webnovel

Ka, Aku Mencintainya!

Seorang gadis cantik bernama Nara yang memiliki kepribadian ceria, tidak pernah menyangka bahwa apa yang ia inginkan ketika ia asal bicara dapat terjadi begitu saja. Mungkin beberapa orang akan menyukainya jika hal yang mereka inginkan menjadi kenyataan! Tapi ... Dia tidak menginginkannya! Hal-hal gila terjadi padanya. Bagaimana perasaanmu jika jiwamu tertukar dengan jiwa kembaranmu sendiri? Apa yang harus Nara lakukan? Dan bagaimana dengan cinta pertamanya?

Gldseya · ファンタジー
レビュー数が足りません
228 Chs

Sesuai Rencana

Dru, Nate, dan Nara selama perjalanan tampak tenang satu sama lain, seolah mereka berada pada zona yang berbeda dengan pemikirannya masing masing.

Jika Dru memikirkan mengenai perkataan Ed yang membicarakan kecelakaan Craige, maka sebenarnya tak jauh berbeda dengan Nate, dan juga Nara hanya saja mereka memposisikan diri mereka seolah tak mengetahui masalah yang sebenarnya satu sama lain.

"Ah, kita sudah sampai, ayo kita masuk."

Baik Nara, dan Nate menganggukan kepalanya.

Tak berapa lama mereka melangkahkan kakinya masuk ke dalam lobby hotel, Nara yang sebelumnya masih memikirkan baik baik perkataan Nate refleks menahan tangan Dru yang berada di hadapannya.

"Ka, ada yang ingin ku bicarakan denganmu," kali ini nada bicara Nara sudah mulai terlihat seperti Nate yang mengambil sikap.

Nate yang berada di sebelah Nara melirik ke arah gadis itu memerhatikan raut wajah nya yang jauh terlihat serius tak seperti sebelum sebelumnya.

'Kurasa Nara sudah memikirkan matang matang perkataan ku tadi,' benak Nate setelah memerhatikan Nara yang menjadi sangat serius.

Dru yang jujur saja bingung dengan sikap Nara yang ia fikir adalah Nate hanya menyipitkan maniknya, dan tak lama menganggukan kepalanya.

Nate yang tahu diri bahwa kini ia sebagai Nara langsung mengambil perannya kembali.

Sebuah helaan nafas keras terdengar jelas dari belah bibir Nate.

"Aku tahu plasti kalian akan bilang bahwa kalian akan membicarakan masalah laki laki, yasudah aku akan langsung ke kamar ku, tak usah curiga aku akan menguping pembicaraan kalian," lirih Nate mengikuti gaya bicara Nara sembari menghentak-h hentakan kakinya mendahului langkah kaki Nara dan juga Dru.

Dru dan Nara hanya saling memandang satu sama lain, dan menatap Nate yang meninggalkan keduanya.

"Ada apa dengan adikmu?"

Nara mengendikkan bahunya pelan saat menjawab pertanyaan Dru.

'Woah, aku tak menyangka Nate dapat bersikap seperti itu? Apa aku memang suka merajuk seperti itu sehingga ia dapat memerankan sebagai diriku dengan baik? Kurasa jika dia telah kembali pada tubuhnya ia dapat menjadi seorang aktor yang baik.' Monolog Nara yang bukup terkejut dengan sikap Nate yang tak direncakanan.

Nate yang memasuki lift, langsung menghela nafasnya pelan, dan memegangi dadanya. Jujur saja ada sedikit perasaan takut jika yang lain justru mencurigai sikap nya.

'Semoga saja mereka tak merasa aneh dengan aktingku, Ugh ... bagaimana caranya aku bisa kembali ke tubuhku ? Semoga saja saat nanti aku dan Nara kembali dapat menemukan informasi yang diinginkan dan juga cara agar aku dapat kembali ke tubuhku semula.'

Baru saja lift hendak tertutup, Dru segera menahannya.

"Kau akan meninggalkan kakakmu karena kami tak mengajak mu membicarakan masalah laki laki?" Sindir Dru.

Nate memundurkan tubuhnya dengan wajah nya yang memalingkan dirinya ke arah lain.

"Woah, kau benar benar merajuk karena hal tadi?" Kali ini Nara yang berbicara menyudutkan Nate.

Dru yang tak ingin adanya keributan di antara keduanya akhirnya memisahkan mereka, dan menenangkan keduanya.

'Ternyata adikku bisa juga memainkan peran sebagai diriku.' Monolog Nate dalam hati yang menertawakan apa yang sedang mereka lakukan.

Dru yang melihat tingkah kedua adiknya hanya dapat menghela nafasnya. Ia tak menyangka adik nya terkadang terlihat sangat akur, tetapi terkadang bagai tikus dan kucing yang tak akur satu sama lain.

