Tak berapa jauh Adrian dan Susi berjalan, mereka sudah berada didepan rumah Adrian. Ia mempersilahkan Susi masuk dan duduk. Susi tampak ragu, ragu apakah keputusannya sudah benar atau belum. Ia juga takut kalau nanti ada lagi ancaman dari Akbar pada keluarganya.
Adrian datang dari arah dapur membawa segelas teh hangat dan sepiring makanan. Ia duduk di hadapan Susi setelah meletakan piring di atas meja.
"Silahkan di minum nak Susi..!"
Susi mengangguk, ia masih belum juga bisa mengontrol rasa takut dan cemasnya, pikirannya masih terbayang-bayang dengan ancaman demi ancaman dari Akbar.
Teh di esapnya. Lalu menghela nafas panjangnya setelah meletakan kembali cangkir itu.
Keduanya terdiam, Adrian menunggu Susi berbicara. Namun Susi sedikit ragu dengan tindakannya ini.
"Apa yang mau nak Susi bicarakan pada saya?!" Tanya Adrian menatap lekat-lekat mata Susi.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください