dalam.

"Aku sudah memaafkanmu, terkadang kita mempunyai masa lalu yang harus kita lupakan demi masa depan kita." ucap Kinasih dengan tersenyum lembut.

"Kamu memang berhati mulia, kamu selalu baik padaku. Aku semakin mencintaimu Dek." ucap Barata memeluk Kinasih dengan segenap perasaan.

"Aku juga mencintaimu mas, kita awali rumah tangga kita ini dengan hati dan cinta yang baru ya mas? kita lupakan masa lalu kita." ucap Kinasih dengan hati bahagia karena Barata sudah menyadari kesalahannya.

"Ya dek, aku berjanji padamu untuk menjadi suami yang baik bagimu." ucap Barata dengan tatapan penuh.

"Aamiin, oh ya mas...aku tadi sempat berpikir besok aku akan mengadakan rapat besar untuk memberitahu pada seluruh karyawan kalau aku akan mengundurkan diri dari jabatan CEO, dan kamu yang menggantikan aku mas." ucap Kinasih dengan sebuah senyuman menatap Barata yang pasti terkejut dengan apa yang di katakannya.

Barata terdiam menatap wajah Kinasih dengan perasaan tak percaya.

"Apa yang kamu katakan dek? kamu mau mengundurkan diri? dan aku yang menggantikan kamu? apa kamu tidak bercanda dek?" tanya Barata dengan kebahagiaan hati yang meluap-luap. Setelah mendapatkan cintanya Kinasih dan kepercayaannya kembali, sekarang dia mendapatkan jabatan yang selama ini jadi impiannya.