Untung saja Arimbi sempat memalingkan wajahnya kalau tidak, sudah pasti serpihan gelas yang pecah itu bisa membuat wajahnya terluka.
"BARA! HENTIKAN!! APA KAMU SUDAH GILA!" teriak Arimbi dengan suara begitu lantang, dia sudah menunjukkan amarahnya dengan wajah seram yang jarang ia tampilkan untuk Bara. Arimbi sempat menatap gelas yang sudah hancur itu, tangannya sudah mengepal erat karena Bara yang hendak menyakiti dirinya.
Bara hanya berdiri diam dengan tangan kiri yang memegangi tongkat penopang, menatap mencemooh pada Arimbi yang terlihat kesal padanya. Dia merasa senang karena sudah membuat Arimbi marah saat itu.
"Lihat, kan? Kamu tahu aku bisa menggila seperti ini!" jawab Bara. Satu tangan kanannya bersembunyi dibelakang punggungnya, dia sedang memegangi pisau oles yang ia dapatkan dari sarapan paginya.
"Pikiranmu sungguh kacau! Apa gunanya kamu mengamuk tak jelas seperti ini?" sindir Arimbi sambil dia melangkah dengan hati-hati agar bisa lebih dekat dengan Bara.