Ting

Pintu lift terbuka. Ketiga nya keluar dari lift tersebut dengan saling mendiamkan diri masing masing.

Sepertinya baik Nate dan Nara telah terlanjur masuk ke dalam perannya masing masing seakan mereka adalah seorang aktor yang sedang bermain dalam sebuah cerita yang akan di putar.

Dru yang melihat nya tak dapat berkata apa apa, toh ia rasa kedua adik nya sudah cukup dewasa, dan mengetahui mana yang baik dan buruk.

"Ka, ayo kita bicara," ujar Nara pada Dru sesaat ia memasuki penthouse tersebut, sedangkan Nate bergegas ke kamar nya.

"Sepertinya adikmu masih merajuk padamu."

Nara memutarkan maniknya malas.

"Biarkan saja, Nanti aku akan membujuknya, kau tenang saja Ka."

"Well baiklah."

Setelah nya Dru mengikuti langkah Nara ke tempat yang lebih tenang.

"Apa yang ingin kau bicarakan padaku Nate?"

Sejenak Nara memerhatikan wajah sang kakak, ingin memastikan apakah saat ini kakak nya dapat di komunikasikan atau tidak.

"Ka, apakah Dad dalam keadaan baik saja?"

Dru menghela nafasnya pelan. Sungguh sejujurnya ia tak berniat membicarakan hal ini, sebab ia tahu bahwa sejauh ini perkembangan ayahnya belum terlalu bagus.

"Statis, tetapi kau tenang saja, uncle Hence pastinya akan mencari cara terbaik untuk menyelamatkan Dad."

Nara menganggukan kepalanya pelan.

"Ka, kalau seandainya aku dan Nara kembali bagaimana? Ada ujian yang harus aku ikutin, Sedangakan Nara aku akan ajak karena aku tak tega melihat nya semakin terpuruk disini, kau tahu sendiri Nara sangat dekat sekali dengan Dad."

Dru tampak menganggukan kepalanya pelan, sebab ia sendiri sebenarnya mempertimbangkan hal yang sama dengan adiknya itu.

"Baiklah, besok aku akan mengaturnya untukmu dan Nara, tetapi ... kau yakin akan Nara akan mau mengikuti kemauan mu itu?" tanya Dru meragukannya.

"Aku akan mencobanya, kau percayakan saja padaku, walaupun kita sering bertengkar bukan berarti kita tak akur ka, hanya saja beberapa pernyataan kita saja yang terkadang bertentangan satu sama lain," lirih Nara mencoba meyakinkan Dru.

'Please ka, kau harus percayakan pada adikmu yang cantik ini.' Benak Nara dalam hati berharap Dru akan mengiyakannya.

"Baiklah, kau coba saja, jika kau berhasil membujuknya aku akan mengizinkan dan mengaturnya untuk kalian."

Nara menganggukan kepalanya dengan cepat, dan tak lupa ia juga mengucapkan terimakasih dengan Dru yang telah memberikan izin sekaligus mempercayakannya mengenai Nara.

'Good job Nara! Setelah ini kau harus mencari tahu mengenai masalah yang terjadi pada Dad.'

.

.

Nate yang sedang berada di kabarnya menunggu kabar dari Nara tampak sibuk mondar mandir di dalam kamarnya.

Sebenarnya ia memiliki keyakinan bahwa Nara akan berhasil membujuk sang kakak, tetapi tetap saja ia tak tenang sebelum Nara memberitahukan padanya bahwa ia berhasil membujuk Dru dan memperbolehkannya kembali pulang ke rumahnya untuk mendapatkan informasi kejelasan mengenai kecelakaan yang terjadi pada sang ayah.

Tok Tok Tok

'Nara! Apakah dia sudah selesai membicarakannya pada Ka Dru?'

"Ya, ada apa?"

"Ini aku ... Nate."

"UntuK apa kau kesini? Bukankah kalian lebih senang membicarakan sesama lelaki saja tanpa mengajakku?"

"Nar, bukalah ada yang ingin ku bicarakan padamu."

Nate menghentak - hentakkan kakinya pelan.

Ceklek

Nate memperhatikan sekeliling nya saat membuka pintu dan hanya ada Nara di hadapannya.

"Dimana Ka Dru?" tanya Nate berbisik.

Nara mengendikkan bahunya pelan.

"Masuklah."

(Bunyi pintu tertutup)

"Ck, kau sungguh luar biasa memainkan peran mu dengan baik, kurasa kau sanggup menjadi seorang aktor." Kekeh Nara setengah berbisik pada Nate.

———

Leave a comment, vote and gift